[Nasional-m] Inilah Sekama Aliran Dana Demo

nasional-m@polarhome.com nasional-m@polarhome.com
Fri Jan 31 17:00:25 2003


Inilah Skema Aliran Dana Demo

Reporter : Budi Sugiharto

detikcom - Surabaya, Selebaran gelap berisi aliran dana aksi demonstrasi
sekarang menjadi bahan perbicangan serius di Surabaya. Kalangan pengunjuk
rasa anti kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), Tarif Dasar Listrik (TDL) dan
tarif telepon pun dibuat penasaran. Siapa pembuatnya? 
Karena di dalamnyadisebut-sebut Tutut dan Tommy Soeharto menjadi donatur utama.
Bahkan Dana Moneter Internasional (IMF) pun ikut terlibat. 

Meskipun selebaran berwarna merah muda itu mengatasnamakan Suara Rakyat
Surabaya (Surya), namun banyak juga yang menaruh curiga. Apalagi tidak ada
secuil pun keterangan tentang Surya. Namun bila menilik lebih jauh isi
selebaran itu, isinya cukup menghebohkan. 

Kenapa? Karena selebaran itu menyebut keluarga Cendana adalah cukong utama
maraknya aksi demontrasi belakangan ini. Di situ tertulis nama Tutut dan
adiknya yang kini menghuni LP Nusakambangan, Tommy Soeharto. Selain keduanya

 Dana Moneter Internasional (IMF) juga disebut-sebut sebagai donatur utama.
Dalam selebaran itu ditulis, dana dari keluarga Cendana turun ke Ketua
Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Fuad Bawazier dan
mantan Menhutbun Nurmahmudi Ismail. Dari mereka, dana itu turun lagi ke
Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Reformasi,
Partai Bulan Bintang (PBB) dan partai-partai Islam lainnya. 

Dari situ, dana mengucur turun lagi ke Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),
Aktivis `98, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Barisan Muda
PAN, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), BEM Institut
Teknologi Bandung (ITB) dan BEM Universitas Negeri Jakarta (UNJ). 
Dalam skema itu, dana dari Cendana juga turun ke Partai Golkar. Nah, partai
beringin kemudian mengucurkan lagi ke HMI cs di atas, seperti halnya dana
dari Fuad Bawazier dan Nurmahmudi Ismail. 

Dari dari HMI cs ini lalu turun lagi ke Nugroho (BEM Institut Teknologi
Sepuluh November/ITS), Wahyu Novyan (BEM FISIP Universitas Airlangga/Unair)
dan mantan Ketua KAMMI Surabaya Agus Supartono alias Gus Par. Dari mereka
inilah, dana itu dikucurkan lagi untuk mahasiswa yang lugu dan polos (grass
root), yang menjadi operator di lapangan. 

Fuad dan Nurmahmudi juga disebut menyalurkan dana untuk para demonstran di
Jawa Timur (Jatim). Dana itu diterima oleh Farid Alfauzi dan Haruna Soemitro
dari KAHMI Jatim. Lalu, keduanya meneruskan ke Fatkhul Hadi (HMI Badan
Koordinasi (Badko) Jatim) dan Jujuk (HMI cabang Malang). 

Dana dari Tommy dan Tutut juga disebut-sebut turun ke pengusaha yang dekat
dengan keluarga Cendana, Setiawan Djodi. Djodi konon juga menerima pasokan
dana dari IMF. Dari Djodi, dana turun ke Eros Djarot, Haryanto Taslam dan
Alex Litaay yang disebut sebagai Barisan Sakit Hati. 

Dari ketiga bekas orang dekat Mega itu, dana disalurkan ke aktivis di
Jakarta dan Jatim. Di Jakarta yang kecipratan adalah Dita Indah Sari
(Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia/FNPBI), Muchtar Pakpahan (Serika
t
Buruh Sejahtera/SBSI), Wardah Hafidz (Urban Poor Consortium/UPC), Farid R.
Faqih (Government Watch) dan Partai Rakyat Demokratik (PRD). 
Untuk Jatim, dana mengalir lewat Tino Rahadian (PRD), Dodi Susanto (Liga
Mahasiswa Nasionalis untuk Demokrasi/LMND), M. Taufiq (API), Feriyadi (MUPD
Unitomo), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Perhimpunan
Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Kelompok Belajar Sosialis
(KBS). Dari kelompok-kelompok ini, dana turun ke kelompok mahasiswa radikal.

Dari dari IMF itu juga disebut-sebut turun ke sejumlah pengusaha antara lain
Sofjan Wanandi, Yusuf Wanandi dan Eka Tjipta Wijaya. Dari mereka, dana
tersalur ke Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Asosiasi Pengusaha
Indonesia (Apindo). 
Kemudian, dana turun lagi ke Kadin Daerah Jatim, Apindo Jatim dan pengusaha
Herman Halim dari Maspion Grup. Dari mereka, dana mengalir ke aktivis buruh
yang tergabung dalam Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dan Federasi
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPSI). Nah, kedua organisasi buruh
inilah yang menggerakan buruh berdemo di Jatim. 

Dari semua aliran dana untuk kelompok-kelompok di atas, muaranya adalah
terjadinya aksi bersama. Menurut selebaran itu, aksi demo hanya kedok.
Sebenarnya tujuan sejati aksi-aksi demo adalah menurunkan pemerintahan
Mega-Hamzah, menciptakan instabilitas ekonomi, destabilisasi NKRI. Dan semua
itu direncanakan oleh kelompok sosialis dan dibayangi kekuatan lama. Dari
situ diharapkan akan terbentuk pemerintahan Presidium atau revolusi. =0D
Namun sejauh mana kebenaran informasi tersebut, wallahu alam. Apalagi,
pihak yang menerbitkan selebaran itu juga tak dikenal.

Berita terkait:

Di Surabaya, Penyebar Pamflet Aliran Dana Demo Tertangkap(ani)

Di Surabaya, Penyebar Pamflet Aliran Dana Demo Tertangkap
Reporter : Budi Sugiharto

detikcom - Surabaya, Di sela-sela aksi demonstrasi di Surabaya hari ini,
Jumat (31/1/2003), beredar pamflet yang menghebohkan. Isinya tentang aliran
dana untuk membiayai aksi demo menentang kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM),
Tarif Dasar Listrik (TDL) dan tarif telepon. Disebut-sebut, target aksi demo
tersebut adalah untuk menurunkan pemerintahan Megawati-Hamzah Haz. 
Ceritanya, dalam aksi unjuk rasa yang digalang Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) di depan gedung
negara Grahadi hari ini, seorang remaja tanggung sibuk wira-wiri membagikan
pamflet. 

Sedang asik-asiknya membagikan pamflet, remaja tanggung yang mengaku bernama
Yayan itu tiba-tiba dibekuk oleh para mahasiswa. Pasalnya, selebaran yang
dibagikan berisi skema aliran dana yang membiayai aksi demonstrasi tahun
2003. Selebaran itu mengatasnamakan Suara Rakyat Surabaya (Surya). 

Kepada para mahasiswa, Yayan, yang beralamat di Bulak Banteng, Surabaya,
mengaku pamflet tersebut bukan miliknya. Ia mengaku hanya disuruh seseorang
untuk membagikannya dengan imbalan Rp 5.000. Menurut Yayan, pemilik pamflet
menggunakan sepeda motor, berkemeja kotak-kotak. Namun wajahnya tak terlihat
karena mengenakan helm.

Yayan juga mengaku setumpuk pamflet itu diberikan si pengendara motor di
depan SMU Trimurti, tak jauh dari gedung Grahadi. Ia diminta untuk
membagi-bagikan selebaran gelap itu kepada para demonstran. 
Akibat ulahnya itu, Yayan kemudian digelandang ke Markas Kepolisian Resor
(Mapolres) Surabaya Selatan. Kepada polisi, ia mengaku datang ke pusat kota
karena hanya untuk berjalan-jalan. Namun ia tertarik menyebarkan selebaran
itu karena diupahi Rp 5.000. 

Selain selebaran berwarna merah muda yang berisi aliran dana aksi demo, para
mahasiswa juga menyita selebaran lain berwarna biru. Isinya mengenai dalang
Malapetaka Grahadi 17 Januari 2003. Penerbitnya, Bolo-bolo Suroboyo. =0D
Isinya, menuding Partai Rakyat Demokratik (PRD) berada di balik aksi demo
menentang kenaikan BBM, TDL dan tarif telepon di depan Grahadi, Jumat
(17/1/2003) lalu. Ketika itu, aksi demo massa BEM ITS dan KAMMI Surabaya
berujung bentrok karena polisi membubarkan aksi. Akibatnya, 8 mahasiswa
mengalami luka-luka. 

Sebenarnya selebaran sejenis pernah ditemukan dalam aksi demonstrasi
beberapa waktu lalu. Namun ketika itu tidak digubris oleh para demonstran.
Begitu diperoleh, pamflet itu langsung dibakar. Tapi ketika itu, penyebarnya
tidak ditemukan.(ani)