[Nusantara] Kunjungan Menlu ke LA.
gigihnusantaraid
gigihnusantaraid@yahoo.com
Tue Oct 29 11:01:39 2002
Kunjungan Menlu ke LA.
Dilaporkan oleh: Dr.Irawan.
Los Angeles, October 21 2002/Indonesia Media
Memanfaatkan kesempatan transit Menteri Luar Negeri Hasan Wirayudha
untuk
menuju ke KTT X APEC di Meksiko, KJRI LA melalui acting KonJen
Bambang
Tarsanto berinisiatif mempertemukan Menlu dengan tokoh-tokoh
masyarakat
dan
Pers di wilayah Southern California. Undangan sangat terbatas ini
mengambil
tempat di Batavia Café, China Town.
Menlu sangat berantusias sekali memberi pencerahan yang intinya
tentang
bagaimana kita harus menilai situasi Indonesia sekarang ini terutama
dalam
masa "transisi" ini. Jangan kita hanya melihat dari "Outcome"nya
saja,
tapi
lihatlah dari konteks pemahaman reformasi yang sedang terjadi. Karena
tidak
semudah dan secepat yang diduga masyarakat umum pembenahan struktur
pemerintah dari pardigma rezim ORBA yang selama 32 tahun berkuasa
menjadi
suatu tatanan Demokrasi. Namun kemajuan sebenarnya sudah banyak,
misalnya
dari sudut kekuasaan militer yang dulunya seperti "unlimited" ,
sekarang
sudah terlihat militer beritikad menjadi profesional dan menghindari
politik.
Hal ini dapat dibuktikan dengan lengsernya fraksi militer di DPR/MPR
yang
tadinya direncanakan baru akan meninggalkan kursi parlemen pada tahun
2009,
ternyata dipercepat menjadi 2004. Pemilihan langsung presiden dan
wakil
presiden, Otonomi daerah, penolakan Syariah Islam kedalam undang
undang
secara demokratis, kesemuaan ini membuktikan kemajuan yang telah
dicapai
dalam era reformasi ini. Memang perlu waktu karena Indonesia adalah
negara
yang besar, ibarat pesawat jumbo 747 untuk take off membutuhkan
persiapan
yang lebih lama ketimbang pesawat kecil.ujar Menlu.
Pemisahan TNI dengan Polri juga mempunyai masalah psikologi
tersendiri,
karena dulu Polisi di kenal sebagai "the little brother" dari TNI,
sekarang
malah TNI yang diperbantukan kepada Polri. Kejadian di Binjai antara
Linud
100 dan Brimob adalah ekses dari kecanggungan psikologis dari
pemisahan
TNI
dan Polri itu.
Teror bom Bali akan mensetback apa yang selama kita sudah capai dalam
bidang
pertumbuhan ekonomi, kejadian ini juga tidak luput dari kecanggungan
pihak
intelijen dan law enforcement dalam bertindak proaktif. Karena BIN
badan
intelijen yang sekarang tidak mempunyai legitimasi sekuat BAIS dulu
yang
merupakan intelijen militer yang sangat besar kekuasaannya dibawah
undang
undang anti subversib. Maka kalau sekarang menangkap seseorang harus
didasarkan atas bukti bukti yuridis yang kuat. Syukurlah sekarang
pemerintah
sudah menerbitkan Perpu 1 dan 2 tahun 2002 tentang undang-undang anti
terorisme, itupun setelah terjadi tarik menarik yang begitu alot. Isu
teroris
memang sangat sensitive di Indonesia, karena konotasi teroris sudah
diidentikan dengan Islam. Indonesia adalah negara yang paling banyak
muslimnya, maka pemerintah sangat hati hati dalam menyikapi ini.
Sampai
pernah ada tudingan yang menyatakan bahwa muslim Indonesia lebih Arab
dari
pada Arab sebenarnya.
Pak Hasan menghimbau agar Muhamadiyah dan Nu menggalang pemberdayaan
cendekiawan Islam moderat sehingga Islam garis keras tidak sampai
menguasai
Juga kepada intelektual mediator yang di luar negeri yang tahu
tentang
dunia
kita dan juga dunia di luar negeri agar bisa bertindak sebagai keran
mediator, setidaknya peran cultural dalam kerja sama, atau investasi
asing.
Dalam kesempatan ini masyarakat menitip kepada Pak Menlu agar
mengirim
Konjen
yang baru untuk Los Angeles yang mirip (prestasinya) seperti KonJen
dulu, Pak
Aang Yamani. Kebetulan Sekjen yang menyertai Menlu berulang tahun ke
50, pada
hari itu, maka surprise cake di hadirkan dengan nyanyian happy
Birthday
ditengah undangan..