[Nusantara] Indonesia Jangan Harap Tarik Investor Timteng

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Tue Aug 27 12:37:07 2002


"He-Man" <fokus@bdg.centrin.net.id>
 26 Aug 2002 17:48:48 +0700 
 Indonesia Jangan Harap Tarik Investor Timteng 
         
 SUARA PEMBARUAN DAILY
----------------------------------------------------------------------

Indonesia Jangan Harap Tarik Investor Timteng
JAKARTA - Pemerintah Indonesia jangan berharap bisa
menarik investor 
dari Timur Tengah (Timteng) apabila berbagai kondisi
yang menghambat 
minat investasi tidak dibenahi terlebih dahulu.
Investor dari Timteng 
tidak pernah mempertimbangkan faktor agama atau etnis
di negara 
tujuan investasi, melainkan hanya melihat prospek
keuntungan.

Pernyataan tersebut dikemukakan Ketua Gabungan
Perusahaan Ekspor 
Indonesia Djimanto ketika dihubungi Pembaruan, Senin
(26/8), di 
Jakarta.

"Bagaimana kita mau menarik investor Timur Tengah
kalau daya saing 
investasi terus melorot. Apalagi sekarang ada fenomena
larinya modal 
ke luar negeri dan investasi asing langsung terus
menurun," katanya.

Dia mengungkapkan, Indonesia pernah mencoba menarik
investor Timteng 
dengan cara menempatkan orang keturunan Arab pada
posisi menteri luar 
negeri, yakni Ali Alatas dan Alwi Shihab. Namun, semua
upaya itu 
gagal. "Mereka (investor Timteng-Red) hanya mengejar
keuntungan, 
tidak melihat kesamaan agama atau etnis," tegas
Djimanto.

Persoalan investasi di Indonesia, lanjutnya, merupakan
persoalan lama 
yang terus berulang dan tidak ada upaya yang
signifikan untuk 
memperbaikinya. Faktor penghambat investasi, seperti
kepastian 
berusaha, penegakan hukum, dan perburuhan, masih
menjadi momok bagi 
investor. Selain itu, faktor keamanan dalam negeri
juga mempengaruhi 
minat investasi.

"Saya pikir kita tidak perlu jauh-jauh mencari
investor. Jepang dan 
Singapura berpotensi menanamkan modalnya di Indonesia,
asal kita bisa 
memperbaiki daya saing investasi," katanya. 

Begitu pula Ketua Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan
dan Minuman 
Indonesia, Thomas Darmawan kepada wartawan di Jakarta,
Sabtu (24/8) 
mengemukakan, Indonesia dinilai belum menarik bagi
investor Timteng 
yang yang saat ini ramai-ramai menarik modalnya dari
Amerika Serikat 
(AS).



"Mereka butuh ekonomi yang stabil walaupun berbunga
kecil untuk 
investasi jangka panjang," katanya.

Pernyataan tersebut dikemukakannnya menanggapi
pertanyaan peluang 
Indonesia untuk menarik pengalihan modal investor
Timteng di AS yang 
kini tengah gencar dilakukan menyusul tuntutan
keluarga tragedi 11 
September 2001 yang menginginkan sejumlah aset
investor Timteng 
dibekukan. 

Menurut dia, sulit bagi Indonesia menarik investor
Timur Tengah untuk 
mengalihkan modalnya karena iklim investasi di dalam

negeri belum kondusif dan terjamin keamanannya untuk
jangka 
panjang. "Situasi keamanan kita belum stabil,
peraturan berubah-ubah 
selama empat tahun terakhir akibat pergantian
pemerintahan dan belum 
ada kepastian hukum, sehingga investasi asing sulit
masuk. Belum lagi 
berita internasional yang buruk tentang Indonesia,"
katanya.


Promosi Investasi

Kendati demikian, pemerintah khususnya BKPM (Badan
Koordinasi 
Penanaman Modal), Kantor Menneg BUMN, Bapepam (Badan
Pengawas Pasar 
Modal) tetap perlu melakukan promosi untuk
menarikinvestor asing 
dengan melakukan road show ke beberapa negara
potensial. 

Promosi investasi tersebut, kata Thomas, juga harus
diiringi dengan 
sejumlah perbaikan iklim usaha di dalam negeri,
seperti soal 
ketenagakerjaan, perpajakan seperti pajak ganda,
keseriusan 
pemerintah memberantas penyelundupan, dan pembenahan
serta 
sinkronisasi pelaksanaan otonomi daerah dengan
kebijakan pemerintah 
pusat. 

"Pekerjaan rumah yang harus kita perbaiki memang
banyak. Tanpa upaya 
keras pemerintah dan pihak terkait lainnya untuk
memperbaiki semua 
itu sulit bagi Indonesia menarik uang asing ke dalam
negeri," 
tegasnya.

Dia berpendapat, investasi asing yang masuk ke
Indonesia sebaiknya 
dalam bentuk pembelian saham bukan pembelian
perusahaan, karena 
pembelian perusahaan berarti peralihan manajemen
seperti yang 
dilakukan Danone terhadap Aqua.

Perusahaan multinasional yang membeli suatu perusahaan
lain, biasanya 
tidak mau tahu persoalan yang ada di dalam negeri,
sehingga dalam 
mengambil keputusan cenderung terpaku pada keputusan
di kantor 
pusatnya di luar negeri, sehingga sering tidak cocok
dengan iklim 
usaha di Indonesia. 

Eropa Barat

Negara-negara di Eropa barat diperkirakan akan menarik
sebagian besar 
investasi Arab Saudi dan negara Teluk lainnya di AS
karena alasan 
politik dan ekonomi, demikian kalangan ekonom dan
analis setempat, 
kemarin.

"Saya kira negara-negara Eropa Barat akan menjadi ahli
waris utama 
atas kecenderungan ini, yang telah memberikan simpati
terhadap kasus 
Arab Saudi berikut oposisinya untuk melancarkan suatu
aksi militer 
terhadap Irak," kata Munir Hamarneh, seorang profesor
di Universitas 
Jordania.

Dia merasa respon atas laporan 'Financial Time' yang
menyebutkan, 
dalam beberapa bulan ini kalangan investor Arab Saudi
telah menarik 
investasinya senilai US$ 100-200 miliar dari AS dalam
rangka 
merespons peningkatan sentimen anti-Arab di AS. 

Menurut dia, pihaknya yakin negara-negara Eropa Barat,
termasuk 
Jerman, berkesempatan baik untuk menarik sejumlah
besar investasi 
Arab Saudi dari negeri 'Paman Sam' itu.

Investasi Arab Saudi di AS tercatat senilai antara US$
400-600 
miliar. 

Kurang lebih tercatat dana Arab Saudi bernilai US$ 850
miliar yang 
ditanam di luar kawasan Arab, sebagian besar
ditanamkan di AS. (A-
16/Ant)


=====
Milis bermoderasi, berthema 'Mencoba Bicara Konstruktif Soal Indonesia', rangkuman posting terpilih untuk ikut berpartisipasi membangun Indonesia Baru, Damai, dan Sejahtera. http://nusantara2000.freewebsitehosting.com/index.html
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Yahoo! Finance - Get real-time stock quotes
http://finance.yahoo.com