[Nasional-m] ahaya Laten dari GOL. Keturunan ARab (GOLKAR) di Indonesia model ini

nasional-m@polarhome.com nasional-m@polarhome.com
Tue, 15 Oct 2002 02:50:22 +0200


From:  casuya <casuya@i...>
Date:  Sun Oct 13, 2002  7:32 am
Subject:  WNI keturunan
--------------------------------------------------------------------------------\


Subject: Bahaya Laten dari GOL. Keturunan ARab (GOLKAR) di Indonesia model ini

Tulisan ini saya ambil dari SuaraPembaruan.com tertanggal 10 dan 11 Okt 2002 Dng
tegas di ceritakan oleh NU dan Muhammad Diah yg dikatakan bisa mewakili 95% umat
muslim di Indonesia, KASAD, Menko Kesra bahkan Gus Dur bahwa gerakan mareka ini
adalah TEROR yg bisa menjurus ke perpecahan dari Negara Kesatuan Republikj
Indonesia Mareka berbicara dng profokatif di media Radio, TV dan koran ttg
pembenaran yg dilakukan

1. Habib Jaffar Umar Talib, Laskar Jihad, Kasus Poso, Ambon yg minta korban
ribuan orang
2. Habib Resieq Shihab FPI Jakarta Perusakan tempat yg katanya Maksiat
3. Habib Abu Bakar Ba'asir, Ponpes Ikhwan Al Muslimin - Solo ,
4. Habib Husein Al Habshi, Tunanetra yg jadi otak Peledakan candi Borobudur dan
gereja2 di Indonesia

Tetapi hal yg demikian pentingnya tidak diperhatikan oleh Presiden RI

NU dan Muhammadiyah Harus Rumuskan Islam Otentik
JAKARTA - Organisasi besar Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan
Muhammadiyah harus menanggapi dengan serius munculnya gerakan Islam garis
keras di Indonesia yang dipimpin warga negara Indonesia (WNI) keturunan
Arab, dengan merumuskan program alternatif. Sebab, gerakan radikal yang
mereka pimpin itu adalah upaya untuk mencari Islam yang otentik di Indonesia.

Hal itu dikatakan Rektor Universitas Islam Negeri Jakarta, Azyumardi Azra
dalam seminar bertajuk "Arab dan Islam di Indonesia Dewasa Ini" yang
diselenggarakan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, di Jakarta, Rabu (9/10).
Tampil juga sebagai pembicara dalam seminar tersebut adalah peneliti senior
dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Riza Sihbudi.

Azyumardi mengidentifikasikan beberapa kelompok Islam radikal di Indonesia
yang dipimpin WNI keturunan Arab.
Dia mencontohkan Laskar Jihad dipimpin Ja'far Umar Thalib, Front Pembela
Islam (FPI) dipimpin Habib Rizieq Shihab, Majelis Mujahidin Indonesia
dipimpin Abu Bakar Baasir, dan Jamaah Ikhwan al-Muslimin Indonesia dipimpin
Habib Husein al Habshi.
"Mengamati pemahaman Islam, wacana dan praksis yang mereka kembangkan, maka
secara singkat kelompok-kelompok ini dapat dikategorisasikan sebagai
kelompok "salafi radikal" yang berorientasi kepada penegakan dan pengamalan
Islam yang murni, Islam otentik yang dipraktikkan Nabi Muhammad dan para
sahabatnya.
Mereka disebut salafi radikal karena cenderung menempuh pendekatan dan
cara-cara keras untuk mencapai tujuan, dari pada dengan pendekatan dan cara
damai dan persuasif," kata Azyumardi.

Cita-cita perjuangan seperti itu, lanjutnya, bisa dipahami karena secara
sosiologis dan historis WNI keturunan Arab di Indonesia beranggapan bahwa
mereka memiliki tugas untuk memurnikan Islam di Indonesia. Pasalnya, Islam
di Indonesia mereka lihat sebagai Islam yang tidak murni, Islam yang
bercampur baur dengan kepercayaan asli.

Kendati demikian, imbuhnya, sebetulnya Islam di Arab sendiri juga tidak
lebih baik dari Islam di negara lain, termasuk di Indonesia. Sebab, praktik
Islam yang tidak murni dan tidak otentik juga terdapat di Timur Tengah.
"Penyimpangan terhadap norma-norma Islam juga dapat ditemukan di mana-mana
di Timur Tengah," tegasnya.
Payahnya, pencarian Islam otentik seperti yang dipimpin WNI keturunan Arab
itu menjadi alternatif yang menarik bagi warga Islam pribumi.

Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Achmad Syafii Maarif dalam sambutan
pembukaannya menegaskan, gerakan Islam di Indonesia yang dipimpin WNI
keturunan Arab harus dilihat secara tajam. Sebab, orang yang mengaku
keturunan Arab belum tentu mengetahui Islam dengan baik.

Sedangkan Riza Sihbudi mengemukakan, WNI keturunan Arab di Indonesia tidak
terlepas dari klan atau hubungan kekekeluargaan di Arab. Karena itu, konflik
antarklan di Arab juga diikuti oleh WNI keturunan Arab di Indonesia. (AD/Y-3)

TNI AD Sudah Identifikasi Kelompok Garis Keras

JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) sudah
mengidentifikasi kelompok-kelompok garis keras di Indonesia. TNI AD siap
melaksanakan perintah dari Presiden Megawati Soekarnoputri untuk menindak
keras kelompok-kelompok itu.

"Kalau mereka keras dalam prinsip, tidak apa-apa. Tapi kalau mereka keras
dalam melakukan tindak kejahatan, ya, kami tangani. TNI dan Polri siap
menghadapi kelompok-kelompok yang mengganggu keamanan di Indonesia,"

Sebelumnya, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Jusuf
Kalla mengatakan, pemerintah akan menindak tegas kelompok-kelompok garis
keras di Indonesia.

"Dulu mereka dibiarkan, sekarang tidak lagi. Pemerintah harus lebih kuat
dari garis keras mana pun yang mencoba mengganggu ketenangan bangsa," kata
Menko Kesra di hadapan peserta Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan
Gereja-gereja di Indonesia, di Tanah Toraja, Sulawesi Selatan.

"Sampai saat ini memang belum ada perintah dari Presiden untuk menindak
mereka. Tapi, jika terjadi apa-apa, kami siap untuk membukanya. Intelijen
TNI AD sudah bekerja maksimal dalam mengidentifikasi kelompok-kelompok
itu," kata Ryamizard.

Motivasi kelompok-kelompok garis keras itu bermacam-macam. Sebagian besar
mereka ingin membuat kacau di Indonesia dan sebagian lagi ingin memisahkan
diri dengan Indonesia. "Mereka tidak hanya bersifat separatis tetapi banyak
yang cuma membuat kacau bangsa kita," katanya. (O-1)