[Nusantara] Radio Nederland: Wawancara Bambang Harymurti
Gigih Nusantara
gigihnusantaraid@yahoo.com
Thu Nov 28 05:37:09 2002
Komentar: Menarik untuk tahu pandangan pribadi Bambang
Harymurti, pemimpin redaksi majalah Tempo dan Koran
Tempo, dalam wawancara dengan radio Belanda ini
tentang Abdul Azis. Ini bisa dijadikan jendela
mengintip kebijakan redaksi media tempatnya bekerja.
Harymurti beberapa waktu lalu membongkar arsip majalah
Tempo dari 1980-an dan mempelajari Jemaah Islamiyah.
Amien Rais, misalnya, ternyata pernah jadi saksi ahli
kasus Abubakar Ba'asyir dan Abdullah Sungkar. (andreas
harsono)
Radio Nederland Wereldomroep Sabtu 23 November 2002
16:00 WIB
Walau Mengaku Pelaku Imam Samudra Belum Tentu Dalang
Begitu ditangkap, Imam Samudra, tersangka utama
peledakan bom di Bali, diberitakan mengaku sebagai
pemberi perintah pemboman di Legian itu. Selain itu
Imam Samudra juga mengaku bertanggung jawab atas
serentetan pemboman lain seperti gereja di Bantam,
Gereja dan HKBP di Jakarta dan Atrium Senen. Bila
pengakuannya benar, apakah dengan demikian pelacakan
pelaku kasus pemboman bisa dianggap tuntas dampai di
sini. Radio Nederland menghubungi pemimpin redaksi
majalah Tempo, Bambang Harymurti.
Bambang Harymurti [BH]: Saya kira terselesaikan sampai
tahap pelaku. Tetapi belum selesai pada tahap yang di
atasnya lagi, ya. Atau yang kita sebut sebagai dalang.
Karena kalau kita lihat, hal ini juga sudah terjadi
sebelumnya, begitu. Polisi menangkap pelaku
pengemboman Bursa Efek Jakarta, misalnya. Polisi juga
menangkap beberapa pelaku pengemboman gereja menjelang
Natal 2000. Tapi berhenti sampai di situ. Tidak
menyusur kenapa mereka membom, jaringan siapa yang
memerintahkan dan seterusnya. Saya berharap kali ini
bisa lebih dari sekedar menangkap pelaku, begitu.
Radio Nederland [RN]: Kalau melihat apa yang sudah ada
sekarang, apakah dalang itu bisa diraba, dilacak siapa
kira-kira dalangnya?
BH: Mungkin diraba bisa. Tetapi apakah bisa dilacak
itu belum tentu, karena biasanya pelaku ini memang
orang-orang yang true believer ya, orang-orang yang
tidak takut tertangkap, dan sebagainya. Tetapi
biasanya yang memerintahkan itu kontak-kontaknya lebih
rahasia, lebih tidak formal, sehingga untuk
mendapatkan mereka secara hukum itu sulit. Mungkin
mendapatkan bukti intelijen sih mudah, tetapi
mendapatkan bukti hukum untuk mendapatkan mereka yang
di atas-atas itu tidak mudah begitu.
RN: Apakah anda percaya bahwa ini dalangnya adalah
Jamaah Islamiyah?
BH: Saya cenderung menduga demikian, karena modusnya
itu dengan awal-awal mereka mulai bergerak di
pertengahan 1970an, 1980an itu tidak jauh beda,
begitu. Cuma teknologinya saja yang tambah hebat.
RN: Maksudnya teknologi untuk merusak ini ya?
BH: Iya. Kalau dulu kan mereka ketika terlibat
pengeboman gereja mau pun bom di Borobudur, mau pun di
Lampung dulu itu kan masih pakai bom petasan atau bom
ikan, gitu. Sekarang kelihatannya karena pengalaman ke
Afganistan dan punya kontak-kontak internasional,
mereka sekarang teknologi penghancurnya lebih canggih
lah. Bisa pakai hand phone segala.
RN: Tetapi begini ya, Bung Bambang Harymurti. Ini kan
di Singapura Jamaah Islamiyah buronan, di Filipina
buronan, di Malaysia juga buronan. Nah, satu-satunya
bagi mereka adalah Indonesia, kan? Logisnya kan kita
bertanya, masa sebuah organisasi akan bunuh diri
dengan merusak tempat amannya sendiri?
BH: Saya kira mereka enggak anggap Indonesia itu
tempat aman kok! Kalau kita pelajari ideologi mereka.
Bahkan orang-orang Islam yang bikin partai politik,
mengikuti hukum negara Republik Indonesia itu dianggap
kafir oleh mereka. Kita juga lihat saja ya contohnya,
misalnya kyai yang di New Haven itu. Dia kan orang
yang dihukum mati di Mesir, lalu lari ke Amerika,
malah terlibat meledakkan WTC yang pertama itu. Ini
memang perilaku kelompok yang sangat ekstrim ya, yang
sangat minoritas, tetapi perilakunya saya lihat enggak
jauh beda gitu, di mana-mana. Bagi saya modus
operandinya itu justru sangat konsisten, gitu. Kan
kalau kita bandingin dengan, saya lupa namanya syekh
siapa, dia buta tinggalnya dekat New York. Dia
dilindungi di Amerika dari pengejaran di Mesir kan,
dia bikin pengajian, mesjid di situ. Eee, malah dia
terlibat mau meledakkan WTC, tempat yang sebetulnya
paling aman buat mereka, dibandingkan dengan tinggal
di Mesir. Ini juga saya kira mereka memang motifnya,
ya pokoknya yang musuh mereka itu di mana pun harus
dihancurkan. Kalau kebetulan dekat rumah ya lebih
gampang lagi, gitu!
RN: Dengan demikian anda menutup kemungkinan bahwa
mereka bekerjasama dengan kalangan lain? Misalnya kan
waktu itu banyak orang bicara tentang dua orang
jenderal paling sedikit, yang disinyalir ada di Bali?
BH: O, saya pikir enggak. Justru karena kelompok ini
paling mudah digerakkan. Karena itu saya bilang ini
kalau sampai tingkat pelaku enggak akan sulit, karena
kelompok ini di kalangan polisi mau pun intelijen di
Indonesia sudah sangat dikenal. Mereka itu kalau
dikasih kesempatan pasti akan melakukan kegiatan
penghancuran-penghancuran itu. Tapi kan yang tahu
tidak ada mereka. Kasarnya begini lah, saya mau bikin
kekacauan di Indonesia. Kelompok ini kita drop (beri,
red.) aja uang dan bom, gitu. Nanti mereka akan jalan
sendiri. Peran saya kan enggak usah ketahuan, begitu
lho. Bagi saya kalau ada teori konspirasi itu di
tingkat siapa yang memanfaatkan mereka, walau pun
mereka sendiri mungkin tidak merasa dimanfaatkan,
karena mereka memang sudah punya niat untuk
melaksanakan ini semua.
Demikian Bambang Harymurti, pemimpin redaksi Mingguan
Tempo di Jakarta. Berita tertulis yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep.
=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com
__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com