[Nasional-m] Fw: melepaskan diri

Benny Susetyo, Pr nasional-m@polarhome.com
Wed Feb 19 17:52:09 2003


This is a multi-part message in MIME format.

------=_NextPart_000_0014_01C2D6C9.74AD9A20
Content-Type: text/plain;
	charset="Windows-1252"
Content-Transfer-Encoding: quoted-printable


----- ----- Sinar Harapan=20
Melepaskan Diri dari =94Dependensia=94 =20
  Rm Benny Susetyo

  =20

  Tumbangnya Uni Soviet (USSR) sebagai nisbat dari dunia komunisme =
sangat boleh jadi bukan cermin runtuhnya sosialisme baik dalam konteks =
ideologi maupun gerakan, secara keseluruhan maupun parsial. Namun boleh =
jadi pula, =94tidak bergemanya=94 komunisme-sosialisme dalam pelbagai =
perubahan sosial di dunia internasional merupakan pertanda bahwa =
kehidupan dunia lebih dicerminkan dalam perilaku kapitalisme (yang sudah =
mengglobal).

  YB Mangunwijaya (Romo Mangun) kerap menyatakan bahwa sesungguhnya yang =
terjadi di dunia ini bukanlah kapitalisme an sich sebagaimana Adam Smith =
mengajarkannya dalam The Wealth of Nations. Romo Mangun lebih memilih =
argumen bahwa di antara kapitalisme dan sosialisme telah bercampur =
menjadi sebuah pola tertentu, yang tentu sulit dianalisis dengan =
kacamata pandang salah satunya, yang subjektif. Skandinavia sering =
beliau contohkan dalam konteks ini. Demikian pula dengan Giddens. The =
Third Way (Jalan Ketiga) yang ia maksud juga merujuk ke sana.

  Jika kita tarik agak ke belakang, atau jika kapitalisme boleh kita =
jadikan sebagai unit analisis untuk mencandra pelbagai persoalan dunia =
ini, maka pelbagai kelemahan yang dimiliki kapitalisme sampai sekarang =
masih belum bisa diatasi. Kelemahan utama kapitalisme sebagai sebuah =
ideologi adalah peluangnya untuk melahirkan kesenjangan sosial, daik =
dalam konteks lokal, nasional maupun internasional.

  Memang kapitalisme telah berhasil menciptakan peradaban dunia baru =
yang berkembang luar biasa dibandingkan dengan ratusan tahun lalu. =
Terakhir, ia melahirkan internet, yang mampu mengatasi kendala ruang dan =
waktu. Namun jika dibandingkan dengan kerugian yang ditimbulkannya, =
kapitalisme lebih banyak merusak daripada membangun. Jika =
=94humanisme=94 dan =94kebebasan bertindak=94 yang dijadikan slogan =
akhir-akhir ini, nyatanya, di negara-negara di mana kapitalisme =
dibekukan ke dalam otaknya, =94humanisme=94 itu tak lebih sebagai slogan =
saja!

  Di sinilah kita bisa melihat dengan jernih berbagai persoalan yang =
terjadi di dunia internasional, berikut percikan-percikan yang terjadi =
dalam skala nasional. Di balik semua keruwetan yang ada, kapitalisme =
justru melahirkan penindasan dan ketidakadilan. Konflik AS dan Irak, =
Palestina dan Israel, atau berbagai problem yang mengiringi isu =
terorisme internasional sebenarnya bermuara pada sebuah kenyataan: Tata =
dunia baru tak pernah terwujud. Negara dunia ketiga semakin kehabisan =
energi untuk melawan, atau setidaknya menaikkan bargain position dengan, =
negara maju. Sebutlah AS. Konsekuensi tak tertolak yang terjadi adalah =
ketidakseimbangan. Negara maju merasakan dirinya lebih hebat, dan bisa =
mendikte berbagai persoalan suatu bangsa, terutama yang terkategori =
dalam dunia ketiga. Sebutlah Indonesia. Dalam konteks ini pula kita bisa =
mengatakan bahwa kapitalisme global menjadi satu-satunya kebenaran bagi =
dunia saat ini.

  Persaingan global diumumkan dan dilegitimasi ke dalam aturan-aturan =
internasional. Nyaris tidak kesempatan bagi negara dunia ketiga untuk =
berpikir menghadapi aturan-aturan yang bersifat memaksa itu. Maka =
lahirlah situasi yang mengerikan itu, neoimperialisme: penjajahan yang =
bersifat psikis, dengan dampak fisik yang sanga terasa. Negara =
berkembang menjadi negara terjajah baru, sebab di dalamnya diciptakan =
ketergantungan (dependensia) politik, ekonomi, budaya hingga pangan. =
Lewat politik pangan, negara berkembang menjadi sangat tergantung pada =
negara maju. Mereka terkungkung dalam jeratan mekanisme pasar, yang =
tentu saja tidak menolerir rasa lapar. Di sini berlaku =94politik =
darwinisme=94: mundur tersungkur, diam terbungkam, dan maju terantuk.

  Efek yang secara langsung bisa dirasakan adalah, terjadinya berbagai =
gesekan dan ketegangan di internal politik ekonomi suatu negara. Di =
Indonesia, persoalan kenaikan BBM, isu terorisme, separatisme dan =
seterusnya adalah contoh-contoh yang tidak bisa dihindari dalam =
perbicangan Indonesia di tengah dunia internasional. Di Amerika Latin, =
Argentina harus terguncang, dan di Afrika kemiskinan (struktural) =
menjadi santapan sehari-hari. Bagi mereka, termasuk kita, seakan dunia =
terbentang tanpa harapan. Singkatnya, dunia ketiga semakin resah dan =
gelisah dalam perekonomian dan kondisi perpolitikan mereka.

  Keresahan itu sebenarnya telah lama disuarakan Paus. Paus secara jelas =
mengatakan keadilan akan tercipta bila tata dunia baru yang adil dan =
seimbang juga diciptakan. Tata dunia baru itu memerlukan kesepahaman =
antara negara maju dan berkembang. Negara maju memberikan kesempatan =
bagi negara berkembang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. =
Negara berkembang serius mengatasi problem kehidupan negaranya.

  Kembali pada kapitalisme sebagai =94satu-satunya=94 cara dan sarana =
berpikir. Saat ini kita menghadapi kenyataan semakin mengguritanya =
kapitalisme, yang measuk mengintervensi sebagian besar dimensi alam =
pikir manusia. Ada kondisi semacam kebuntuan pikir manusia untuk =
merevisi kapitalisme yang makin hari makin menindas (dengan berbagai =
kebijakannya). Manusia tanpa sadar telah diajak memasuki dunia yang =
serba mekanis, serba mesin, serba internet, serba informatif, serba =
digital dan seterusnya. Keramahan terhadap kemanusiaan kian hari kian =
memudar, habis terkikis oleh keserakahan menumpuk modal =
setinggi-tingginya.=20

  Apa pasal? Kalau memang kapitalisme berinisiatif menciptakan =
perdamaian, mengapa ia harus memulai peperangan? Perdamaian sejati akan =
tercipta bila ada keadilan yang sesungguhnya, demikian argumen Paus =
Yohanes Paulus II. Paus menolak intervensi AS ke Irak atas dasar =
semangat kemanusiaan dan keadilan. Penolakan Paus atas intervensi AS ke =
Irak didasarkan realitas bahwa perang bukan satu-satunya jalan =
menyelesaikan persoalan.

  =20

   Masih banyak jalan untuk menyelesaikan persoalan, misalnya melalui =
dialog. Inti dialog adalah menciptakan kesetaraan antara satu dengan =
yang lain. Di balik itu, Paus konsisten pada argumen realitas politik =
harus tunduk pada realitas moral.=20

  Dalam pertemuan Menlu Inggris di Kantor PBNU beberapa saat lalu, =
tokoh-tokoh agama yang bergabung dalam Gerakan Moral Nasional, =
menyatakan sikap pro-perang merupakan sikap reaktif yang tidak saja =
menyusahkan di kemudian hari melainkan juga tak pernah bisa =
menyelesaikan persoalan. Ini merupakan imajinasi politik, dan juga =
hegomoni kuasa tunggal kapitalisme global. Imajinasi hanya muncul =
sekali, dan pada saatnya akan tenggelam. Keruwetan di berbagai negara =
dunia ketiga sekarang ini justru tercipta akibat buntunya kesempatan =
untuk berpikir =94tidak=94 pada kapitalisme sebagaimana AS memberikan =
pemahaman kepada negara-negara lain.

  Di Indonesia, persoalan di atas setidaknya bisa dihadapi dengan =
ketegasan dan kewibawaan negara yang tinggi. Kita perlu memiliki sistem =
politik yang tegas dan pimpinan politik yang tidak mudah disetir pihak =
asing. Generasi Indonesia perlu diberikan bekal untuk menghadapi =
globalisasi dengan kemandirian berpikir dan bertindak. Generasi baru =
Indonesia jangan diajarkan menjual aset-aset negara seperti halnya =
=94bakul sayur=94 yang setiap pagi wajib menjual dagangannya di pasar =
tradisional. Indonesia bukan barang dagangan yang bisa dijual dengan =
seenaknya, sebagaimana elit kita hari ini sering mengajarkannya. Maka, =
melepaskan diri dari ketergantungan pada IMF, Word Bank dan =
negara-negara donor lainnya, CGI misalnya adalah keniscayaan yang sulit =
ditunda-tunda lagi! Dan itu hanya bisa dilakukan jika elit kita =
bersungguh-sungguh untuk membawa Indonesia maju ke depan, bukan malah =
memurukkannya. Maka, marilah serius melepaskan diri dari dependensia dan =
memulai hidup baru dengan kemandirian.

  =20

  Penulis adalah pemerhati sosial,=20

  tinggal di Malang.

  =20

   =20

   =20

    =20

  =20


------=_NextPart_000_0014_01C2D6C9.74AD9A20
Content-Type: text/html;
	charset="Windows-1252"
Content-Transfer-Encoding: quoted-printable

<!DOCTYPE HTML PUBLIC "-//W3C//DTD HTML 4.0 Transitional//EN">
<HTML xmlns:o =3D "urn:schemas-microsoft-com:office:office"><HEAD>
<META http-equiv=3DContent-Type content=3D"text/html; =
charset=3Dwindows-1252">
<META content=3D"MSHTML 5.50.4807.2300" name=3DGENERATOR>
<STYLE></STYLE>
</HEAD>
<BODY bgColor=3D#ffffff>
<DIV><FONT face=3DArial size=3D2></FONT>&nbsp;</DIV>
<DIV style=3D"FONT: 10pt arial">----- ----- <FONT face=3DArial =
size=3D2>Sinar Harapan=20
</FONT></DIV>
<DIV style=3D"FONT: 10pt arial"><FONT face=3DArial size=3D2>Melepaskan =
Diri dari=20
=94Dependensia=94<SPAN style=3D"mso-spacerun: yes">&nbsp; =
</SPAN><o:p></o:p></DIV>
<BLOCKQUOTE dir=3Dltr=20
style=3D"PADDING-RIGHT: 0px; PADDING-LEFT: 5px; MARGIN-LEFT: 5px; =
BORDER-LEFT: #000000 2px solid; MARGIN-RIGHT: 0px">
  <DIV>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify">Rm Benny =
Susetyo<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: =
justify">&nbsp;<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify">Tumbangnya Uni =
Soviet (USSR)=20
  sebagai nisbat dari dunia komunisme sangat boleh jadi bukan cermin =
runtuhnya=20
  sosialisme baik dalam konteks ideologi maupun gerakan, secara =
keseluruhan=20
  maupun parsial. Namun boleh jadi pula, =94tidak bergemanya=94 =
komunisme-sosialisme=20
  dalam pelbagai perubahan sosial di dunia internasional merupakan =
pertanda=20
  bahwa kehidupan dunia lebih dicerminkan dalam perilaku kapitalisme =
(yang sudah=20
  mengglobal).<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify">YB Mangunwijaya =
(Romo Mangun)=20
  kerap menyatakan bahwa sesungguhnya yang terjadi di dunia ini bukanlah =

  kapitalisme an sich sebagaimana Adam Smith mengajarkannya dalam The =
Wealth of=20
  Nations. Romo Mangun lebih memilih argumen bahwa di antara kapitalisme =
dan=20
  sosialisme telah bercampur menjadi sebuah pola tertentu, yang tentu =
sulit=20
  dianalisis dengan kacamata pandang salah satunya, yang subjektif. =
Skandinavia=20
  sering beliau contohkan dalam konteks ini. Demikian pula dengan =
Giddens. The=20
  Third Way (Jalan Ketiga) yang ia maksud juga merujuk ke =
sana.<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify">Jika kita tarik =
agak ke=20
  belakang, atau jika kapitalisme boleh kita jadikan sebagai unit =
analisis untuk=20
  mencandra pelbagai persoalan dunia ini, maka pelbagai kelemahan yang =
dimiliki=20
  kapitalisme sampai sekarang masih belum bisa diatasi. Kelemahan utama=20
  kapitalisme sebagai sebuah ideologi adalah peluangnya untuk melahirkan =

  kesenjangan sosial, daik dalam konteks lokal, nasional maupun=20
  internasional.<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify">Memang kapitalisme =
telah=20
  berhasil menciptakan peradaban dunia baru yang berkembang luar biasa=20
  dibandingkan dengan ratusan tahun lalu. Terakhir, ia melahirkan =
internet, yang=20
  mampu mengatasi kendala ruang dan waktu. Namun jika dibandingkan =
dengan=20
  kerugian yang ditimbulkannya, kapitalisme lebih banyak merusak =
daripada=20
  membangun. Jika =94humanisme=94 dan =94kebebasan bertindak=94 yang =
dijadikan slogan=20
  akhir-akhir ini, nyatanya, di negara-negara di mana kapitalisme =
dibekukan ke=20
  dalam otaknya, =94humanisme=94 itu tak lebih sebagai slogan =
saja!<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify">Di sinilah kita =
bisa melihat=20
  dengan jernih berbagai persoalan yang terjadi di dunia internasional, =
berikut=20
  percikan-percikan yang terjadi dalam skala nasional. Di balik semua =
keruwetan=20
  yang ada, kapitalisme justru melahirkan penindasan dan ketidakadilan. =
Konflik=20
  AS dan Irak, Palestina dan Israel, atau berbagai problem yang =
mengiringi isu=20
  terorisme internasional sebenarnya bermuara pada sebuah kenyataan: =
Tata dunia=20
  baru tak pernah terwujud. Negara dunia ketiga semakin kehabisan energi =
untuk=20
  melawan, atau setidaknya menaikkan bargain position dengan, negara =
maju.=20
  Sebutlah AS. Konsekuensi tak tertolak yang terjadi adalah =
ketidakseimbangan.=20
  Negara maju merasakan dirinya lebih hebat, dan bisa mendikte berbagai=20
  persoalan suatu bangsa, terutama yang terkategori dalam dunia ketiga. =
Sebutlah=20
  Indonesia. Dalam konteks ini pula kita bisa mengatakan bahwa =
kapitalisme=20
  global menjadi satu-satunya kebenaran bagi dunia saat =
ini.<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify">Persaingan global =
diumumkan dan=20
  dilegitimasi ke dalam aturan-aturan internasional. Nyaris tidak =
kesempatan=20
  bagi negara dunia ketiga untuk berpikir menghadapi aturan-aturan yang =
bersifat=20
  memaksa itu. Maka lahirlah situasi yang mengerikan itu, =
neoimperialisme:=20
  penjajahan yang bersifat psikis, dengan dampak fisik yang sanga =
terasa. Negara=20
  berkembang menjadi negara terjajah baru, sebab di dalamnya diciptakan=20
  ketergantungan (dependensia) politik, ekonomi, budaya hingga pangan. =
Lewat=20
  politik pangan, negara berkembang menjadi sangat tergantung pada =
negara maju.=20
  Mereka terkungkung dalam jeratan mekanisme pasar, yang tentu saja =
tidak=20
  menolerir rasa lapar. Di sini berlaku =94politik darwinisme=94: mundur =
tersungkur,=20
  diam terbungkam, dan maju terantuk.<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify">Efek yang secara =
langsung bisa=20
  dirasakan adalah, terjadinya berbagai gesekan dan ketegangan di =
internal=20
  politik ekonomi suatu negara. Di Indonesia, persoalan kenaikan BBM, =
isu=20
  terorisme, separatisme dan seterusnya adalah contoh-contoh yang tidak =
bisa=20
  dihindari dalam perbicangan Indonesia di tengah dunia internasional. =
Di=20
  Amerika Latin, Argentina harus terguncang, dan di Afrika kemiskinan=20
  (struktural) menjadi santapan sehari-hari. Bagi mereka, termasuk kita, =
seakan=20
  dunia terbentang tanpa harapan. Singkatnya, dunia ketiga semakin resah =
dan=20
  gelisah dalam perekonomian dan kondisi perpolitikan =
mereka.<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify">Keresahan itu =
sebenarnya telah=20
  lama disuarakan Paus. Paus secara jelas mengatakan keadilan akan =
tercipta bila=20
  tata dunia baru yang adil dan seimbang juga diciptakan. Tata dunia =
baru itu=20
  memerlukan kesepahaman antara negara maju dan berkembang. Negara maju=20
  memberikan kesempatan bagi negara berkembang untuk meningkatkan =
kualitas hidup=20
  masyarakatnya. Negara berkembang serius mengatasi problem kehidupan=20
  negaranya.<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify">Kembali pada =
kapitalisme=20
  sebagai =94satu-satunya=94 cara dan sarana berpikir. Saat ini kita =
menghadapi=20
  kenyataan semakin mengguritanya kapitalisme, yang measuk =
mengintervensi=20
  sebagian besar dimensi alam pikir manusia. Ada kondisi semacam =
kebuntuan pikir=20
  manusia untuk merevisi kapitalisme yang makin hari makin menindas =
(dengan=20
  berbagai kebijakannya). Manusia tanpa sadar telah diajak memasuki =
dunia yang=20
  serba mekanis, serba mesin, serba internet, serba informatif, serba =
digital=20
  dan seterusnya. Keramahan terhadap kemanusiaan kian hari kian memudar, =
habis=20
  terkikis oleh keserakahan menumpuk modal setinggi-tingginya. =
<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify">Apa pasal? Kalau =
memang=20
  kapitalisme berinisiatif menciptakan perdamaian, mengapa ia harus =
memulai=20
  peperangan? Perdamaian sejati akan tercipta bila ada keadilan yang=20
  sesungguhnya, demikian argumen Paus Yohanes Paulus II. Paus menolak =
intervensi=20
  AS ke Irak atas dasar semangat kemanusiaan dan keadilan. Penolakan =
Paus atas=20
  intervensi AS ke Irak didasarkan realitas bahwa perang bukan =
satu-satunya=20
  jalan menyelesaikan persoalan.<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: =
justify">&nbsp;<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify"><SPAN=20
  style=3D"mso-spacerun: yes">&nbsp;</SPAN>Masih banyak jalan untuk =
menyelesaikan=20
  persoalan, misalnya melalui dialog. Inti dialog adalah menciptakan =
kesetaraan=20
  antara satu dengan yang lain. Di balik itu, Paus konsisten pada =
argumen=20
  realitas politik harus tunduk pada realitas moral. <o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify">Dalam pertemuan =
Menlu Inggris=20
  di Kantor PBNU beberapa saat lalu, tokoh-tokoh agama yang bergabung =
dalam=20
  Gerakan Moral Nasional, menyatakan sikap pro-perang merupakan sikap =
reaktif=20
  yang tidak saja menyusahkan di kemudian hari melainkan juga tak pernah =
bisa=20
  menyelesaikan persoalan. Ini merupakan imajinasi politik, dan juga =
hegomoni=20
  kuasa tunggal kapitalisme global. Imajinasi hanya muncul sekali, dan =
pada=20
  saatnya akan tenggelam. Keruwetan di berbagai negara dunia ketiga =
sekarang ini=20
  justru tercipta akibat buntunya kesempatan untuk berpikir =94tidak=94 =
pada=20
  kapitalisme sebagaimana AS memberikan pemahaman kepada negara-negara=20
  lain.<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify">Di Indonesia, =
persoalan di atas=20
  setidaknya bisa dihadapi dengan ketegasan dan kewibawaan negara yang =
tinggi.=20
  Kita perlu memiliki sistem politik yang tegas dan pimpinan politik =
yang tidak=20
  mudah disetir pihak asing. Generasi Indonesia perlu diberikan bekal =
untuk=20
  menghadapi globalisasi dengan kemandirian berpikir dan bertindak. =
Generasi=20
  baru Indonesia jangan diajarkan menjual aset-aset negara seperti =
halnya =94bakul=20
  sayur=94 yang setiap pagi wajib menjual dagangannya di pasar =
tradisional.=20
  Indonesia bukan barang dagangan yang bisa dijual dengan seenaknya, =
sebagaimana=20
  elit kita hari ini sering mengajarkannya. Maka, melepaskan diri dari=20
  ketergantungan pada IMF, Word Bank dan negara-negara donor lainnya, =
CGI=20
  misalnya adalah keniscayaan yang sulit ditunda-tunda lagi! Dan itu =
hanya bisa=20
  dilakukan jika elit kita bersungguh-sungguh untuk membawa Indonesia =
maju ke=20
  depan, bukan malah memurukkannya. Maka, marilah serius melepaskan diri =
dari=20
  dependensia dan memulai hidup baru dengan kemandirian.<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: =
justify">&nbsp;<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify">Penulis adalah =
pemerhati=20
  sosial, <o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify">tinggal di=20
  Malang.<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: =
justify">&nbsp;<o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify"><SPAN=20
  style=3D"mso-spacerun: yes">&nbsp; </SPAN><o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify"><SPAN=20
  style=3D"mso-spacerun: yes">&nbsp; </SPAN><o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal style=3D"TEXT-ALIGN: justify"><SPAN=20
  style=3D"mso-spacerun: yes">&nbsp;&nbsp; </SPAN><o:p></o:p></P>
  <P class=3DMsoNormal=20
  style=3D"TEXT-ALIGN: =
justify">&nbsp;<o:p></o:p></P></FONT></DIV></BLOCKQUOTE></BODY></HTML>

------=_NextPart_000_0014_01C2D6C9.74AD9A20--