[Nasional-m] OPEC Tambah Produksi 1 Juta Barel

Ambon nasional-m@polarhome.com
Sun, 12 Jan 2003 20:45:46 +0100


Media Indonesia
Senin, 13 Januari 2003

OPEC Tambah Produksi 1 Juta Barel


JAKARTA (Media): Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat
meningkatkan produksi untuk mengantisipasi lonjakan harga akibat berlarutnya
krisis Venezuela dan kemungkinan perang Irak.

Arab Saudi sebagai salah satu produsen minyak terbesar menegaskan bahwa
mereka telah memproduksi minyak untuk mengisi kekosongan sebanyak dua juta
barel sehari bagi konsumsi pasar dunia.

''Tidak akan ada kekosongan produksi. Kami tidak akan pernah mengizinkan
kekosongan tersebut,'' kata Menteri Perminyakan Arab Saudi, Ali al-Naimi,
menjelang pertemuan darurat OPEC di Wina, Austria, kemarin.

Selain itu, OPEC juga akan berupaya mencegah terjadinya lonjakan harga
minyak yang akan berakibat buruk pada pertumbuhan ekonomi dan memengaruhi
permintaan minyak mentah dunia. Harga minyak AS kini meningkat di atas US$33
per barel untuk pertama kalinya dalam dua tahun ini. Pada Jumat (10/1) harga
minyak AS mencapai US$31,58 per barel.

Menurut Naimi, negaranya akan mengeluarkan hingga 10 juta barel per hari
selama dua pekan ke depan, atau dua juta barel lebih tinggi dari perkiraan
output minyak Arab Saudi per Desember 2002.

''Produksi kami dapat mencapai 10,5 juta barel, tetapi kami akan membutuhkan
waktu 90 hari bagi pengurusan administrasi kontrak untuk rig ekstra dengan
perusahaan pengeboran,'' ujarnya.

Dalam pertemuannya sejak Sabtu (11/1), para menteri perminyakan OPEC
berkonsentrasi pada pembahasan masalah kenaikan produksi minyak, sebagai
upaya menurunkan harga di pasaran berkaitan dengan aksi pemogokan buruh
minyak di Venezuela selama enam minggu dan ancaman invasi AS terhadap Irak.

Mereka juga menegosiasikan pertambahan produksi sebesar 1 juta barel per
hari sementara Arab Saudi meminta jumlah kenaikan lebih dari itu. Melalui
konsultasi per telepon menjelang pertemuan Wina, Arab Saudi mendesak jumlah
kenaikan lebih besar dari plafon semula kendati menghadapi banyak tantangan.

Harga turun

Selain Arab, Uni Emirat Arab (UAE) juga sepakat menaikkan plafon produksinya
menjadi 1 juta barel per hari. Penegasan ini disampaikan Menteri Perminyakan
UAE, Obeid bin Saif al-Nasseri, sebelum meninggalkan Abu Dhabi menuju Wina.

''Uni Emirat Arab mendukung peningkatan plafon produksi minyak OPEC sebesar
satu juta barel per hari,'' kata Obeid al-Nasseri kepada kantor berita WAM.

Menurutnya, kenaikan produksi minyak OPEC nantinya dapat menurun kembali
pada saat krisis perminyakan Venezuela terselesaikan dan harga minyak mentah
dunia menurun sebagaimana level yang dikehendaki.

Para anggota delegasi 11 negara OPEC, yang memproduksi sekitar sepertiga
minyak mentah dunia, sepakat bertemu untuk kedua kalinya sebulan setelah
harga minyak melonjak di atas US$30 per barel di pasar London maupun New
York.

Pada Jumat (10/1), harga minyak mentah Benchmark Laut Utara untuk pengiriman
Februari 2003 bertahan pada level US$29,88 per barel, dibandingkan US$30,22
sepekan sebelumnya. Sedangkan di New York, minyak mentah ringan
diperdagangkan pada harga US$31,99 per barel, atau menurun dari US$32,57
sepekan sebelumnya.

''Pasar mengesampingkan perdagangan sebagian besar waktu pada hari itu
kemudian pelahan-lahan mencapai saat penutupan,'' kata analis pasar minyak
pada GSC Energy, Chris Schachte.

Indonesia, Irak, dan Kuwait, tidak akan ikut serta dalam sesi yang diadakan
secara mendadak di markas besar OPEC, sementara Venezuela justru sama sekali
tidak menghadirinya. Pasokan minyak OPEC kini diperkirakan sebesar 75 juta
barel per hari. Jumlah diperkirakan akan mengalami kenaikan antara satu
hingga dua juta barel per hari dalam upaya OPEC membantu kemerosotan
produksi yang disebabkan aksi mogok buruh minyak di Venezuela.
(CR-20/Reuters/AFP/E-2)