[Nusantara] "Ki Denggleng Pagelaran" : Re: Kita jadikan yang Plus yuk! --->Re: Omelan Seora

Ra Penak edipur@hotmail.com
Mon Sep 2 10:13:49 2002


"Ki Denggleng Pagelaran"  : Re: Kita jadikan yang Plus yuk! --->Re: Omelan 
Seorang Pemimpi - Augustusan (2)
31 Aug 2002 00:17:34 +0900

Uellooh... yang kehabisan kurban itu ya siapa?

Yaaaa kalau pulau terpencil cuman se-RT ya ndak bakalan
tersentuh bisnis 'tanpa barang dan jasa' itu, Kang. Lha edan
po.. pulau terpencil yang nyari minyak tanah saja susah,
kok disuruh 'udu' eh.. modal maksudku jutaan rupiah, ala
PRObest?

Juga toh biasanya bisnis gituan selalu memakai batas umur
minimum, agar kelihatan resmi dan legitimated... Lha bayangkan
saja kalau setahun penduduk IND maningkek 3% setahun, dalam
18 tahun kedepan berapa juta yang bisa jadi calon kurban angkatan
17 tahun kedepan, ini jadi kurban 16 tahun kedepan.. teruuuuus
begitu makin lama ya makin banyak.

Kurbannya habis kalau bisnis tipu menipu ini semakin banyak
dimengerti oleh orang banyak, orang bebek, orang mentok, orang
tok-tik.. hehehee.. ini yang bisnis bagihasil pakai toktik kan ada
ya Kang? Malah konon orangnya lulusan FAPERTA UI.. ciloko
Cak Gigih... tibake kakak kelasmu barang dho melok.... cilokoooo
Nganti kewuhan aku nulis-nulis masalah QSAR dan PROBEST
ini. Lha para menak Ngipebeh seabrek yang mblasuk situ je...

Nah... ini sedikit beda dengan MLM (konvensional) seperti yang
diungkap Kang mBat. Walopun pinsipnya tetap sama. Jumlah
Manungsa itu semakin lama semakin banyak, sampai tetap,
ketika orang-orang dha sadar nek punya anak banyak itu bakal
rekasa.... (kaya negara-negara developed itu lho...). Letak kuncinya
kan ada 6 macam yang tak tulis di email sebelumnya, tah?

Analisis harus lengkap mulai dari lapisan paling rendah, hubungan
antar distributor, antara distributor dan perusahaan induk, antara
perusahaan induk - distributor - dan perusahaan support sistemnya.
Lebih kentara lagi bila pemasarannya pakai model NM atau NP.
Biasanya perusahaan induk model ini juga berusaha merangkul
banyak fabrikan-2 beken, dengan membeli eh... mintak bagian
dari biaya reklame dan pergudangan, memasukkan produk barang
dan jasanya masuk ke jaringan pemasarannya. Bisa dibayangkan
kalau di Thailand dan Afsel, atau negara kojur NAMIBIA... memprak-
tekkan pemasaran NM ini untuk BBM dan beras.... Di Amrik malah
sudah mencapai 1 juta ITEMS (sing item-item pokokmen) masuk
jaringan pemasaran ini.

Karena didukung dengan e-commerce. Bukannya hanya lewat internet,
beli dengan phone-order kan sudah termasuk e-commerce. Kayak daku
ini, pengin rokok telepon ke engkoh penjual rokok di sebelah rumah...
terus pembantunya datang nganter GG-Profesional, tak bayar tambah
cepek... lho.... kan si pembantu engkoh tergolong distributornya
engkoh rokok, terima bonus pemasaran cepek per GG-Profesional
via jaringan e-commerce yang dibangun baru berdua antara
KDP dan engkoh rokok. Hehehe... gampang amat ya e-commerce
itu... yaaaa sayangnya konon pulsa telepon di AS nyaris gratis!
Jadi baik phone-order atau e-mail-order rasanya sama saja.

Orang tinggal telepon ke jaringan pemasaran, nunggu tenguk-tenguk
sambil ote-ote... terus mak bedunduk 'seperangkat Lunch KFC'
datang... Jadi 'kurban' itu akan selalu ada. Karena jenis dan ragam
barang semakin berkembang. Apa ada pabrik yang tidak mau di-
bantu pemasarannya dengan membayar biaya pemasaran lebih
murah dibanding dia harus pasang reklame konvensional?
Gitu lho Kang sebagian alasan mengapa MLM dan NM bisa
terus dapat 'kurban'.

Yang bikin semlengeren lagi pada bisnis-bisnis ini yang terus
ekspansi internasional. Lha witikna, sering terjadi seorang
Cina Daratan disponsori oleh Cina Taiwan. Seorang Bosnia
tahu-tahu jadi downline-nya Serbia... makanya tak sebut
pada poin ke-6 dari TIP analisis DSCS kemarin, meskipun
bisnisnya tingkat TERI, lha selama ini di negeri-negeri majupun
'pangsa' pasar yang berhasil di masuki oleh sistem ini paling
tinggi baru 40% (di Ngamrik kabarnya sak gitu). Contone
ya sini lah...

CNI juga memasarkan SAJADAH.. nah Kang Sidik kalau Jumatan
boleh deh membalik-balik sajadah sebelah Sampeyan... sampai
ndudut sajadah Imam, terus diperiksa dan dihitung.... berapa
SAJADAH dengan LOGO CNI? Atau peralatan Tupperware itu..
boleh deh dilingkungan SANAK KADANG sampeyan berapa
keluarga yang pakai? Apalagi yang jualan odol, sabun, semir
mobil, katok kolor, sempak, celak mata, kutek, sepatu, dompet,
sandal, setut, bolpen...... boleh lah Sampeyan teliti, berapa
persen yang pakai logo salah satu AGEN distributor jaringan
pemasaran yang kira-kira di sini sudah ada puluhan jenis.

Lha sampek kopi pun ada yang jualannya bergabung dengan
pemasaran model gini je. Pokoknya segala jenis pekerjaan
berbisnis itu dari sistem manapun tentu ada untung-ruginya.
Untungnya Sampeyan belum tentu untungnya orang lain
dan sebaliknya.... Ya kayak BQSAR itu... ruginya investor
dan ngamuknya HH kan tetep saja merugikan menteri
pertanian dan jajaran agribisnisnya.... hahahaaa... Ramly
sendiri kan baru untup-untup ngrasakne pemeriksaan
Polisi.. Paling tidak dari yang semula disubya-subya dianggap
REFORMIS Agribisnis dengan moto MISSKESS atau apa itu,
harus diuyeg-uyeg lengan kekar polisi....

Nah.. ini aku ndak mudheng blas... kita buka masalah baru...
BAGAIMANA PERHITUNGAN DARIPADA HADIAH-2 TABUNGAN
di BANK? Apa wajar bila ada suatu Bank memberikan hadiah
setiap 2 bulan dengan 2 MERCT dan ratusan SUPRA-MANDRA
untuk para penabungnya yang kere-kere? Aku membaca
lapuran keuangan Bank Mandiri padahal nilai tabungan totalnya
baik yang konvensional, syariah maupun wadiniah..belum mencapai
1 Trilyun... tetapi melihat HADIAH-nya... duuuuh bikin deg-degan
dan ngiler tenan.... Barangkali dari dana BLBI yang dulu nggrojok
ya Kang?

Sedang BTN yang pmset tabungannya mencapai 3.4 T justru
hadiahnya KERE tenan.. cuman KARIMUN...hehehee...
Ayolah para pakar perbankan.... mbok kami-kami ini dicerahkan.
Jangan-jangan prinsipnya ya sama saja kayak QSAR tetapi
berbingkai BANK.... jadilah bang kyusar...;))

KDP
-------------
lagi ngomyang.





_________________________________________________________________
Send and receive Hotmail on your mobile device: http://mobile.msn.com