[Nasional-m] Depag Ajukan Tambahan 99.076 Guru Agama

Ambon nasional-m@polarhome.com
Fri Sep 6 02:01:48 2002


Suara Merdeka
Jumat, 6 September 2002 Berita Utama

Depag Ajukan Tambahan 99.076 Guru Agama

SEMARANG - Departemen Agama (Depag), kata Menag Prof Dr Said Agil Husin
Al-Munawar, saat ini telah mengajukan tambahan guru 99.076 orang. Kebijakan
ini untuk mengatasi kekurangan guru agama dan madrasah di seluruh pelosok
Tanah Air.
"Tambahan guru yang diajukan Depag tersebut insya Allah pada tahun 2003 akan
terpenuhi, karena Presiden Megawati Soekarnoputri peduli pada masalah ini,"
kata Menag di sela-sela caramah ilmiah di aula kampus Universitas Wahid
Hasyim (UWH) Semarang, Jl Menoreh Tengah X/22A, kemarin sore.
Kegiatan itu dalam rangka Dies Natalis II perguruan tinggi tersebut. Hadir
pada kesempatan itu Rektor UWH Drs H Noor Achmad MA, Kakanwil Depag Drs HM
Chabib Thoha MA, Ketua Yayasan KH Drs Syamsuddin Anwar, Ketua PWNU Jateng
Drs H Mohammad Adnan MA, Ketua MUI Jateng Drs H Ali Mufiz MPA.
Setelah dari UWH, semalam Menag mengikuti majelis mujahadah di calon lokasi
Masjid Agung Jateng, Jl Gajah, Semarang. Rencananya, peletakan batu pertama
pembangunan tempat ibadah itu baru akan dilakukan pagi ini dan akan dihadiri
Gubernur H Mardiyanto.
Menag menambahkan, tahun ini Depag mendapat tambahan 30.000 guru, sedangkan
Depdiknas mendapatkan alokasi 70.000 guru dari 450.000 kebutuhan tenaga
pendidik.
Dia menambahkan, guru agama atau guru madrasah tidak harus lulusan Fakultas
Tarbiyah. Lulusan di luar fakultas itu bisa menjadi guru dengan cara
mengikuti penataran selama 6-8 bulan.
Permasalahan atau kesulitan yang dihadapi guru selama ini, lanjutnya, antara
lain tingkat kesejahteraannya rendah. Kemudian sarana dan prasarana
pendidikan kurang memadai. "Kondisi riil seperti itu jelas mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan madrasah."
Dia menjelaskan, otonomi pendidikan madrasah tahun 2003 baru akan
dilaksanakan di dua daerah, yakni Kabupaten Kuningan (Jabar) dan Kabupaten
Lamongan (Jatim). Otonomi pendidikan tersebut akan menjadikan pemerintah
sebagai fasilitator.
Menurutnya, otonomi pendidikan tidak membedakan sekolah negeri dan swasta.
Dengan kata lain, akan terjadi peningkatan kualitas SDM yang sama.
Pada kesempatan itu, Menag juga menyinggung masih banyak siswa beragama
Islam belum mampu membaca kitab suci. Karena itu, dia mengajak para pihak
terkait untuk merumuskan metode yang paling tepat, sehingga masalah tersebut
segera dapat terselesaikan.
Seusai ceramah ilmiah, Menag memberikan bantuan dana Rp 40 juta tunai kepada
UWH. Bantuan itu diterima langsung Rektor Drs H Noor Achmad MA.
Saat menyinggung soal kasus penggalian prasasti Batu Tulis, dia menyatakan,
tidak mau berbicara satu kata pun tentang masalah itu. Karena masalah
tersebut sudah dianggap selesai.
"Ini perlu saya tegaskan agar para wartawan tidak kecewa. Masalah itu sudah
dianggap selesai," ujarnya. (D10-29t)