[Nusantara] Kemitraan LSM Semu Belaka
Gigih Nusantara
gigihnusantaraid@yahoo.com
Thu Aug 29 08:40:20 2002
"Juneman" <juneman@telkom.net>
Kemitraan LSM Semu Belaka
29 Aug 2002 01:12:27 +0700
KEMITRAAN LSM DALAM KTT YOHANNESBURG TERNYATA SEMU
BELAKA
KTT Dunia tentang pembangunan berlanjut yang saat ini
berlangsung di
Johannesburg, Afrika Selatan konon menjanjikan sesuatu
yang baru. Itulah
kemitraan segi tiga antara pemerintah, dunia usaha dan
lsm. Tetapi
ternyata dalam prakteknya kalangan LSM justru
dihalangi masuk, seperti
berikut dilaporkan rekan Yanti Mualim, langsung dari
Johannesburg:
Beberapa hari lagi para kepala negara dan kepala
pemerintahan akan tiba
di Johannesburg, Afrika Selatan untuk menghadiri tahap
terakhir WSSD
(World Summit on sustainable Development) atau ktt
pembangunan yang
berlanjut ini. Sebelum mereka tiba delegasi
masing-masing negara, lsm-lsm
manca negara dan kalangan business. Lima butir utama
dalam ktt ini, air,
energi, kesehatan, pertanian dan keanekaragaman mulai
memperlihatkan
kerentanannya.
Seperti dikatakan oleh sekjen WSSD Nitin Desai,
lsm-lsm pada ktt ini
adalah mitra yang sejajar. Dewasa ini diperkirakan 1,3
milyar manusia
kesulitan mendapatkan air bersih. Mereka pada umumnya
adalah kalangan
miskin. Disadari sepenuhnya bahwa untuk menyediakan
air, energi, pemilikan
dan penguasaan tanah yang adil untuk pertanian atau
kebutuhan misalnya
hanya bisa terlaksana dengan melibatkan yang
bersangkutan. Dan mereka
itu adalah justru lapisan ekonomi lemah.
Tidak mengherankan lsm-lsm manca negara yang datang ke
Johannesburg ini
murka dengan pembatasan jumlah wakil mereka yang
diperbolehkan memasuki
gedung tempat berlangsungnya konperensi ini. Alasan
pembatasan itu
adalah bahwa kapasitas gedung ini enam atau 7000
orang. Demi keamanan, maka
jumlah yang diperbolehkan memasuki gedung ini
dibatasi.
Kebanyakan lsm tidak percaya alasan pembatasan
memasuki ktt PBB ini
adalah alasan keamanan. Mereka berpendapat, ktt ini
sudah disiapkan
berbulan-bulan lalu, penyelenggara mengetahui
kapasitas gedung. Mengapa baru
diumumkan menjelang pembukaan ktt ini. Mengherankan
bahwa delegasi
tidak mengalami kesulitan memasuki gedung.
Banyak lsm mengatakan bahwa ktt mengenai penyediaan
air, energi dst
demi pembangunan yang berlanjut, sekarang dikuasai
oleh kalangan bisnis.
Kalangan bisnis melihat banyak peluang bagi mereka
menyangkut
butir-butir utama. Lsm-lsm berada di Johannesburg,
untuk menyuarakan kebutuhan
mereka yang lemah, yang kesulitan mendapatkan air
bersih, energi, lahan,
pendek kata mengentaskan kemiskinan yang adalah inti
ktt ini. Dan
ketegangan diantara kedua kubu itu sangat nyata dalam
ktt ini. Seperti
dikatakan oleh Juni Thamrin dari Indonesian Parnership
for local governance
initiative (IPGI) yang menekuni pemilikan dan
penguasaan tanah, aset
penting dalam pembangunan.
Juni Thamrin [JT]: Baru saja kami ada pertemuan dari
major group, NGO
dan macam-macam yang mengalami kesulitan hanya untuk
bisa masuk ke dalam
gedung, dalam pertemuan UN yang ada di Yohannesburg
ini, di Sandton
ini. Banyak hal, dan ini juga saya kira persoalan
kombinasi antara
persoalan struktural dan juga mungkin kapasitas
pengaturan yang tidak memadai
dari petugas-petugas yang ada sekarang, sehingga ini
menyulitkan.
Dua hal yang menyulitkan. Pertama bahwa pertemuan WSSD
ini dilakukan di
tiga tempat yang sangat terpisah jauh. Satu di
Sandton, di satu pusat
perekonomian, ini pertemuan resminya. Dan satu lagi di
Nasrec yang
kira-kira 1,5 jam perjalanan dengan bis. Itu pertemuan
people global forum,
kemudian satu lagi ada pertemuan bisnis forum di
Obuntu yang lebih
dekat dengan Sandton. Kemudian akses kelompok-kelompok
major group dari
civil society untuk ke Sandton itu pertama kali sudah
dihambat dengan
jarak. Yang kedua kemudian dihambat secara
administratip dengan pengaturan.
Walaupun kami sudah punya pas untuk masuk, tapi
kemudian untuk masuk
gedung pertemuan juga harus ada secondary pas untuk
juga bisa masuk di
dalam gedung dan kemudian mengikuti plenery yang ada
di dalam grup
ataupun side event yang ada di dalam grup. Itu pun
tempat duduknya dibatasi
sehingga sangat sulit sekali. Ini salah satu
perjuangan juga untuk bisa
masuk. Belum lagi untuk berdiskusi dan melakukan
negosiasi terhadap
materinya. Jadi untuk sampai ke sana perjalanannya
cukup jauh.
Radio Nederland: Jadi masuk secara fisik saja sudah
sulit ya. Padahal
Anda ada pas. Saya bacakan: major group, nama Anda dan
foto Anda. Dan
pas ini Anda dapatkan dari PBB ya?
JT: Ya. Saya punya pas masuk untuk di Sandton. Dan
kemudian kemarin
saya juga sudah antri untuk secondary pas untuk hanya
bisa masuk ke dalam
gedung. Tapi tadi saya juga menghadapi kesulitan
karena kemudian ada
semacam quota dan itu kita tahu quota itu siapa yang
menentukan dan
bagaimana mereka bisa mengecheck. Mereka katakan demi
kapasitas gedung dan
juga kalau ada kebakaran dan sebagainya, bisa cepat
diatasi. Tapi
persoalan ini ternyata membuat kita menjadi kesulitan.
Baru saja banyak kawan-kawan dari NGO dan major group
lain complain
mengenai situasi ini. Besok mereka akan mencoba
mengajak media untuk
melihat bahwa memang aksesibilitas terhadap harusnya
UN ini terbuka untuk
umum, sangat-sangat dibatasi dengan alasan security
dan alasan-alasan
lainnya. Tapi menurut saya nampaknya alasan ini ada
sesuatu di baliknya.
Sesuatu itu adalah sebetulnya dugaan kami ada
konspirasi di mana
kelompok bisnis itu relatif lebih muda dan lebih dekat
dengan
kelompok-kelompok delegasi resmi.
RN: Kelompok bisnis, jadi misalnya orang-orang dari
pertambangan?
JT: Ya kelompok bisnis ini biasanya dan umumnya mereka
adalah bagian
dari multinational cooperation. Suatu contoh, di
Obuntu mereka bisa book
semua fasilitas tempat tinggal sehingga kami misalnya,
delegasi dari
civil society dan major group lainnya yang ada, ini
terpaksa tinggal
jauh. Kami pun tinggal di dalam tenda sekarang. Dari
group found foundation
ada 400 orang itu sebagian orang kami tinggal di tenda
yang jaraknya,
kalau di Jakarta itu seperti Jakarta-Bogor. Dan
bayangkan, acara resmi
itu dimulai jam 8.30.
Demikian Juni Thamrin dari Indonesian Parnership for
local governance
initiative (IPGI).
Dan sekian laporan Yanti Mualim dari Johannesburg.
Kutipan Wereldomroep
=====
Milis bermoderasi, berthema 'Mencoba Bicara Konstruktif Soal Indonesia', rangkuman posting terpilih untuk ikut berpartisipasi membangun Indonesia Baru, Damai, dan Sejahtera. http://nusantara2000.freewebsitehosting.com/index.html
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Yahoo! Finance - Get real-time stock quotes
http://finance.yahoo.com