[Nusantara] ULIL KEDONYAN....

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Thu Nov 28 05:36:36 2002


dari Ngallique:
Itu jugak yang jadi polemik di milis tetangga tentang
makna hukum manusia vs
hukum Allah. Lha pancen mas Ulil bener, hukum Tuhan
itu memang 'ndak ada
apa2nya', kata seorang filsuf: Qur'an itu kayak kita,
makhluk (yang
diciptakan), bukan khalik (yang menciptakan)! Qur'an
ndak punya otak,
menungsa yang punya otak dan bisa mbaca terus
(mestinya) mikir! Manusia as
khalifah-lah yang bertugas menjelentrehkan hukum Allah
tadi ke bahasa
manusia, baru hukum Tuhan tadi bisa berbunyi dan
bergigi dan ada apa2nya:
baik melalui SI maupun non-SI! :-) Lha kalo ngandalkan
dosa (hukum Allah)
thok, tanpa mikir institusi: pengadilan, pulisi,
jaksa, pengacara etc, ya
kapan majune negara ini, tak iya? Lha kan ini yang
emang diajarkeun sama
Kanjeng Nabi ke kita, supaya mikir dunia, jangan
akhirat thok yang
dipikirin! Jangan apa2 diserahin ke Tuhan!

Mas Ulil memang 'kedonyan'. Lagi mikir dunia,
sedherek2! Dunia kita. So,
harap maklum bagi yang ndak mau mikir!
Salam kedonyan,
Alliq
-----------------
KDP:
Walah, rembugan masalah rumit tenan nih... antara
hukum Tuhan dan hukum makhluk Tuhan... hehe.
Antara melangit dan mendunia... Jian saumpama
dulu aku belajarnya masalah beginian, dah tentu
nilai-ku njepluk.. Lha witikna, wong yang dijalani
ini dunia, je.

Apa iya hukum Tuhan itu sesederhana yang di-
bayangkan oleh 'lawan' debat Ngulil? Urusan manusia
yang konon dijanjikan oleh Tuhan sebagai khalifah
(ini arti sakbenernya apa ya, wakil atau penguasa?)
di bumi, yang kata Cak Ngallique ketika ngaji njaman
SD, dulu Gusti Allah pernah 'nanting' kepada sege-
nap makhluk, dan yang 'kemlunthu' sanggup cuma
manusia. (hehe, tadi di MI ada opini yang membahas
makna manusia dari kata Anas, kemudian ada
anisa dan apalagi gitu, yang katanya bermakna
harmonis, erat berhubungan dsb. Sayang pakai
bahasa Arab... lho kalau bahasa jawa, kan ada
manusa, ada wong ada jalma, ada janma.... weleh,
njut apalagi maknanya?)

Ya lah Kang Ngallique, Mas Ngulil memang lagi mikir
dunia... donya nan fana. Tak langgeng, bisa habis.
Dus, karena kadonyan yang dibahas, tentunya
itu masalah hidup to ya? Panguripan.... gimana
caranya urip agar nanti bisa kembali ke asal dengan
baik.... nah asalnya dari mana? Lha ini yang kemarin
tak ungkap di milis tetangga, bahwa badan manusia
cuma kembali ke bumi, terurai kembali menjadi
unsur dan senyawa pembentuknya. Lha terus roh
atau nyawa ya kembali kepada yang punya.....

Lha iya kalau proses datang dan pergi, yang
singgah sebentar dalam raga manusia ini, kok ya
urusannya diserahkan semua kepada Tuhan?
Tuhan jadi tukang parkir segala hihihiiiii sampeyan
iki... Belum lagi Tuhan sebagai backing power
untuk perang, untuk ngrampok, buat ngracik bom,
buat bersumpah palsu, buat selak, kayak mbasir,
kayak bar tanjung, di ramelan, din samsudin,
min rais, zah haz.. (lho kok cuma satu kecap semua?)
apanya ndak kasihan?

Untung Tuhan itu diakui bersama maha kuasa,
bagi yang mengakuinya tentu.... jadi yaaa itulah.
Sampai-sampai secara filosofis, dalam kitab
ndarmogandoel, dalam shalat lahir, Tuhan ikut
sembahyang.... (lho kan Dia lebih dekat dari
urat leher manusia? berarti bersemayam dalam
manusia, berarti manunggaling kawula-gusti...
berarti klenik..... Ki Sujani ngaku Allah... hehehe)
Lha tapi sebagai khalifah apa ndak salah? Terus
khalifah bumi ini sekarang sudah mencapai 5
milyar lebih.... padahal luas daratan di bumi ndak
tambah luas malah tambah sempit, tambah
kecil daya dukungnya...

Terus sebagai khalifah, perlu dong bikin tanah
tanah perdikan masing-masing. Terus bersaingan,
terus berebut pengaruh, rebut kuasa.. terjadi
perang..... bunuh-bunuhan.... hehehe muncul segala
macam hukum dan konsepsi dan konsesi... jadi
beraneka ragam. Kalau yang berlaku hanya satu
hukum, yi. yang disangkakan sebagai Hukum Tuhan,
lhaaaaa apa bedanya manusia (dan populasinya)
dengan segerombolan burung-burung camar...
yang hidup menyerah kepada ketersediaan sumber
daya alam thok-thil.... buktinya evolusi 'otak'
manusia sebagai satu-satunya jenis makhluk penuh
abstraksi dan daya nalar sudah sedemikian beragam
je hasilnya. Ada yang ndak mau mikir, ada yang
mikirnya kenemenen... ada yang ela-elu, ada
yang tiru-titu.... wis.. kumplit. Ada yang primitif
ada yang modern, post modern, post-post-postnya
modern... wuik!

Mumet ah... Lha wong sakarang aku juga masih
menjalani hidup di dunia kok.... kalau ndonya rusak
yaaaa ikut rusak lah awak! Gitu aja kok repot...
hehehehe kangen aku sama celetukan GD ini.....

Salam ndonyani pula....
KDP
----


=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com