[Nusantara] [Nasional] Surat-Surat Presiden Soekarno

akang national@mail2.factsoft.de
Thu Aug 29 04:02:05 2002


-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------
http://redhat.polarhome.com/mailman/listinfo/nasional-m
-----------------------------------------------------------------------
Surat-Surat Presiden Soekarno

Di bawah ini kami turunkan surat-surat Presiden Soekarno, yang ditulis dan dikirim
kepada istrinya, Ratna Sari Dewi, selama hari-hari pertama bulan Oktober 1965.
Surat-surat ini berhasil diselundupkan ke luar negeri, dan diumumkan oleh Dewi di
negeri Belanda bulan Oktober 1973. Bahan ini dikutip Redaksi "Kreasi" dari "Berita
Pertimbangan" Tahun IV/18 Medio Oktober 1974, disiarkan kembali dengan pembaruan
ejaan sesuai kaidah yang berlaku sekarang.

---------------------------------------------------------------------------------------------------

"De Nieuwe Linie", 28 November 1973:

"Surat [di bawah] ini sesungguhnya adalah surat pertama yang dikirimkan oleh Sukarno
kepada nyonya Dewi, mungkin pada malam atau sore hari tgl 1 Oktober 1965, yaitu hari
terjadinya perebutan kekuasaan yang gagal itu, dan setibanya di istana Bogor atau
ketika masih berada di lapangan udara militer Halim Perdanakusuma Jakarta".

- Saya sedang berada "di tempat" dalam keadaan sehat. Saya berada di sini adalah
akibat peristiwa-peristiwa di dalam angkatan perang tadi malam. Anak-anak yang
melakukan apa yang dinamakan "pemberontakan" mau melindungi saya, mereka tidak
menentang saya. 
Janganlah kau merisaukan saya.
- Fikiran saya, sekalipun dalam hari-hari yang kacau ini tetap padamu dan
menyertaimu.
- Saya mengharap Tuhan melindungi isteriku Dewi. 
Saya merasa lebih dekat kepadamu dalam waktu-waktu yang kacau balau ini.

Sayang dan ciuman, selamanya

Sukarno


"NRC-Handelsblad", 22 September 1973:
Presiden Sukarno melihat perebutan kekuasaan 30 September 1965 sebagai pertentangan
di antara golongan kanan serta kiri di kalangan militer, di mana PKI tidak ambil
bagian. Hal ini terungkap dari delapan pucuk surat-surat Sukarno yang dikirim dari
Bogor melalui kurir tertanggal 2 sampai 10 Oktober 1965 kepada isterinya yang ketiga,
seorang wanita Jepang Ratna Sari Dewi yang selama itu berada di vilanya, Wisma Yaso
di luar kota Jakarta. 

Sukarno menyuratinya pada tanggal 2 dan 3 Oktober dan menyatakan, bahwa ia sedang
menyelesaikan "pertentangan di kalangan militer", dan untuk itu mengangkat jenderal
Pranoto sebagai penjabat sementara panglima AD, oleh karena "dia adalah satu-satunya
orang di MBAD yang bisa bergaul dengan golongan kiri dan kanan". Surat-surat Sukarno
dalam periode ini tidak menyebut-nyebut PKI. 

Mengenai nasib enam jenderal yang dibunuh waktu itu - mayatnya baru ditemukan pada
tanggal 3 Oktober malam itu - ternyata sampai tanggal 3 Sukarno masih belum
mengetahuinya. 

Dua hari kemudian, Sukarno masih belum jelas apakah para jenderal yang terbunuh itu
merencanakan perebutan kekuasaan terhadapnya atau tidak. 
Ditulisnya "berita-berita yang ada saling bertentangan."

Surat-surat Sukarno melukiskan keadaan waktu itu sangat bertentangan dengan
penjelasan rezim Suharto yang berbunyi, bahwa Sukarno bersama-sama PKI merencanakan
penangkapan serta pembunuhan terhadap enam jenderal pada tanggal 30 September itu.
Dengan penjelasan demikian ini akan bisa dihalalkan penyingkiran terhadap Sukarno
serta penyembelihan ratusan ribu kaum komunis dan golongan kiri lainnya.

Dari surat-surat yang diselamatkan oleh nyonya Dewi Sukarno itu ternyata, bahwa
Sukarno menilai keenam jenderal itu sebagai "komunisto-phobi", serta diliputi oleh
demam anti-komunis yang berlebih-lebihan. 
Tetapi sedikit pun tak ada pertanda yang menunjukkan, bahwa dia mengetahui tindakan
kolonel Untung dari pengawal istana "Cakrabirawa" terhadap para jenderal kanan yang
menurut berita-berita mempersiapkan
perebutan kekuasaan dengan dukungan CIA pada tanggal 5 Oktober.

***

2-10-'65

Dewiku tercinta,
Saya dalam keadaan baik dan sangat sibuk dengan konferensi bersama semua panglima
militer untuk menyelesaikan konflik di kalangan militer. Jangan khawatir, sayang!
Sayang dan 1000 ciuman

Sukarno

3-10-'65

Saya telah menerima dua pucuk suratmu. Saya gembira mengetahui, bahwa engkau juga
mendengarkan pidatoku dan menilainya sebagai pidato yang baik.
Anggota MBAD Pranoto agak lemah, tetapi dia adalah satu-satunya orang yang dapat
bergaul dengan golongan kiri dan kanan.
Saya untuk sementara menugaskan dia menjadi penjabat pimpinan sehari-hari Angkatan
Darat. 
Komando tertinggi berada di tangan saya sendiri dan bila keadaan menjadi tenang
kembali, maka saya akan mengangkat panglima yang tetap. 
Saya belum mengetahui di mana Yani berada, atau apa yang sesungguhnya terjadi
terhadap dirinya.
Begitu keadaan aman, saya akan kembali ke Jakarta.
Berita-berita hari ini menunjukkan "belum".
Saya selalu ingat padamu. Kau mengetahui betapa saya cinta padamu.

4-10-'65

Saya telah menerima suratmu. Terimakasih. 
Saya tahu bahwa tidak mungkin kau membuka rahasia-rahasia kepada para wartawan. 
Kepada Subandrio dan Leimena saya telah menyatakan, bahwa engkau tidak pernah lagi
berbicara dengan wartawan.
Kekasih, saya bangga akan kau, terimakasih banyak!
Saya sedang bekerja keras. 
Dewasa ini saya sedang mengadakan rapat dengan para panglima dan wakil-wakilnya dari
seluruh angkatan. Doakan pada Tuhan semoga saya berhasil.

5-10-'65

Terimakasih untuk suratmu. Hari ini telah dimakamkan ke-enam jenderal dan seorang
ajudan dari salah seorang jenderal. Bagian keamanan, maupun Subandrio dan Leimena
tidak mengijinkan saya menghadirinya. Alasannya adalah keamanan. 
Mereka mengatakan siapa pun tidak dapat menduga apa yang akan terjadi dalam upacara
yang mengharukan itu. 
Selesai upacara saya memanggil enam jenderal: jenderal Pranoto, jenderal Mursid,
jenderal Sutadio, jenderal Ashari, jenderal Dirgo dan jenderal Adjie dari Bandung. 
Mereka ini adalah termasuk yang berpengaruh di kalangan angkatan darat. 
Mengenai jenderal-jenderal yang terbunuh, baiklah kita tunggu hasil dari penyelidikan
rahasia kita, apakah benar mereka itu mau melakukan kudeta terhadap saya? 
Keterangan-keterangan yang ada saling bertentangan. 
Memang benar bahwa mereka semuanya adalah "komunistophobi".
Begitu keadaan memungkinkan saya akan datang ke Jakarta. 
Sekarang saya sudah sangat rindu terhadapmu, saya cinta padamu.

6-10-'65

Suratmu yang panjang telah saya terima ketika berlangsung sidang kabinet lengkap.
Saya senang, bahwa kau memperhatikan pendapat saya tentang hal-ihwal serta
orang-orang. 
Ini menunjukkan bahwa kau adalah wanita yang sungguh-sungguh mencintai saya. 
Terimakasih kekasih. 
Semua tindakan dan keputusanku adalah berdasarkan nasehat dari Leimena, Subandrio,
Martadinata, Sutjipto, Umardhani, Pranoto dan banyak pembantu lainnya seperti
Akhmadi. 
Aku sangat hati-hati. 
Hari ini aku telah meminta pendapat dari seluruh kabinet. 
Karena itu kau janganlah khawatir. 
Dalam hati saya selalu di sampingmu.

- Martadinata, panglima AL,
- Sutjipto, panglima kepolisian,
- Umardhani, panglima AU,
- Subandrio, wk perdana menteri pertama,
- Leimena, wk perdana menteri ketiga.


8-10-'65

Jangan salah mengerti. 
Saya tersenyum di sidang kabinet untuk menunjukkan pada dunia luar, bahwa tidak
terjadi apa-apa dengan saya, gembira dan bahwa saya tetap menguasai keadaan (seperti
kau tahu pers Nekolim memberitakan, bahwa saya telah kalah atau hampir kalah). 
Dan juga untuk membangkitkan kepercayaan dan kekuatan dari rakyat saya. 
Tahukah kau, bahwa jenderal-jenderal yang terbunuh telah saya nyatakan sebagai
pahlawan revolusi dan saya naikkan pangkatnya setingkat. 
Tahukah kau bahwa saya telah memutuskan secara tertulis untuk memakamkan Erma Suryani
(puteri Nasution) di Taman Pahlawan. 
Hanya keluarga Nasution sendiri yang memutuskan untuk memakamkannya di Kebayoran.
Mengapa kau begitu marah pada saya? 
Ini membuatku sedih dan putus asa. Kekasih tenanglah, Dewi manis tenanglah. 
Jangan membuat saya putus asa.
- pers Nekolim, istilah yang waktu itu dipakai untuk menyebut pers kaum neokolonialis
serta imperialis.
- jenderal A.H. Nasution ketika itu menteri pertahanan.

9-10-'65

Pertama-tama saya mengabarkan, bahwa hari Minggu ini saya tidak dapat datang ke
Jakarta, karena sore ini saya akan membicarakan sesuatu dengan staf Siliwangi di
Bogor dan yang tidak dapat diadakan di Jakarta. 
Rapat dengan staf Siliwangi ini harus dilakukan dengan rahasia di Bogor. 
Dan kalau diselenggarakan di Jakarta akan segera "tercium" oleh sementara orang dari
angkatan darat. Staf Siliwangi sangat mengkhawatirkan terhadap kemungkinan tersebut. 
Hanya kepadamu isteriku tercinta, yang kupercayai dapat kukatakan (secara sangat
rahasia), bahwa staf Siliwangi dengan keras menentang rencana menempatkan panglima
Siliwangi Adjie sebagai panglima Kostrad di Jakarta dan menggantikannya dengan Umar
(dewasa ini panglima Jakarta). 
Staf Siliwangi tetap menahan Adjie sebagai panglima, karena Siliwangi adalah tumpuan
saya yang terkuat. Saya telah mempertimbangkan dengan baik semua nasehatmu, isteriku
yang tercinta. 
Yang saya maksud adalah mengenai masalah Nasution, AURI dan ALRI dan sebagainya. 
Saya sekarang sangat berterimakasih untuk nasehat-nasehatmu. 
Mengenai Nasution, saya sekarang sampai kepada kesimpulan, bahwa dia dapat dipercaya. 
Hanya dia tak mempunyai pengalaman politik. 
Tapi walau bagaimanapun sejak sekarang saya akan menaruh kepercayaan kepadanya. 
Saya datang besok (Senin).

Sukarno

- Divisi Siliwangi berada di bawah komando Ibrahim Adjie, tumpuan Sukarno terpenting
di dalam tentera. Kemudian sesudah Adjie diangkat sebagai duta besar di London,
Siliwangi menjadi salah satu divisi yang paling aktif menumpas kaum komunis.

-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Nasional Subscribers: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-a: http://redhat.polarhome.com/pipermail/nasional-a/
Nasional-f:http://redhat.polarhome.com/mailman/listinfo/nasional-f
------------------Mailing List Nasional----------------------