[Nusantara] Belajar Merakit Bom di Afghanistan

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Sun Nov 24 10:00:55 2002


Belajar Merakit Bom di Afghanistan 

BUKAN hanya di Indonesia nama Abdul Aziz alias Imam
Samudera alias Kudama dikenal sejak tahun 2000. Tapi
juga di Malaysia. Di negara jiran ini, dia dikenal
sebagai salah satu pendiri Jamaah Islamiyah (JI)
bersama dengan Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir
seperti yang diungkap 

Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu
lalu. Nama Imam Samudera muncul kali pertama sejak
peledakan bom di malam Natal tahun 2000 yang
menggemparkan itu serta peledakan Plaza Atrium Senen
Jakarta. Dari beberapa tersangka yang diciduk muncul
nama Imam Samudera. Selanjutnya kasus peledakan bom
Bali, Amrozi juga menyebut nama dia sebagai aktor
intelektual. Baik Amrozi maupun sejumlah tersangka
lainnya dan saksi-saksi semua mengarah kepada Abdul
Aziz yang kelahiran Serang 14 Januari 1970. 

Sementara Malaysia pun menyebut-nyebut Imam Samudera
merupakan target operasi untuk segera ditangkap oleh
kepolisian negara tersebut, karena berbagai aktivitas
yang dikatakan meresahkan itu. Di berbagai media
massa, nama aliasnya banyak. Ada yang menyebut Imam
Samudera dengan Kudama. Ada juga Qudamah, ada pula
yang menulis Hudama. Bahkan, ada juga yang menulis Abu
Omar. Siapa nama sebenarnya, belum begitu jelas.
Jangan-jangan nama Imam Samudera juga nama samaran.
Nama Imam Samudera telah ditetapkan Polda Metro Jaya
sebagai salah satu tokoh pelaku teror di Indonesia.
Dia diuber polisi, karena keterlibatannya dalam kasus
bom malam Natal 2000 dan Atrium 2001. 

Selama ini, namanya disandingkan dengan Hambali, yang
juga diburu dalam kasus peledakan bom selama ini, baik
bom di malam Natal maupun bom di Jakarta. Sayangnya,
Hambali alias Encep Nurjaman, sampai sekarang juga
masih misterius. Dalam dokumen pengakuan Umar Al Faruq
kepada aparat Polri saat melakukan interogasi, Imam
Samudera disebut sebagai Abu Omar. Samudera disebut
bertanggung jawab dan memimpin pengeboman Mal Atrium
Senen yang dilakukan oleh Dani. Atas aksi ini, Dani
diberi imbalan oleh Samudera sebesar RM 10.000. 

Selama ini, dari mana asal Imam Samudera juga masih
simpang-siur. Ada yang mengatakan, Imam Samudera
berasal dari Serang. Tapi, ada juga yang mengatakan,
dia berasal dari Bogor. Ke Afghanistan Abdul Aziz yang
lulusan Madrasah Aliyah Negeri, tahun 1990 pergi ke
Malaysia. ''Tapi itu hanya transit. Kemudian pergi ke
Pakistan, untuk selanjutnya ke Afghanistan. Di sana
dia mengikuti kegiatan bersama tim yang jumlahnya
sampai 7 orang. Kegiatannya untuk melawan pasukan
asing,'' tutur Kapolri Da'i Bachtiar dalam jumpa pers
kemarin. Lalu dia kembali ke Malaysia dan sempat
tinggal 6,5 tahun di Johor. Sedangkan di Afghanistan
dia tinggal 2,5 tahun. 

Selama di Malaysia maupun di Afghanistan, dia belajar
mengenai jihad dan menggunakan senjata api, merangkai
bom, serta menggunakan ranjau. Di Malaysia, dia
menjalani kehidupan normal dengan berdagang baju dan
usaha kecil. Dia juga mengikuti pengajian dan selalu
mencari informasi dari internet, terutama informasi
soal jihad dan juga berita soal ketidakadilan.
Misalnya saja aksi pembunuhan terhadap umat Islam. Dia
juga bertukar informasi dengan orang-orang melalui
internet yang disebut sebagai pemimpinnya. Dia ingin
berjihad ke Indonesia dengan cara dia sendiri. Dan itu
dibuktikannya dengan kembali ke Indonesia tahun 2000. 

Satu bulan pertama di Indonesia, dia melakukan
observasi untuk melaksanakan niatnya. Observasi
dilakukan di Jakarta dan Batam. ''Pada akhir tahun
2000, dia tinggal di Batam,'' jelas Da'i. Selanjutnya,
pada malam Natal 2000 Samudera melakukan pengeboman
gereja di Batam. Dia juga mengaku bertanggung jawab
atas pengeboman gereja Santa Anna dan HKBP di Jakarta.
Sedangkan pada gereja lainnya dia tidak mengakui,
namun dia menyebutkan mungkin kelompok lainnya.
Setelah melakukan pengeboman tersebut, lanjut Da'i,
Samudera pergi ke Malaysia. Pada tahun 2002 kembali
lagi ke Indonesia. Kemudian terlibat dalam pengeboman
Bali. 

Pandai Berdebat 

Imam samudera adalah anak kedelapan dari 11
bersaudara. Setelah tamat madrasah aliyah di Serang
pada 1990, dia berangkat ke Malaysia. ''Saya menjual
perhiasan untuk membiayai keberangkatannya itu,'' kata
Embay Badriyah, ibu Imam. Menurut Embay, pada Lebaran
2000 Imam sempat kembali. Tapi setelah itu, dia
menghilang bersama istri dan ketiga anaknya. Sementara
Lulu Jamaludin, adik Abdul Aziz, menjelaskan,
keluarganya semuanya berjumlah 11 orang. Abdul Aziz
adalah anak ke-8. Lulu anak ke-10. ''Kakak tidak
pernah berkelahi dan tidak suka kekerasan,''ujar Lulu.


Sejak kecil Ny Embay Badriani membesarkan sendiri
anak-anaknya, karena sudah cerai dengan suaminya,
Sihabuddin. Makanya Ny Embay terpaksa mencari nafkah
dengan cara berjualan berbagai macam kebutuhan,
termasuk menjahit baju muslim serta membuka warung
kelontong di rumahnya. 

Sebagai Koseptor Keberadaan Imam Samudera telah
disebut Amrozi, tersangka peledakan bom Bali. Amrozi
mengaku dirinya dipertemukan dengan Imam Samudera pada
6 Oktober di Bali. Keterlibatan Imam Samudera juga
diungkap Dani, pelaku peledakan bom di Atrium yang
kini telah divonis penjara seumur hidup oleh
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Dani menyebut
Samudera sebagai konseptor, sekaligus pemasok bom
dalam peledakan Atrium itu. 

Tersangka peledakan Atrium lainnya, Abbas alias Edi
Setiono, menyebut Samudera sebagai seorang insinyur.
''Dia insinyur, bahasa Inggrisnya lancar, bahasa
Arabnya lancar. Dia sempat lama tinggal di Malaysia.
Dia orang Bogor, istrinya orang Malaysia, sempat
tinggal sekitar dua bulan di rumah kontrakan itu. Saya
lihat dia orang yang pintar,'' kata Abbas. Dalam
beberapa pemberitaan media asing, Imam Samudera
disebut sebagai agen Al Qaeda di Asia Tenggara. Dia
juga disebut-sebut pimpinan Jamaah Islamiyah (JI).
Bahkan, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono pernah
menyebutnya sebagai pendiri JI di Malaysia bersama
Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir. 

Juara Kelas 

Imam Samudera yang bernama asli Abdul Aziz, lahir di
Desa Lopang Gede, Serang, Banten. Di kalangan teman
sekampungnya, dia dikenal anak pintar. Sekolahnya
selalu peringkat satu. Dia menonjol dalam pelajaran
IPA dan Kerajinan Tangan. Tapi, Imam yang ayah dan
ibunya bercerai sewaktu Imam masih anak-anak, tidak
terlalu pintar dalam pelajaran Matematika. Masa
kecilnya dilalui dengan hidup sederhana. 

Keluarganya adalah orang taat beragama. Ibunya perias
pengantin yang kadang-kadang kalau sepi order
berjualan kue. Imam tumbuh sebagai anak yang supel
bergaul. Banyak temannya. Ketika diasuh kakaknya,
Abdul Aziz kecil ini bukan anak yang pemberani.
Katanya, Aziz sangat cengeng. Artinya, gampang sekali
menangis dan akan susah menghentikan meski dia sudah
digendong. Kakaknya, Ny Aliyah, menuturkan, meski
hidup dalam kesederhanaan, Aziz memang anak berotak
encer. ''Di sekolahnya selalu dapat ranking,'' kata
Aliyah. 

Sampai saat ini memang belum jelas kapan Aziz
meninggalkan keluarganya untuk pergi ke Malaysia.
Tapi, diperkirakan dia pergi ke negeri jiran itu
sekitar tahun 1992. Dan kontak hubungan dengan
keluarga sempat terputus beberapa tahun. Tapi, pada
tahun 1998 keluarga Aziz alias Imam Samudera ini
kemudian sempat mengenalinya kembali. Dikisahkan pada
tahun itu dia menjalani bisnis jual-beli kurma. Aziz
berdagang dengan memasok dua kontainer kurma via
Jakarta dan kemudian diedarkan kepada pedagang di
beberapa kota, termasuk dipasarkan ke Serang, kota
yang menjadi kelahirannya. Kiprah pedagang kurma itu,
namanya tiba-tiba melambung tinggi ketika terjadi
banyak peristiwa pengeboman. 


=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus – Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com