[Nusantara] "Daniel H.T." <danielht2002@> FW: Nasib Akbar di Tangan PDIP, Golkar Tetap Bebas

Reijkman Carrountel reijkman@europe.com
Fri Sep 6 06:27:19 2002


"Daniel H.T." <danielht2002@> FW: Nasib Akbar di Tangan PDIP, Golkar Tetap Bebas 
4 Sep 2002 08:44:39 -0700 

Dua topik dari Radio Nederland kali ini:
1. Nasib Akbar Tanjung Tergantung PDIP
= Jadi hukum adalah PDIP
2. Akbar Kejatuhan Vonis, Golkar Tetap Bebas
---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Rabu 04 September 2002 14:30 UTC



* NASIB AKBAR TANDJUNG TERGANTUNG PDIP

Intro: Hari ini bersejarah buat Akbar Tandjung, Ketua DPR RI dan
Ketua Umum Partai Golkar yang pernah menjadi kendaraan politik
Soeharto. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat setelah melewati proses
peradilan yang begitu lama serta berliku-liku akhirnya menjatuhkan
hukuman tiga tahun penjara bagi Akbar Tandjung. Sekarang pertanyaanya
adalah: "Akankah Akbar Tandjung segera masuk penjara atau justru ia
mengajukan penangguhan penahanan?"  Lebih dari itu mungkinkah dia
mundur dari kursi ketua DPR seperti yang dituntut beberapa fraksi
DPR? Radio Nederland menghubungi Judilherry Justam Sekjen Komite
Waspada Orde Baru.

Judilherry Justam (JJ): Sekarang dakwaannya sudah menyimpang. Jadi
dari awalnya dari jaksa penyidik sudah ada upaya menutupi
keterlibatan Golkar. Akhirnya persidangan menjadi aneh. Pengakuan
Akbar sering kali berobah. Uang empat milyar disimpan di kasur. Jaksa
dan hakim begitu percaya. Nggak ada upaya untuk menyatakan meminta
Bank Indonesia untuk membuka aliran dana. Nggak ada upaya itu. Nggak
ada upaya untuk meminta keterangan dari Fadel Muhammad, Hidayat yang
diduga menerima uang sepuluh milyar. Nah sekarang hakim hanya
menerima apa yang didakwakan jaksa.

Radio Nederland: Yang sekarang kerap dibicarakan adalah perlukah
Akbar Tandjung menjalani hukuman pasca dihukum begitu. Apakah dia
harus seperti Syahrir Sabirin? Artinya tidak menjalani hukuman dan
masih bisa melakukan aktifitasnya. Bagaimana menurut Anda?

JJ: Saya ndak terlalu penting itu. Kalau Akbar kena hukuman, walau
semenit pun, dia sudah tidak layak jadi ketua DPR. Tetap dia sebagai
ketua dari lembaga yang merepresentasikan rakyat. Masa dia mencoreng
suatu lembaga yang begitu terhormat. Saya kira dia tidak layak lagi
menjadi ketua DPR. Anggota supaya memboikot persidangan yang dipimpin
oleh Akbar Tandjung.

RN: PDIP sendiri nampaknya tidak akan mendukung penahanan Akbar
Tandjung. Yang penting dia lagi menjadi ketua DPR. Lalu apa dampak
politisnya?

JJ: Akbar adalah ketua DPR, ketua partai yang sudah menjadi terhukum.
Dan ini akan sangat banyak merugikan Golkar. Dipimpin oleh seorang
terpidana, walaupun dia tidak masuk penjara. Masalahnya PDIP lebih
melihat kepada perjuangan politik jangka pendek, bersekutu dengan
Golkar. Dia nggak melihat kepentingan jangka panjang. Karena saat ini
yang bisa mengamankan posisi Mega ya Golkar kan. Minimal sampai 2004.
Kan gitu. Dengan Gus Dur dia sudah berseberangan. Amin Rais pun sibuk
menggalang kekuatan Islam.  Jadi satu-satunya yang bisa dipegang
adalah Golkar. Dan dalam hal ini kan lebih enak memegang Golkar atau
Akbar yang seolah-olah orang yang di tali tiang gantungan gitu kan.
Tinggal dia tarik kan gitu. Lebih enak bagi PDIP mengendalikan orang
seperti itu kan.

RN: Jadi artinya sebenarnya kunci masalah Akbat Tandjung ini justru
ada di tangan PDIP bagaimana nasibnya?

JJ: Secara politis ya. Tapi kalau secara hukum kan kita kembali
-kalau kita masih percaya kepada lembaga hukum terpisah sama
eksekutif-  ya, kita kembalikan kepada hakim.

RN: Kita kembali ke masalah pokoknya adalah bagaimana Akbar Tandjung
pasca hukuman ini. Menurut anda apakah dia pasti positif berhenti
jadi ketua DPR atau katakanlah ada pertimbangan konstelasi politik
yang lain?

JJ: Kalau secara hukum itu memang tidak ada ketentuan bahwa dia harus
mundur. Ini kan masalah etika politik dan moral politik kan. Dia
punya etika politik atau tidak gitu? Apakah dia harus mencemarkan
suatu lembaga yang terhormat? Saya kira akan timbul usaha dari
kalangan DPR untuk meminta dia mundur. Dan ini akan berkembang terus.
Bayangkan kalau misalnya dia memimpin sidang lalu 50 orang
meninggalkan sidang. Kan itu corengan ke muka dia. Sampai kapan dia
bertahan dalam kondisi gitu.

RN: Sebenarnya jadi yang lebih strategis mana? Apakah Akbar Tandjung
dipenjara atau tidak dipenjara? Atau dia mundur atau tidak mundur
dari DPR? Mana yang strategis buat kepentingan politik PDIP?

JJ: Dari segi PDIP saya pikir lebih baik dia dihukum tapi tidak
ditahan. Jadi artinya PDI bisa menggantung nasibnya Akbar. Di tangan
PDI lah nasibnya Akbar dan Golkar. Dari segi kepentingan-kepentingan
jangka pendek untuk PDIP mengungtungkan.

RN: Kalau begitu bagaimana nasib demokrasi dan keadilan masyarakat?

JJ: Kalau soal ini saya kira sudah lama kecewa. Kalau saya secara
ekstrem ingin mengatakan: "Jaksa, polisi sama hakim yang umur 40
tahun dipensiunkan saja."

Demikian Judilherry Justam Sekjen Komite Waspada Orde Baru.





* AKBAR KEJATUHAN VONIS, GOLKAR TETAP BEBAS

Intro: Walau pun Ketua DPR dan Ketua Umum Partai Golkar Akbar
Tandjung divonis tiga tahun penjara dan memutuskan naik banding, bisa
dipastikan partai yang dipimpinnya akan ikut berlaga dalam pemilu
tahun 2004. Pengadilan Akbar Tandjung memang sudah disetel sedemikian
rupa sehingga Partai Golkar tetap bisa ikut berlaga. Itu kalau
pemilunya sendiri jadi berlangsung. Lebih lanjut laporan koresponden
Syahrir dari Jakarta:

Perhatian publik pada pengadilan Akbar Tandjung memang kurang. Meski
ini disebut juga sebagai pendidikan hukum dan politik. Kenyataannya
orang-orang di daerah seperti Aceh dan Papua lebih sibuk dengan
kasus-kasus keamanan setempat. Bahkan di Sibolga, kampungnya Akbar
sendiri, tidak banyak yang tertarik dengan sidang Akbar. Hanya elit
politik di Jakarta saja yang mungkin tertarik dengan pengadilan
Akbar.


Bagaimana suasana dikalangan Golkar sendiri? Pengadilan Akbar
Tandjung ini ternyata memperkuat posisi Ketua Umum Golkar ini di
kalangan partainya. Para fungsionaris Golkar umumnya sudah menyatakan
akan terus mendukung Akbar sampai tahun 2004. Apakah ia dihukum berat
atau ringan. Ternyata Akbar hanya dihukum 3 tahun penjara saja.


(Clips Hakim Ketua)


Sebagian besar pengurus pusat maupun daerah sudah menyatakan
kesetiaan
mereka pada Akbar. Bahkan ada yang melihat Golkar menjadi lebih solid
lagi
saat ini. Bukan hanya itu, para fungsionaris Golkar merasa diri tidak
bersalah. Tekanan terhadap Golkar dituduhkan pada Gus Dur cs yang
dianggap menunggangi gerakan-gerakan mahasiswa anti Golkar yang ikut
membentuk opini masyarakat.

(Clips Anthony Abdidin)


Melihat semangat para pimpinan Golkar ini nampaknya setelah Akbar
divonis mereka akan memusatkan perhatian mereka pada pemilu 2004
nanti, tentu saja di bawah pimpinan Akbar Tandjung. Mereka tidak
peduli apakah Akbar dinyatakan bersalah atau tidak. Semua juga tahu
bahwa dana milyaran rupiah itu digunakan untuk kepentingan Golkar.


Melihat gelagat partai yang pernah mendapat dukungan dari 23 juta
rakyat itu, meski dengan dukungan uang dan birokrasi di tahun 1999,
tampaknya sistem yang akan diperjuangkan akan sama dengan
partai-partai besar lainnya. Golkar akan mendukung sistem
representatif proporsional dengan modifikasi dipampangnya
gambar-gambar tokoh yang hendak bertarung dalam pemilu berdampingan
dengan gambar partai. Tetapi dalam hal ini sistemnya bisa berlangsung
mulus jika yang menjadi kontestan paling banyak 20 partai. Secara
teknis ini masih dimungkinkan.Namun bagaimana bila yang ikut pemilu
100 partai?

Mungkin ukuran kertas yang akan digunakan adalah ukuran kertas plano
yang jelas akan menyulitkan para pemilih. Untuk itu KPU perlu
melakukan persiapan teknis yang dapat diterima oleh semua pihak.Baik
rakyat pemilih maupun partai-partai perserta pemilu. Selain itu perlu
juga disikapi apakah pemilihan presiden dan parlemen berlangsung
bersamaan atau justru terpisah.

Untuk masalah ini nampaknya sudah ada kesepakatan oleh berbagai
pihak, bahwa pemilihan Presiden dibuat secara bersamaan dengan
pemilihan parlemen. Namun untuk anggota Parlemen baik itu DPR maupun
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tingkat pusat dan pemilihan anggota
parlemen tingkat daerah, ada yang mengusulkan seyogyanya dipisah.
Karena bila dilakukan bersamaan maka isu-isu setempat akan
ditenggelamkan oleh isu-isu nasional.

Mestinya misalnya Pak Amir yang asal Lahat, Sumatera Selatan,
membahas masalah orang-orang Pasemah suku di Lahat, dalam kampanye ia
akan dipaksa membahas masalah otonomi khusus di Aceh dan di Papua.
Ini jelas tidak nyambung dengan tujuannya menjadi anggota parlemen,
baik di daerah tingkat satu Sumatera Selatan maupun untuk menjadi
anggota parlemen di tingkat daerah tingkat II Lahat. Pendek kata,
dalam waktu kurang dari dua tahun ini, perangkat yang harus
dipersiapkan dalam pemilu 2004 belum tersedia.

Dengan demikian tidak terlalu berlebihan bila sejumlah khalayak
khawatir bahwa pemilu 2004 akan sama sekali gagal.Pertanyaannya,
sadarkah para elit politik Indonesia akan kemungkinan gagalnya pemilu
2004? Soalnya dengan amandemen UUD 1945, agenda pemilu tidak dapat
dilaksanakan pada waktunya.

Hingga kini Rancangan Undang-Undang Politik belum dibahas oleh DPR.
Anggota Komisi Pemilihan Umun Mulyana W.Kusumah menjelaskan bahwa KPU
telah melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasinya. Antara
lain dengan menyusun berbagai skenario yang hendak dilaksanakan
sesuai dengan sistim pemilu yang mungkin diberlakukan. Bila
menggunakan sistem distrik, KPU telah menyiapkan model dan mekanisme
pelaksanaannya. Begitu pula bila menggunakan sistim representatif
proporsional maupun sistem campuran dengan sistem distrik.

Bahkan KPU sendiri juga telah mempersiapkan apakah pemilihan presiden
secara langsung, sebagaimana amanat amandemen ke 4 UUD 1945, dibuat
terpisah atau berbarengan dengan pemilihan  anggota anggota parlemen.




-- 
__________________________________________________________
Sign-up for your own FREE Personalized E-mail at Mail.com
http://www.mail.com/?sr=signup