[Nusantara] Mung : SEBELUM
gigihnusantaraid
gigihnusantaraid@yahoo.com
Fri Oct 4 08:24:21 2002
L Murbandono Hs
SEBELUM
Sebelum mencuci piring Akal sudah bertemu dengan Hati dan berpesan
kepadanya agar rakyat betul-betul diperhatikan dengan sungguh-
sungguh sebab kalau rakyat mengamuk itu berbahaya dan Hati agaknya
setuju sebab langsung menulis di kertas dan kemudian duduk di sofa
sambil membersihkan kacamata.
Sebelum naik andong Kaki sudah berpesan kepada Tangan agar kalau
berbicara hendaknya dipikirkan matang-matang sebab Tangan itu
ibarat pohon adalah pohon beringin yang rindang dan agaknya Tangan
setuju sebab dia tersenyum-senyum dengan manisnya lalu naik bis kota
dan membagi-bagi kebahagiaan kepada segenap penumpang yang rata-rata
wajahnya sudah simpang siur enggak keruan.
Sebelum sikat gigi Mata sudah memangku Ketua yang dielus-elusnya
sambil dibisiki agar sejak sekarang dia harus berlaku manis sebab
Ketua itu bukan orang sembarangan sebab aturannya memang begitu dan
agaknya Ketua setuju-setuju saja sebab diam saja dan langsung turun
dari pangkuan lalu memainkan piano yang merdu bunyinya.
Sebelum minum susu Telinga sudah bersendau gurau dengan Panglima dan
mengatakan hendaknya senjata-senjata itu semuanya dijual saja dan
uangnya dibagi-bagikan secara merata kepada para prajurit yang
kurang gajinya dan agaknya Panglima itu antusias atas usul itu sebab
yakin tanpa senjata semua tentara bisa bekerja dengan lebih bahagia
lantaran sudah terbebas dari perkakas yang amat berbahaya. Panglima
lalu memanggil Mulut agar tidak melakukan gerakan yang tidak baik
sebab ini menyangkut senjata yang perkaranya harus dikembalikan ke
abad-abad sebelum sejarah tertulis manakala manusia dan monyet itu
sama-sama telanjangnya.
Sebelum mencium Bibi Paman berkata kepada Bibi agar sejak sekarang
Indonesia dibagi-bagi secara adil dan merata sehingga jatah Suami
dan Istri jelas porsinya. Bibi setuju lalu setelah membalas ciuman
Paman, memanggil Mertua, Menantu, Keponakan, Ipar, Bapak, Ibu,
Kakek, Nenek, Anak-Anak, Teman, Sahabat, Tetangga-tetangga, Atasan,
Bawahan, Babu, Kacung, dan entah siapa lagi, tapi terpenting,
begitulah asalmula alias genesisnya, mengapa Suami dan Istri harus
memasak bersama dan sama-sama bagi-bagi adil dalam hal menceboki
anak mereka.
Sebelum DPR bersidang Beliau telah memanggil Ketua agar yang
bersangkutan sarapan kejujuran terlebih dahulu, sebab sesudahnya,
akan sangat berbahaya jika hal tersebut tidak dilakukan, katimbang
nantinya tidak jelas siapa yang bakal mencuci piring.
Sebelum mencuci piring Akal telah berpesan kepada Hati bahwa ....
Hilversum, 1 Oktober 2002