[Nusantara] "Felix Lengkong" <: Re: Partai Intelektual, Mengapa Tidak?

Ra Penak edipur@hotmail.com
Mon Sep 2 10:17:34 2002


"Felix Lengkong" <: Re: Partai Intelektual, Mengapa Tidak?
31 Aug 2002 06:48:44 -0700 (PDT)

Terus terang saja, saya tidak membaca seluruh isi dari
posting ini. Saya hanya mencermati judulnya saja
"Partai Intelektual, Mengapa Tidak?" Dalam judul ini
tersirat kesetujuan akan adanya partai yang dinamai
intelektual.

Saya kurang setuju atas gagasan itu atas dua
pertimbangan. Pertama, kata intelektual itu terlalu
kabur penerapannya. Apa dan bagaimana seorang yang
disebut intelektual? Gelar atau apanya? Dampak
lanjutannya, bisa terjadi, orang-orang yang masuk ke
partai itu (hanya karena pertimbangan dan dasar
politik) akan disebut intelektual padahal tidak
memenuhi kriteria intelektual. Dengan mudah atribut
intelektual yang cukup manjur dijadikan "pisau
berbahaya." Itu akan sama seperti "agama" yang telah
banyak disalahgunakan dan menjadi pisau ampuh untuk
membabat musuh-musuh yang juga beragama yang sama.

Kedua, intelektual sebagai sebuah bidang per se
sebaiknya tidak dikawinkan politik sebab intelektual
sebagai sebuah bidang kegiatan ilmiah mengandaikan dan
menerapkan kejujuran ilmiah dan moralitas yang sejauh
ini masih dijunjung tinggi dan dipertahankan dengan
baik. Sebaliknya, cukup banyak orang sudah tahu bahwa
kejujuran dan moralitas politik itu di dalam praktek
penuh penyimpangan.

Sebagai pribadi, seorang intelektual boleh saja terjun
ke politik. Tapi jangan pribadi-pribadi itu ingin
monopoli dan memanfaatkan "intelektual" itu ke dalam
kepentingan pribadi atau kelompok. Bahaya lagi,
intelektual dikurung di dalam kotak partai itu saja.
Artinya, hanya mereka yang tergabung di dalam partai
itu saja yang intelektual sedang yang lain tidak. Sama
saja dengan "partai Islam". Mereka yang bernaung di
dalam partai itu merasa lebih Islam daripada mereka
yang tidak ada dalam partai itu.

Sekali lagi, lepaskan "intelektual" itu dari kekotoran
"partai" kalian para politikus busuk dan munafik.
Sudah cukup agama menjadi korban para politikus egois.
Jangan lagi kalian perlebar ke "intelektual."

Silakan gunakan intelektualitas kalian untuk
berpolitik, tapi jangan namakan politik kalian sebagai
intelektual. Apakah sudah tidak ada lagi celah pada
agama untuk dimanfaatkan? Apakah karena agama telah
dimanfaatkan oleh politikus lainnya? Lalu kalian
melihat peluang pada intelektual? Busuk benar kalian
itu hai para politikus.



_________________________________________________________________
Chat with friends online, try MSN Messenger: http://messenger.msn.com