[Nasional-m] Pertamina Impor Minyak Mentah dari Aljazair

Ambon nasional-m@polarhome.com
Sat Sep 7 22:48:01 2002


Dulu tahun 1970-an, ketika perusahaan minyak di seluruh dunia mengeruk laba
yang luar biasa, hanya satu-satu perharusaan yang rugi ialah Pertamina.

Sekarang mulai mengimpor minyak, karena pasar minyak Eurapa jenuh. Untuk
Impor perlu punya kapal.  Kapal dibeli (mark up)  atau dicharter dengan
harga mahal?

Pertamina sapi perah yang sehat?
--------

SUARA PEMBARUAN DAILY

10 Juta Barel Per Tahun
Pertamina Impor Minyak Mentah dari Aljazair

Pertamina mulai tahun ini mengimpor minyak mentah ringan langsung dari
Aljazair dengan volume 10 juta barel per tahun. Impor minyak secara langsung
itu merupakan satu upaya untuk melakukan efisiensi, karena selama ini
Pertamina membeli minyak melalui para pedagang di pasar spot Singapura.
Direktur Utama Pertamina Baihaki Hakim, di Aljir, Aljazair, Jumat (6/9)
waktu setempat mengungkapkan, pembelian langsung minyak ringan dari
Sonatrach (perusahaan minyak milik Pemerintah Aljazair) tersebut, diharapkan
dapat menghemat biaya sekitar US$ 30 sen dolar Amerika Serikat (AS) hingga
40 sen dolar AS per barel, yang selama ini menjadi margin keuntungan bagi
para pedagang di pasar spot Singapura.
Ditambahkan, selama ini, Pertamina selalu membeli minyak ringan asal Timur
Tengah melalui tiga pedagang di Singapura, yakni Novaco, Petro Invest dan
Ocean Pac. "Kita telah melakukan pendekatan ke pihak Sonatrach, apa bisa
Pertamina membeli minyak secara langsung, dan ternyata disetujui. Pengapalan
perdana sebesar 900 ribu barel telah dilakukan Kamis (5/9) malam melalui
Terusan Suez menuju Kilang Balikpapan," kata Baihaki seperti dilaporkan
Wartawan Pembaruan, Aditya L Djono dari Aljir, Aljazair.
Nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Pertamina dan
Sonatrach sendiri baru ditandatangani Sabtu (7/9), usai pertemuan antara
Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika,
di Istana Kepresidenan Mouradia, Alger. Diharapkan, setelah penandatanganan
MoU tersebut, Pertamina akan melakukan pembelian secara kontrak dari
Sonatrach selama setahun, dengan volume 10 juta barel per tahun.
Pada tahun kedua, diharapkan pembelian secara langsung bisa ditingkatkan
menjadi 20 juta barel per tahun. Rencana peningkatan volume pembelian itu
sendiri, lanjutnya, sesuai dengan rencana Pertamina untuk membeli kapal
tanker berukuran besar dengan kapasitas 1,8 juta barel sampai 2 juta barel
(very large crude carrier/VLCC) sebanyak dua buah.
Dengan peningkatan menjadi 20 juta barel per tahun dan dengan menggunakan
kapal tanker milik sendiri, diperkirakan penghematan yang bisa dilakukan
Pertamina bisa mencapai US$ 1 per barel. Selain dari Aljazair, Baihaki
mengungkapkan, Pertamina juga berencana untuk mengimpor minyak mentah jenis
ringan secara langsung dari Nigeria.
Akan tetapi, lanjutnya, hal itu sulit dilakukan dengan perusahaan minyak
milik Pemerintah Nigeria. Dengan demikian, Pertamina menjalin hubungan
dengan perusahaan minyak swasta dari negara itu, dalam rangka pembelian.
"Kita harapkan awal tahun depan, pembelian dari Nigeria sudah bisa
direalisasi sebesar 10 juta barel per tahun. Rencananya ini untuk memenuhi
kebutuhan pasokan untuk Kilang Plaju dan Balikpapan," ungkapnya.
Selama ini, lanjutnya, Pertamina telah membeli secara langsung minyak mentah
jenis ringan dari Arab Saudi dengan volume 36 juta barel per tahun, untuk
memenuhi pasokan Kilang Cilacap. Total keseluruhan impor minyak Indonesia
sendiri sebesar 120 juta barel per tahun. Impor minyak mentah jenis ringan
tersebut, menurut Baihaki, sangat penting dilakukan Pertamina, karena minyak
mentah yang dihasilkan di Indonesia berjenis berat. Padahal untuk bahan
bakar minyak jenis premium dan minyak tanah yang banyak dikonsumsi
masyarakat, bahan bakunya adalah minyak ringan.
Sementara minyak berat yang dihasilkan Pertamina, umumnya diekspor ke
Jepang, mengingat kilang minyak di negara tersebut telah mampu untuk
mengolahnya.
Selain perjanjian pembelian minyak mentah, Pertamina dan Sonatrach juga
menjalin kerja sama dalam perdagangan gas alam cair (liquified petroleum
gas/LPG). Sebagai salah satu penghasil LPG terbesar di dunia, jelas Baihaki,
selama ini Sonatrach memiliki pasar utama di Eropa. "Karena pasar Eropa
sudah jenuh," jelasnya.


Last modified: 7/9/2002