[Nusantara] SP : Hak Masyarakat Dapat Informasi Peristiwa G-30-S secara Benar
gigihnusantaraid
gigihnusantaraid@yahoo.com
Fri Oct 4 07:24:09 2002
Hak Masyarakat Dapat Informasi Peristiwa G-30-S secara Benar
Kesalahan Orang Yang Terlibat G-30-S Jangan Sampai Ditanggung Anak
dan Cucu
JAKARTA - Seluruh dokumen dan literatur sejarah yang berkaitan
dengan kebenaran sejarah nasional, baik positif maupun negatif pada
hakikatnya harus diberi tahukan kepada masyarakat. Tugas
pemerintahlah untuk mengumumkannya, untuk itu informasi sejarah
mengenai peristiwa G-30-S perlu dibuka kepada masyarakat secara
transparan dan jujur.
Hal itu dikatakan Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia (FISIP UI), Prof Dr Harsono Suwardi MA kepada
Pembaruan di Jakarta, Sabtu (28/9).
Menurut Harsono, seseorang yang diperlakukan tidak adil di masa lalu
harus diingat masa depan mereka terutama keluarganya karena mereka
yang tidak bersalah akan ikut menanggung beban itu.
"Bila memang ia tidak bersalah, beritahukanlah itu kepada
masyarakat. Masyarakat itu termasuk salah satu pengadil, sehingga
mereka juga menjatuhkan hukuman pada seseorang yang dianggap
bersalah," kata Harsono.
Harsono mengingatkan kesalahan seseorang jangan sampai ditanggung
oleh anak dan cucunya. Selama ini begitulah yang terjadi.
Harsono melihat bahwa rehabilitasi pemerintah terhadap eks tahanan
politik G-30-S PKI berjalan lambat. Sudah empat tahun kita
reformasi, tetapi sosialisasi tentang hal itu belum ada.
Ia juga berharap ada tim khusus yang menyosialisasikannya karena
kalau tidak hasilnya tidak maksimal.
Hal yang sama juga dikatakan mantan Dekan FISIP UI Prof Dr Juwono
Sudarsono pada Pembaruan, di Jakarta, Sabtu (28/9). Menurut Juwono,
temuan-temuan baru harus segera diungkapkan ke masyarakat.
"Saat bertemu dengan tim revisi sejarah dari Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan dan Masyarakat Sejarah Indonesia, saya sudah
mengatakan untuk mengumumkan temuan-temuan baru. Dibuat kerangka
lebih berimbang tentang kejadian itu, sehingga yang ditulis tahun 70-
an bisa diimbangi dengan temuan baru itu," kata Juwono.
Dikatakan, hal itu hendaknya sepenuhnya dibuat oleh para ahli
sejarah dan tidak ada kejadian yang dihapus untuk kepentingan
pemerintah yang sedang berkuasa. "Jangan sampai kejadian tahun 70-an
berulang, semua masa Sukarno salah. Sekarang jangan semua masa
Suharto disalahkan," katanya.
Kini hasil revisi sudah ada di Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional untuk dirumuskan dalam
buku-buku pelajaran siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah
umum.
Menurut Juwono, sejarah itu penting diberikan untuk mendidik siswa
tentang masalah-masalah kesadaran berbangsa.
Karena itulah, sejarah harus berimbang, toleran, dan sebenci-
bencinya pada masa lampau, harus tetap berimbang.
Juwono mengatakan semua itu bisa dilakukan, bila pengajaran sejarah
disusun berdasarkan tingkatan pendidikan. Juwono juga menyatakan
keyakinannya, bila pemerintah saat ini bisa mendudukkan sejarah
secara berimbang. (AS/L-2)
---------------------------------------------------------------------
-----------
Last modified: 30/9/2002
--- End forwarded message ---