[Nusantara] Zukri Saad : Sinergi Kaki Lima

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Fri Oct 4 06:00:53 2002


Sinergi Kaki Lima
Oleh: Zukri Saad

Pedagang kaki lima sejak krisis ekonomi Indonesia
banyak menghiasi 
jalanan
protokol kota-kota. Di kota Padang misalnya, hampir
tak ada jalanan 
protokol
yang tidak ber-kaki lima. Kaki lima telah tampil cukup
membludak, 
seiring
dengan terbatasnya lapangan kerja. Bahan jualan mulai
dari kebutuhan 
rutin
seperti rokok dan kebutuhan rumah tangga,
sampai-sampai buah-buahan 
yang
sedang musim. Di beberapa pojokan, terlihat kaki lima
buah-buahan eks 
impor.
Ada yang semi permanen dan menetap. Ada pula yang
temporer menggunakan 
mobil
bak terbuka.
Hal ini tak mungkin dibiarkan terus karena mengganggu
lalu lintas dan
keindahan kota. Tapi tak mungkin pula menggusur mereka
karena hak warga
negara untuk berusaha dijamin oleh undang-undang. Itu
hak azasi yang 
secara
universal disepakati. Kalaupun akan menggusur gaya
orde baru tentu 
tidak
relevan lagi. Tentu akan makin mengurangi simpati
rakyat kepada 
pemerintah
ditengah krisis kewibawaan yang makin mewahana.
Kedepan, kita berharap tak akan disuguhi pemandangan
satuan polisi 
pamong
praja harus over-acting menggusur bangsa sendiri yang
perlu berusaha 
untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya.
Caranya yang mungkin adalah menatanya seefektif
mungkin sehingga proses
transaksi ekonomi skala kecil berlangsung dinamis,
aman, tidak 
mengganggu
lalu lintas dan berkontribusi pada keasrian kota. Uwan
ada usulan yang
mungkin bisa menginspirasi kepala daerah berikut
jajarannya.
Pertama-tama dilakukan inventarisasi warga masyarakat
yang berusaha di
sektor kaki lima, kalau bisa diseluruh penjuru kota.
Keberadaan mereka
dipetakan berdasarkan jalan tempatnya berusaha, item
barang yang 
dijual,
data produsen, dan pola pembeliannya. Kalau bisa
datanya selengkap 
mungkin.
Tahap awal Pemdako membebaskan lahan di jalan protokol
untuk fasilitas
publik berdasarkan hitungan arus migrasi dalam kota.
Untuk ini Pemdako 
perlu
membebaskan lahan dengan cara pinjam pakai, menyewa
jangka waktu 
panjang
atau membelinya Bila lahannya milik pemerintah, tentu
akan lebih mudah
pembebasannya. Lahan ini kalau dapat luasnya antara
2000 - 3000 meter
persegi ditata sedemikian rupa. Lahan ini akan di
rancang (bila perlu
disayembarakan desainnya) untuk dikembangkan menjadi
pusat pertumbuhan
ekonomi skala kecil berbasis pedagang kaki lima.
Pada lahan ini dibangun kios-kios pedagang kaki lima
dengan berbagai 
jenis
jualannya (makanan/minuman/sayuran/keperluan harian
lainnya seperti 
sabun,
odol, handuk, dll) disertai berbagai fasilitas publik
(misalnya telepon
umum, toilet, mushalla, wartel dan warnet, sekaligus
halte bis berikut
jembatan penyeberangan). Fasilitas ini akan buka pukul
5 pagi sampai 11
malam. Dengan demikian malam hari akan terang
benderang. Baik lampu 
merkuri
maupun cahaya dari berbagai billboard iklan.
Untuk membiayai fasilitas dimaksud, pemerintah kota
tak perlu keluar 
uang.
Seluruhnya akan di biayai oleh produsen yang produknya
akan dijual 
disana.
Pemda cukup mengundang berbagai distributor untuk
bergotong royong 
mendanai
kebutuhan konstruksi. Sarana yang dibangun ditata
artistik dan 
terintegrasi
dengan billboard produk maupun iklan-iklan lainnya.
Karena pedagang 
kaki
lima ini adalah ujung tombak pemasaran produk massal/
consumer goods, 
maka
tentu biaya iklannya disinergikan untuk membangun
fasilitas dimaksud.
Untuk proyek percontohan dapat dimulai dengan menata
jalan Khatib 
Sulaiman
(agak 3 lokasi) , Rasuna Said (1 lokasi), Sudirman (4
lokasi) dan 
Bagindo
Azis Chan (1 lokasi). Pengadaan lahan mungkin sulit,
tapi bisa saja 
dengan
tukar guling  memindahkan kantor-kantor pemerintah ke
lokasi lainnya.
Bila sarana ideal ini telah diwujudkan, pemdako
dipersilahkan untuk
merancang Perda penetapan lokasi kaki lima, dimana
diluar lokasi tidak
diperbolehkan berjualan. Jalan-jalan protokol akan
bebas pemandangan
semrawut dan kumuh yang pada gilirannya akan
menghadirkan kelancaran 
arus
lalu lintas.
Bila ini dapat direalisasi, tentu beberapa manfaat
diperoleh. Antara 
lain
(a) Pengurangan konsentrasi massa ke pusat kota karena
berbagai 
keperluan
harian dapat dipenuhi di kios-kios yang berada dekat
kantor atau tempat
berusaha (b) Penataan kota akan  bebas gangguan
pedagang kaki lima 
dengan
menetapkan zona tertentu saja yang boleh digunakan
untuk berdagang (c)
Berkontribusi terhadap keindahan kota karena kawasan
ini dikelola 
sebagai
pusat keramaian baru yang atraktif sedemikian rupa
sehingga nyaman 
untuk
dikunjungi  (d) Pilot model mobilisasi dana periklanan
yang bersinergi
dengan pedagang kaki lima untuk dapat dikembangkan ke
berbagai jalan 
umum
strategis di kota Padang dan kota-kota lainnya di
Indonesia.
Sinergi kaki lima dengan produsen dan pemdako ini
berpeluang untuk
mengangkat pengusaha kecil kedalam suatu bentuk usaha
yang moderen 
sekaligus
menertibkan kaki lima tanpa harus mengusur.

=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
New DSL Internet Access from SBC & Yahoo!
http://sbc.yahoo.com