[Nusantara] Dendamnya Seorang Amrozy
reijkman
reijkman@excite.com
Wed Nov 13 10:00:21 2002
--EXCITEBOUNDARY_000__bf8aac6e6cd10d64c728e87fcef41f9c
Content-Type: text/plain; charset="us-ascii"
Content-Transfer-Encoding: 7bit
Dendamnya Seorang Amrozy Dalam penyidikan, Amrozy telah mengakui sebagai pelaku peledakan bom di Legian, Kuta Bali. Sasarannya adalah warga Amerika Serikat (AS) atas motif dendam. Tetapi ia kecewa, karena dalam peledakan bom itu yang banyak tewas adalah warga Australia, bukan warga AS. Dendam seorang Amrozy berharga 180-an orang meregang nyawa, Bali terpuruk dan berduka. Penyesalannya bukan karena korban sia-sia tadi, tetapi kenapa bukan orang AS. Astaga, bukan ? Jika pengakuan Amrozy itu benar, ada tanda tanya, apa semata-mata karena dendam? Bahwa Amrozy secara pribadi merasa dendam terhadap AS mungkin dapat dimaklumi, yang menganggap semua sepak-terjang dan kebijakan AS berimplikasi buruk terhadap umat Islam dunia. Atau setidaknya dirasakan, AS seolah tak bersahabat dengan umat Islam dan sering menuduh kalangan Islam sebagai pelaku kekerasan berskala terorisme. Pembelaan AS atas zionis Israel mungkin juga bagian penyebab dendamnya seorang bernama Amrozy tadi. Palestina!
dilihatnya telah identik dengan komunitas Islam. Karenanya bagi Amrozy, setiap usaha menghancurkan Palestina sama dengan upaya menghancurkan Islam. Begitu juga ketika AS dmengubur Pemerintah Taliban di Afghanistan, bagi Amrozy bisa dirasakan amat menyayat hati umat Islam. Terutama karena penyerangan yang menelan ribuan korban jiwa umat Islam itu dianggap tak memiliki dasar dan alasan kuat, kecuali karena pemimpin Taliban tak mau menyerahkan Osama bin Laden yang diklaim AS sebagai dalang serangan teroris ke WTC dan Pentagon. Namun demikian, melihat AS tidak bisa cuma dari sudut pandang pribadi seorang muslim semata, tanpa mempertimbangkan kepentingan lebih luas menurut acuan kepentingan bangsa dan negara. Kebijakan sebuah negara seharusnya dilawan dengan kebijakan negara pula dan untuk itu, tiap warga negara baik secara pribadi maupun melalui saluran aspirasi dapat menyuarakan seperti apa kebijakan tersebut dilakukan. Terhadap AS, secara pribadi mungkin merasa sakit hati,!
namun menurut sudut pandang negara seperti Indonesia, belum tentu AS salah karena konteks pertimbangannya jauh lebih luas. Adalah terlalu sederhana, jika Amrozy melakukan pengeboman di Bali semata-mata karena sakit hati dan dendam kepada AS. Dendam Amrozy bisa saja dijadikan motivasi pribadi sedangkan mata rantai pelaku peledakan bom itu tentulah amat panjang, dan harus diungkap tuntas agar jelas kelompok apa mereka sebenarnya. Terlihat memang sangat sederhana kalau polisi untuk membuat persangkaan bom Bali yang sedemikian hebat, hanya kepada Amrozy yang tampak kecil. Tetapi, justru inilah seninya sebuah penyelidikan kasus-kasus kriminal yang nyaris tidak meninggalkan bukti sama sekali. Sekedar ungkapan-ungkapan kecil kadang bisa digunakan untuk membuka tabir yang lebih besar. Asalkan jangan seperti yang sudah-sudah, ketika tabir besar akan dibuka, tiba-tiba polisi ciut nyalinya. (gn)
_______________________________________________
Join Excite! - http://www.excite.com
The most personalized portal on the Web!
--EXCITEBOUNDARY_000__bf8aac6e6cd10d64c728e87fcef41f9c
Content-Type: text/html; charset="us-ascii"
Content-Transfer-Encoding: 7bit
<table cellpadding=10 cellspacing=0 border=0 width=100% bgcolor=white><tr height=200><td width=100%><font size=2 color=black>Dendamnya Seorang Amrozy <BR> <BR>Dalam penyidikan, Amrozy telah mengakui sebagai pelaku peledakan bom di Legian, Kuta Bali. Sasarannya adalah warga Amerika Serikat (AS) atas motif dendam. Tetapi ia kecewa, karena dalam peledakan bom itu yang banyak tewas adalah warga Australia, bukan warga AS. <br> <br>Dendam seorang Amrozy berharga 180-an orang meregang nyawa, Bali terpuruk dan berduka. Penyesalannya bukan karena korban sia-sia tadi, tetapi kenapa bukan orang AS. Astaga, bukan ? <br> <br>Jika pengakuan Amrozy itu benar, ada tanda tanya, apa semata-mata karena dendam? Bahwa Amrozy secara pribadi merasa dendam terhadap AS mungkin dapat dimaklumi, yang menganggap semua sepak-terjang dan kebijakan AS berimplikasi buruk terhadap umat Islam dunia. Atau setidaknya dirasakan, AS seolah tak bersahabat dengan umat Islam dan sering menuduh kalangan Islam sebag!
ai pelaku kekerasan berskala terorisme. <br>Pembelaan AS atas zionis Israel mungkin juga bagian penyebab dendamnya seorang bernama Amrozy tadi. Palestina dilihatnya telah identik dengan komunitas Islam. <br> <br>Karenanya bagi Amrozy, setiap usaha menghancurkan Palestina sama dengan upaya menghancurkan Islam. Begitu juga ketika AS dmengubur Pemerintah Taliban di Afghanistan, bagi Amrozy bisa dirasakan amat menyayat hati umat Islam. Terutama karena penyerangan yang menelan ribuan korban jiwa umat Islam itu dianggap tak memiliki dasar dan alasan kuat, kecuali karena pemimpin Taliban tak mau menyerahkan Osama bin Laden yang diklaim AS sebagai dalang serangan teroris ke WTC dan Pentagon. <br> <br>Namun demikian, melihat AS tidak bisa cuma dari sudut pandang pribadi seorang muslim semata, tanpa mempertimbangkan kepentingan lebih luas menurut acuan kepentingan bangsa dan negara. Kebijakan sebuah negara seharusnya dilawan dengan kebijakan negara pula dan untuk itu, tiap warga negar!
a baik secara pribadi maupun melalui saluran aspirasi dapat menyuarakan seperti apa kebijakan tersebut dilakukan. <br> <br>Terhadap AS, secara pribadi mungkin merasa sakit hati, namun menurut sudut pandang negara seperti Indonesia, belum tentu AS salah karena konteks pertimbangannya jauh lebih luas. Adalah terlalu sederhana, jika Amrozy melakukan pengeboman di Bali semata-mata karena sakit hati dan dendam kepada AS. Dendam Amrozy bisa saja dijadikan motivasi pribadi sedangkan mata rantai pelaku peledakan bom itu tentulah amat panjang, dan harus diungkap tuntas agar jelas kelompok apa mereka sebenarnya. <br> <br>Terlihat memang sangat sederhana kalau polisi untuk membuat persangkaan bom Bali yang sedemikian hebat, hanya kepada Amrozy yang tampak kecil. Tetapi, justru inilah seninya sebuah penyelidikan kasus-kasus kriminal yang nyaris tidak meninggalkan bukti sama sekali. Sekedar ungkapan-ungkapan kecil kadang bisa digunakan untuk membuka tabir yang lebih besar. Asalkan jangan!
seperti yang sudah-sudah, ketika tabir besar akan dibuka, tiba-tiba polisi ciut nyalinya. (gn) <BR> <BR><br></font></td></tr></table><p><hr><font size=2 face=geneva><b>Join Excite! - <a href=http://www.excite.com target=_blank>http://www.excite.com</a></b><br>The most personalized portal on the Web!</font>
--EXCITEBOUNDARY_000__bf8aac6e6cd10d64c728e87fcef41f9c--