[Nusantara] "Ambon" : Panglima TNI Heran Masih Ada Kelompok Pendatang di Poso

Ra Penak edipur@hotmail.com
Mon Sep 2 09:46:35 2002


"Ambon" : Panglima TNI Heran Masih Ada Kelompok Pendatang di Poso
30 Aug 2002 22:17:52 +0200

KCM
Jumat, 30 Agustus 2002, 19:15 WIB

Panglima TNI Heran Masih Ada Kelompok Pendatang di Poso

Jakarta, Jumat
Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto menyatakan heran karena masih
ada
kelompok pendatang di Poso yang kehadirannya tidak memperbaiki keadaan.
"Saya tidak faham mengapa kelompok-kelompok itu masih harus berada di
sana
(Poso) yang justru hanya memperkeruh situasi, bukan memperbaiki," kata
Panglima kepada wartawan  di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jumat.

"Jika Poso tidak ditetapkan dalam keadaan darurat, memang tak ada
alasan
untuk melarang warga berkunjung ke sana. Kita tidak ada hak melarang
mereka," katanya.
Ditanya siapa kelompok pendatang yang dimaksud itu, Jenderal
Endriartono
Sutarto menolak menyebutnya. "Tak usah, kamu sebenarnya sudah tahu,"
katanya
kepada wartawan.
Belum lama ini, Ketua Komisi I DPR Ibrahim Ambong meminta aparat
keamanan
(TNI-Polri) di Poso untuk lebih memfokuskan aksi "sweeping" senjata
terhadap
para pendatang, sebab ia yakin bukan penduduk lokal Poso yang melakukan
aksi-aksi penyerangan bersenjata selama ini.
"Sweeping senjata oleh aparat keamanan harus resmi, dan difokuskan
kepada
para pendatang yang mencurigakan. Kalau sweeping senjata dilaksanakan
serentak di Poso, dikhawatir kan malah justru akan menimbulkan
ketakutan,
karena rakyat di sana cinta damai," kata anggota DPR yang putera
Sulawesi
itu.
Senada dengan Ibrahim, Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Tanah Poso,
Aranteto, meminta aparat keamanan bertindak tegas terhadap kelompok
sipil
bersenjata yang masih melancarkan sweeping KTP dan penyerangan
bersenjata
belakangan ini.
Memanas lagi
Poso yang mulai damai usai ditandatanganinya Perjanjian Malino I,
memanas
lagi belakangan ini, seperti terjadinya pemboman bus dan penyerangan
atas
sejumlah desa.
Pada 4 Agustus 2002, Desa Matako diserang gerombolan sipil bersenjata
yang
mengakibatkan enam orang luka dan empat personil Pam Swakarsa Desa
Matako
hilang.
Desa Malitu pada 6 Agustus 2002 diserang sipil bersenjata dengan
menggunakan
senjata organik. Akibatnya, 21 rumah terbakar, dan penduduk mengungsi
ke
Desa Takura dan Lembomawo.
Turis asal Italia, Lorenso Taddei (34) juga tewas hari Kamis (8/8)
sekitar
pukul 19.35 WITA saat mobil yang ditumpanginya ditembak kelompok tak
dikenal
di Desa Mayoa Kecamatan Pamona Selatan, sekitar 200 Km selatan kota
Poso.
Sementara itu, Desa Sepe dan Silanca sudah dalam keadaan tegang sejak 6
Agustus, karena adanya konsentrasi massa di Desa Labuan dan Dusun
Buyunkatedo. Hal itu sudah dilaporkan kepada Menko Polkam Susilo
Bambang
Yudhoyono dan Menko Kesra Jusuf Kalla.
Meski demikian, aksi penyerangan oleh kelompok orang tak dikenal di
Desa
Silanca, Sepe dan Rononuncu, terjadi pada Senin (12/8) malam
menyebabkan
lima warga setempat tewas dan dua lainnya mendertita luka berat.
Mulai Sabtu hingga Senin (11/8), dilaporkan telah terjadi aksi
"sweeping"
KTP di Desa Sajo, Poso Kota, dan Takur, serta disebutkan ada sejumlah
penduduk yang hilang akibat aksi itu.
Pada 15 Agustus, Desa Mayumba, Kecamatan Mori Atas (138 Km, selatan
Kota
Poso) diserang dan dibakar massa tak dikenal yang mengakibatkan empat
warga
setempat tewas dan seorang luka parah.(Ant/jy)



_________________________________________________________________
Send and receive Hotmail on your mobile device: http://mobile.msn.com