[Nusantara] Negeri Imajinasi

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Tue Nov 19 03:01:26 2002


Negeri Imajinasi 

Oleh Darmanto Jatman * 

Dulu, saya sering mengkritik salah satu kelemahan
karya sastra Indonesia sebagai "miskin imajinasi".
Kritik itu merembet. Kemudian, saya bilang,
orang-orang Indonesia miskin imajinasi. Mereka terlalu
banyak menggunakan otak kiri mereka, sehingga kurang
kreatif seperti yang juga ditulis Daniel Goleman dalam
buku larisnya, Emotional Intellegremoe. 

Welhadalah! Setelah peristiwa bom Bali 12 Oktober
2002, saya "ngeh", "dhong", bahwa orang-orang
Indonesia sesungguhnya amat kaya dengan imajinasi.
Bahkan, menurut Ben Anderson, Indonesia itu negeri
imajiner -tentu saja dengan maksud yang berbeda dengan
maksud saya. 

Ke mana-mana saya pergi, dari desa pelosok sampai ke
pusat kota atau dari Denpasar sampai Jakarta, saya
mendengar begitu banyak versi, eh, variasi atas satu
tema, yakni "cerita di balik berita" bom Bali. Semua
berbau serse, intel, bahkan spionase. Full
imagination. Fantastic! Sensational. Spectacular!
Tidak kalah dengan karya Ian Fleming. 

Bahkan, kalau itu difilmkan, produk-produk Hollywood
menjadi tandingannya. Seorang pemuda Jimbaran -memulai
dengan pendapat Z.A. Maulani bahwa bom yang meledak
itu berjenis C4, plastik, transparan, dan ukurannya
kecil, tapi ledakannya mahadahsyat- yang tak mau
menyebut namanya kecuali "Wayan" itu bercerita tentang
lampu mobil remuk yang masih bisa menyala, jerit
tangis korban yang terdengar menyusupi malam, serta
intelijen asing yang berjubel di Hard Rock. "Bagaimana
tidak percaya Pak Maulani, beliau itu jenderal dan
bekas kepala intelijen," ujarnya. 

Begitu pun ketika polisi menangkap Amrozi dengan
melacak sasis mobil L-300 yang dilihat saksi mata di
Jalan Legian, depan Sari Club yang meledak. Saya
bertemu pemuda (pemuda lagi!) di Jakarta. Dia
mengatakan, "Ini pasti rekayasa! Kapan polisi
Indonesia bisa mempercundangi CIA kalau tidak
sekarang? Nanti kan seluruh cerita berasal dari Amrozi
doang!" 

Tentu, fantasi pemuda itu dimulai dari
ketidakpercayaan terhadap kemampuan (dan niat baik)
Polri. Sayang. Tapi, fantasi dia yang "njamesbond"
banget itu mengagumkan saya. Jadi, ada agen CIA yang
nyelundup menjadi ustad yang justru dengan getol
menyikat habis Amerika Serikat. 

Ustad tersebut berhasil mengumpulkan anak-anak muda
yang menjadi "true believer"-nya. Bukan *censored*a
menjadi fundamentalis, tapi benar-benar aktivis yang
militan. Di antaranya, ya Amrozi. 

Amrozi itu *censored*a agen yang bakal dikorbankan!
Penjelasan yang kelak juga saya dengar berasal dari
mantan petinggi Bakin, Suripto, dan mantan Kabakin
Z.A. Maulani. Sementara itu, KSAD Jenderal Ryamizard
Ryacudu menduga bahwa ada intelijen asing yang
bermain. 

Sebab, mereka tidak yakin bahwa Amrozi yang tidak
lulus SLTA tersebut mampu membuat bom sehebat itu.
(Kecuali tentu bila Amrozi memperoleh kemampuan luar
biasa dari Allah seperti Nabi Musa ketika membelah
laut merah -Dmt). 

Ya. Saya tercengang dan termenung di Pantai Kuta
menunggu "sunset", merasakan sentuhan sinar matahari
yang semakin teduh, angin yang sepoi, dan satu baris
awal puisi. 

Dan, tiba-tiba "Haratanaya!" Bukankah
imajinasi-imajinasi yang saya kumpulkan dari orang
maupun koran itu merupakan imajinasi yang mirip kalau
tidak boleh dikatakan sama? Inikah dunia intelijen
itu? Atau, inikah langit-langit imajinasi bangsa kita:
didikte oleh Hollywood? Gusti Allah nyuwun ngapura! 

* Darmanto Jatman, budayawan, dosen Undip Semarang 



=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Web Hosting - Let the expert host your site
http://webhosting.yahoo.com