[Nusantara] Keberadaan Zakaria Tanpa Izin
reijkman
reijkman@excite.com
Wed Nov 13 10:00:10 2002
--EXCITEBOUNDARY_000__7c029f0acc5cab555d0bab1d6671a5b8
Content-Type: text/plain; charset="us-ascii"
Content-Transfer-Encoding: 7bit
Reporter : Budi Sugiharto
Detikcom, Sabtu, 9/11/2002 - Lamongan, Keberadaan Pimpinan Ponpes Al-Islam M Zakaria di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan ternyata tanpa seizin aparat desa. Tidak hanya itu, Zakaria ternyata selama ini tidak mempunyai identitas karena tidak memiliki KTP.
"Zakaria tidak ber-KTP Desa Tenggulun, tidak pernah memberitahukan keberadaannya kepada aparatur desa," kata Kepala Desa Tenggulun, Maskun saat berbincang-bincang dengan detikcom dalam perjalanan Lamongan-Surabaya, Sabtu (9/11/2002).
Menurut Maskun, Zakaria sebelumnya juga pernah mengajukan KTP akan tetapi hal itu ditolak warga. "Itu terjadi karena selama ini kedatangannya tidak pernah melapor ke RT setempat. Saya saja baru disapa saat kemarin dia diperiksa di Polres," ujar Maskun.
Maskun sangat yakin keberadaan Ponpes Al Islam mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Ponpes Ngruki. "Selain Zakaria lulusan Ngruki, Ba'aysir kerap sluman-slumun datang ke Ponpes Al Islam. Apa yang dilakukan saya tidak tahu, karena lokasi Ponpes berada di pinggir utara desa." Paparnya. Pihak aparatur desa hanya mengetahui kedatangan Ba'asyir lewat pemberitahuan formal untuk acara-acara resmi seperti acara stadium generale atau semacam evaluasi dalam akhir tahun pendidikan. "Aparatur desa hanya tahu dengan pemberitahuan formal. Selebihnya, Ba'asyir sluman-slumun, datang ke Pompes Al Islam," tegasnya lagi.
"Tidak benar kalau Zakaria mengaku tidak begitu kenal dengan Amrozy. Mereka kemana-mana sering berdua. Amrozy sangat dekat dengan Zakaria," katanya. Menurut Maskun, Amrozy dan Zakaria kemana-mana sering berdua, tapi dirinya tidak mengetahui kemana mereka pergi.
Status Amrozy sendiri ditambahkan oleh Maskun sama halnya dengan Zakaria, keduanya tidak memiliki KTP setempat. "Memang Amrozy tidak terdaftar di administrasi desa. Setahu saya Amrozy beridentitas Thailand, Malaysia dan Singapura. Bahkan ada warga yang menyebutkan Amrozy juga memiliki KTP Afganistan," tutur Maskun.
Ternyata bukan hanya Amrozy dan M. Zakaria, menurut pengamatan Maskun, Amrozy sekeluarga juga tidak pernah melaporkan ke aparat desa, sehubungan dengan kegiatan mereka yang sering hijrah keluar negeri. Keberadaan Ponpes ditambahkan Maskun, sejak lama sering meresahkan warga. Karena setiap malam tertentu sekitar pukul 2 dini hari para santri sering berlatih lari-lari di sekeliling Ponpes. "Kalau larinya pagi hari sih wajar. Ini kok dinihari," tanya Maskun.
Maskun menambahkan bahwa di ponpes tersebut sering dilakukan latihan bela diri seperti mereka siap berperang. Selain itu sarana pembuangan sampah dan air dianggap tidak memiliki standar, tidak layak, sehingga mengganggu warga sekitar.
Menurut catatan Pemda setempat, Ponpes Al-Islam secara sah berdiri tahun 1995 berdasar izin legal dari Pemda setempat. "Jadi sejak berdiri dari tahun 1992, tiga tahun kemudian baru disahkan," katanya.
Di akhir perbincangan, Maskun berharap, bila Amrozy maupun Ponpes secara hukum terbukti keterlibatannya dalam aksi teroris, ia minta agar Pemda untuk menutup Ponpes Al-Islam itu.
_______________________________________________
Join Excite! - http://www.excite.com
The most personalized portal on the Web!
--EXCITEBOUNDARY_000__7c029f0acc5cab555d0bab1d6671a5b8
Content-Type: text/html; charset="us-ascii"
Content-Transfer-Encoding: 7bit
<table cellpadding=10 cellspacing=0 border=0 width=100% bgcolor=white><tr height=200><td width=100%><font size=2 color=black>
<br />
<P>Reporter : Budi Sugiharto
<br />
<P>Detikcom, Sabtu, 9/11/2002 - Lamongan, Keberadaan Pimpinan Ponpes Al-Islam M Zakaria di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan ternyata tanpa seizin aparat desa. Tidak hanya itu, Zakaria ternyata selama ini tidak mempunyai identitas karena tidak memiliki KTP.
<br />
<P>"Zakaria tidak ber-KTP Desa Tenggulun, tidak pernah memberitahukan keberadaannya kepada aparatur desa," kata Kepala Desa Tenggulun, Maskun saat berbincang-bincang dengan detikcom dalam perjalanan Lamongan-Surabaya, Sabtu (9/11/2002).
<br />
<P>Menurut Maskun, Zakaria sebelumnya juga pernah mengajukan KTP akan tetapi hal itu ditolak warga. "Itu terjadi karena selama ini kedatangannya tidak pernah melapor ke RT setempat. Saya saja baru disapa saat kemarin dia diperiksa di Polres," ujar Maskun.
<br />
<P>Maskun sangat yakin keberadaan Ponpes Al Islam mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Ponpes Ngruki. "Selain Zakaria lulusan Ngruki, Ba'aysir kerap sluman-slumun datang ke Ponpes Al Islam. Apa yang dilakukan saya tidak tahu, karena lokasi Ponpes berada di pinggir utara desa." Paparnya. Pihak aparatur desa hanya mengetahui kedatangan Ba'asyir lewat pemberitahuan formal untuk acara-acara resmi seperti acara stadium generale atau semacam evaluasi dalam akhir tahun pendidikan. "Aparatur desa hanya tahu dengan pemberitahuan formal. Selebihnya, Ba'asyir sluman-slumun, datang ke Pompes Al Islam," tegasnya lagi.
<br />
<P>"Tidak benar kalau Zakaria mengaku tidak begitu kenal dengan Amrozy. Mereka kemana-mana sering berdua. Amrozy sangat dekat dengan Zakaria," katanya. Menurut Maskun, Amrozy dan Zakaria kemana-mana sering berdua, tapi dirinya tidak mengetahui kemana mereka pergi.
<br />
<P>Status Amrozy sendiri ditambahkan oleh Maskun sama halnya dengan Zakaria, keduanya tidak memiliki KTP setempat. "Memang Amrozy tidak terdaftar di administrasi desa. Setahu saya Amrozy beridentitas Thailand, Malaysia dan Singapura. Bahkan ada warga yang menyebutkan Amrozy juga memiliki KTP Afganistan," tutur Maskun.
<br />
<P>Ternyata bukan hanya Amrozy dan M. Zakaria, menurut pengamatan Maskun, Amrozy sekeluarga juga tidak pernah melaporkan ke aparat desa, sehubungan dengan kegiatan mereka yang sering hijrah keluar negeri. Keberadaan Ponpes ditambahkan Maskun, sejak lama sering meresahkan warga. Karena setiap malam tertentu sekitar pukul 2 dini hari para santri sering berlatih lari-lari di sekeliling Ponpes. "Kalau larinya pagi hari sih wajar. Ini kok dinihari," tanya Maskun.
<br />
<P>Maskun menambahkan bahwa di ponpes tersebut sering dilakukan latihan bela diri seperti mereka siap berperang. Selain itu sarana pembuangan sampah dan air dianggap tidak memiliki standar, tidak layak, sehingga mengganggu warga sekitar.
<br />
<P>Menurut catatan Pemda setempat, Ponpes Al-Islam secara sah berdiri tahun 1995 berdasar izin legal dari Pemda setempat. "Jadi sejak berdiri dari tahun 1992, tiga tahun kemudian baru disahkan," katanya.
<br />
<P>Di akhir perbincangan, Maskun berharap, bila Amrozy maupun Ponpes secara hukum terbukti keterlibatannya dalam aksi teroris, ia minta agar Pemda untuk menutup Ponpes Al-Islam itu. <BR><BR><BR><BR><BR></P><br></font></td></tr></table><p><hr><font size=2 face=geneva><b>Join Excite! - <a href=http://www.excite.com target=_blank>http://www.excite.com</a></b><br>The most personalized portal on the Web!</font>
--EXCITEBOUNDARY_000__7c029f0acc5cab555d0bab1d6671a5b8--