[Nusantara] "tarzan_nyuyok" <tarzan_nyuyok@y> : Re. Pengalaman bekerja di perusahaan asing

Reijkman Carrountel reijkman@europe.com
Fri Sep 6 08:37:21 2002


"tarzan_nyuyok" <tarzan_nyuyok@y> : Re. Pengalaman bekerja di perusahaan asing 
5 Sep 2002 17:22:56 -0000 

--- In arek-suroboyo@y..., Gigih Nusantara <gigihnusantaraid@y...> wrote:
> Soal tenaga kerja, saat ini pemimpin/elit kita cuma
> bekerja berdasarkan formalitas. Itupun dengan kendali
> pengawasan yang bukan main lemahnya.
> 
Bukan hanya lemah. Tapi memang sengaja nggak diadakan pengawasan.
Kantong-kantong korupsi sengaja dibuka untuk meremuk redamkan moral
mereka. Ini adalah strategy Or-Ba sejak lama demi pembusukan bangsa.

> Sebagai bagian upaya membangun RI dari keterpurukan
> dewasa ini, maka sudah sangat baik, kaya CGI maupun
> IMF, memberikan sekali lagi HIBAH, yang
> ditujukan untuk memperbaiki SDM kita.

Pada kenyataannya HIBAH itu larinya juga ke kantong para gerombolan
anjing lapar di pusat pemerintahan. Rakyat tetap hanya kebagian
suaranya saja. Air setetespun tidak ada yang bisa dinikmati rakyat,
kecuali air ludah para petinggi yang muncrat-muncrat tatkala pidato
kenegaraan.

> 
> Lembaga-lembaga penerima ......disetib.....
> 
> Sampai saat ini banyak keluhan mengenai PPJTKI,
> perusahaan pengerah jasa tenaga kerja indonesia. Yang
> menipu calon TKI, lah. Yang jadi calo, lah. Yang
> memeras, lah. Belum lagi TKI yang pulang ke Indo, yang
> harus rela ludes dikibuli sama calo dan PPJTKI tadi.

Masak cak Gih ndak ingat peristiwa bonek Ja-Tim yang kita bongkar di
New York tempo hari? Siapa itu PATAQ WARAQ-nya ?????
Kenyataannya beliaunya sekarang malah malang kirik ndak tahu malu jadi
pembesar Majelis Penipuan Rakyat tanpa rasa bersalah sedikitpun.
> 
Kenapa tidak diadakan fungsi semacam Atase
> Ketenagakerjaan di negara-negara yang membutuhkan
> tenaga kerja tadi?
> 
Bikin Atase Ketenagakerjaan ?? Lha nanti uang jutaan dollar berapa
lagi yang bakal ditilep tanpa pertanggung jawaban. Wong pejabat Dep-Lu
yang dinas di kedutaan-kedutaan RI di Luar Negeri saja 95% adalah
pengangguran elite yang digaji dollar pakai duit rakyat, cak Gih.
Mending bisa berdiplomasi. Wong bahasa Inggris saja gelagepan kayak
monyet yang swidak rolas tahun ndak sikat gigi.
Lebih dari 50 perwakilan RI di luar negeri yang saya kunjungi, hampir
semuanya AMBULAHOK. Kerjanya cumak ngguntingi koran setempat buat
laporan ke Pejambon.
Padahal untuk membiayai sebuah perwakilan RI di luar negeri setiap
tahunnya bukan hanya ribuan dollar. Tapi jutaan dollar. Bayngkan saja,
berapa juta dollar lagi yang akan mubazir demi untuk membiayai atase
tenaga kerja nanti??

> Di luar negeri mereka berfungsi sebagai biro informasi
> mengenai kualifikasi dan lowongan ketenagakerjaan
> apakah yang dibutuhkan oleh negara jiran tersebut.

Mending kalau bisa memberikan informasi soal kerjaan. Yang ada malah
jadi tukang PALAK bagi para TKI di luar negeri. Ini sudah menjadi
sebuah kenyataan yang hingga detik ini terjadi di seluruh dunia
terhadap warga negara RI di luar negeri.
Dan ini sudah merupakan penyakit akut Bangsa Indonesia yang sudah
tidak bisa diobati lagi, kecuali di REVOLUSI !!!
Dari perwakilan negara yang berada di negeri paling kere semacam
Bangladesh hingga Hamerika Saringet, isinya semua TUKANG PERES berdasi
dan bergaji dollar, cak Gih. Inilah kenyataan yang dulu jamannya
APAKABAR-nya pak John masih hidup, sering saya permasalahkan. Tapi
bukannya orang-orang perwakilan yang diperiksa, malah saya dan
kawan-kawan yang dikerjain habis oleh mereka. Bahkan ada yang ngancem
mau bayar gangster setempat untuk mengerjai kami-kami ini. 
Satu kenyataan saja anaknya Nana Sutresna dubes RI di London saat itu,
tertangkap basah sebagai pedagang obat bius. Tapi toh Scotland Yard (
intelnya Inggris ) tidak bisa apa-apa. Sang bedhes precil anak
kesayangan dubes itu cumak pringas-pringis tanpa malu nyetirin BMW
bernomor kedutaan RI, ke luar dari kantor Polisi London.
Yang kasihan sang ajudan yang kena maki-maki, lantaran lambat
ngeluarin sang bedhes precil.

Jadi sekali lagi, percuma kita bicara ngotot mikirin bangsa kita,
kalau kita sendiri tidak berani melakukan sebuah revolusi dan
menghabisi gerombolan perampok Bangsa Indonesia yang sekarang ini
masih pencilakan di atas kepala kita, cak Gih. Mau presidennya Gus Dur
seratus atau Mega sejuta, kalau tidak digempur dulu pusat babi
ngepet-nya, Indonesia tidak akan pernah maju. Yang ada malah semakin
keblangsak.

gitcu dulu ah.

tarzan

-- 
__________________________________________________________
Sign-up for your own FREE Personalized E-mail at Mail.com
http://www.mail.com/?sr=signup