[Nusantara] Jangan Malu Terima Penyidik Asing
gigihnusantaraid
gigihnusantaraid@yahoo.com
Fri Oct 18 09:24:06 2002
Bali Post
16/10/2002
Dari Warung Global Interaktif - ''Bali Post''
Jangan Malu Terima Penyidik Asing
Peledakan bom di Kuta, Sabtu (12/10) yang menewaskan 188 orang,
kebanyakan
wisatawan Australia, gaungnya demikian besar ke mancanegara. Simpati
pun
datang dari berbagai negara asing. Bahkan banyak yang menawarkan
bantuan
tenaga ahli penyidik guna melacak pelaku pengeboman itu. Ketika
bantuan
penyidik asing diangkat sebagai tema dialog Warung Global, Selasa
(15/10)
kemarin di Radio Global FM 99,15 Kini Jani, nyaris semua peserta
dialog
menyatakan kesetujuannya dengan argumentasi beragam. Berikut komentar
selengkapnya.
Tawaran itu hendaknya disikapi positif, jangan sampai ada prasangka
apalagi
tuduhan bahwa tawaran itu sebagi bentuk intervensi. Sebab peledakan
di Kuta
itu bersifat internasional, yang telah menewaskan warga asing.
Penyelesaiannya tidak hanya menjadi tanggung jawab Indonesia tetapi
juga
negara lain. Ini menyangkut permasalahan umat manusia. Karenanya Pak
Radana
di Tibu Beneng, menilai sebuah kebodohan besar jika sampai negara ini
menolak tawaran itu. ''Kita jangan merasa malu atau rendah diri, yang
penting bagaimana kasus ini secepatnya terungkap dan citra pariwisata
kita
bisa segera pulih,'' katanya. Hal senada dikemukakan Sulu di
Imambonjol.
Menurut dia, terorisme itu sudah bersifat internasional. Karenanya
penyelesaiannya tidak hanya bersifat nasional tetapi juga
transnasional
(lintas negara). Atas alasan tersebut, dia menyarankan supaya bantuan
penyidik dan penyelidik asing itu diterima saja. Hal senada
dikemukakan juga
oleh Binawan. Menurut dia, tawaran bantuan asing itu hendaknya
disikapi
secara positif, bukan dengan apriori. Sebab kita dan dunia
internasional
sangat berkepentingan agar kasus itu secepat mungkin bisa diungkap.
Terlepas dari anggapan bahwa penyelidik asing lebih kapabel menangani
permasalahan teroris, Ibu Arma menilai fakta telah menunjukkan banyak
kasus
teroris di negeri ini sulit diungkap oleh aparat. Karena itu tidak ada
jeleknya bekerja sama dengan penyelidik dari luar negeri. Sebab
targetnya
kasus ini secepatnya terbongkar. ''Saya pesimis kasus itu bisa
diungkap
segera kalau aparat tidak bekerja sama dengan tenaga ahli luar
negeri,''
katanya.
Lindungi Teroris
Pawangsa berpendapat aparat selama ini terlalu yakin bahwa Bali ini
aman.
Karenanya kelengahan itulah yang dimanfaatkan oleh teroris melakukan
aksinya. Permasalahan teroris sudah sedemikian mengkhawatirkan karena
ada
kecenderungan makin berani. Untuk mengungkapnya, hendaknya polisi
tidak ragu
menerima atau bekerja sama dengan tenaga asing. Justru jika tawaran
itu
ditolak, tambah Jro Wijaya, ada kesan pemerintah melindungi terorisme.
''Untuk itulah bantuan itu sebaiknya diterima saja secepatnya,''
katanya.
Menyikapi tawaran ini, Karsika mengatakan sebaiknya aparat jangan
munafik.
Beda dengan Djaja Susila. Menurut dia, kejahatan terorisme hendaknya
ditangani satuan khusus. Karena itu dia berpendapat kepolisian perlu
direorganisasi, ditata kembali organisasinya agar lebih profesional.
Di
negara-negara maju seperti Amerika dan Inggris, ada satuan polisi yang
khusus menangani teroris, narkotika, dan kejahatan berskala
lokal. ''Saya
berharap kepolisian juga demikian sehingga lebih profesional,''
katanya.
(sum)