[Nusantara] "Indra Piliang": Terpilihnya Sutiyoso untuk Mengamankan Mega
Ra Penak
edipur@hotmail.com
Fri Sep 13 11:15:14 2002
"Indra Piliang": Terpilihnya Sutiyoso untuk Mengamankan Mega
www.liputan6.com
11/09/02 09:02 WIB
Pemilihan Gubernur
Indra Piliang: Terpilihnya Sutiyoso untuk Mengamankan Mega
11/9/2002 20:54 - DPP PDI-P terlalu yakin bahwa pencalonan Sutiyoso
sebagai Gubernur DKI mendapat dukungan rakyat. Padahal, pilihan
Presiden Megawati Sukarnoputri ini sangat menyakiti rakyat.
Liputan6.com, Jakarta: Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan mencalonkan Sutiyoso sebagai Gubernur
DKI periode 2002-2007 sebenarnya untuk mengamankan posisi Megawati
Sukarnoputri pada Pemilu 2004. Sebab, apa pun yang terjadi di Ibu
Kota pasti akan menjadi ukuran bagi stabilitas politik di
daerah. "Nah, untuk menjaga stabilitas di Jakarta, Mega memerlukan
orang seperti Sutiyoso," kata Indra J. Piliang, pengamat politik
dari Central Strategic and International Studies (CSIS), saat
berdialog dengan reporter SCTV Rosianna Silalahi di Studio Liputan
6, Rabu (11/9) petang [baca: Sutiyoso Kembali Menjabat Gubernur
DKI ].
Menurut Indra, keputusan DPP PDI-P bukan tidak mempunyai kalkulasi
politik. Meski bersifat subyektif, pilihan ini adalah logika politik
yang masuk akal. Sebab, dengan mengandeng Fraksi Golongan Karya,
posisi elite politik asal PDI-P di daerah maupun nasional akan
semakin kuat. Mereka akan mendapat dukungan dari kader Partai
Beringin. Sebagai timbal baliknya, elite partai Banteng Gemuk di DPR
bisa mengamankan posisi Akbar Tandjung sebagai Ketua Dewan. Dukungan
mereka ini setidaknya dapat meredam desakan berbagai pihak yang
ingin menjatuhkan Akbar, menyusul vonis tiga tahun dalam Kasus
Penyalahgunaan Dana Nonbujter Bulog sebesar Rp 40 miliar [baca:
Akbar Tandjung Divonis Tiga Tahun Penjara]. "Kalau boleh dibilang,
ini pilihan tepat bagi elite PDI-P, tapi bukan untuk rakyat. Sebab,
rakyat jelas-jelas menolak pencalonan Sutiyoso sebagai Gubernur
DKI," kata mantan pengurus DPP Partai Amanat Nasional ini.
Indra memperkirakan, keputusan PDIP dalam pencalonan Sutiyoso akan
menjadi bom waktu yang bisa meledak setiap saat. Sebab, bukan tak
mungkin, massa penentang Sutiyoso akan kembali berunjuk rasa
mengkritisi kepemimpinan Megawati sebagai presiden. Imbas lainnya
adalah masyarakat akan berpikir ulang untuk memilih PDIP dalam
Pemilu mendatang. "Yang terjadi saat ini kan karena anggota F-PDIP
terlalu percaya diri. Mereka yakin bahwa semua keputusannya didukung
rakyat. Padahal, pilihan Mega dalam pencalonan Sutiyoso sangat
menyakitkan rakyat," ujar Indra [baca: DPP PDI-P Tetap Mencalonkan
Sutiyoso].
Perbedaan aspirasi antara elite politik dan rakyat, menurut Indra,
seharusnya tak lagi terjadi. Sebab, hal ini akan mengurangi
kepercayaan publik terhadap pemimpinnya. Ia berharap elite politik
mempunyai kemauan untuk mengubah aturan tata cara pemilihan gubernur
atau bupati. Menurut anggota Koalisi untuk Konstitusi Baru ini,
pemilihan gubernur dan bupati sebaiknya dilakukan secara langsung
oleh rakyat. Untuk itu, ia berharap Rancangan Undang-undang Politik
kembali diubah, konstitusi harus diamendemen ulang, dan peraturan
pemilihan kepala daerah segera diubah. Jika tidak, demokrasi di
Indonesia akan tetap amburadul. "Masa presidennya dipilih langsung,
tapi anggota DPR-nya tidak," kata Indra. Ia menduga, elite politik
malas mengubah peraturan karena takut tak terpilih lagi sebagai
wakil rakyat.
Indra juga menguraikan, satu di antara penyebab terpilihnya Sutiyoso
adalah tak ada calon kuat lain yang bisa menandingi bekas Panglima
Daerah Militer Jaya ini. Hampir semua fraksi mempunyai calon sendiri-
sendiri. Ini membuat suara di luar F-PDIP dan F-Golkar terpecah-
pecah. Padahal, jika semua fraksi di luar kedua kekuatan itu mau
bergabung dan memilih satu paket calon, mungkin hasil pemilihan akan
lain. "Sayangnya, suara mereka tidak kompak. Dan, PDI-P berhasil
memanfaatkan situasi seperti ini dengan cerdik," kata Indra, yang
pernah menjadi anggota Redaksi Radio Jakarta News FM.
Di akhir dialog, Indra berharap, peristiwa politik seperti ini tak
terjadi lagi di masa mendatang. Elite politik sebaiknya mendengar
aspirasi rakyat. Namun, ia pesimistis pemilihan pemimpin yang
demokratis dapat dijalankan dalam waktu dekat. Soalnya, ya itu tadi,
elite politik takut tak dipilih lagi oleh rakyat. Ia memperkirakan,
pemilihan anggota legislatid dan eksekutif dapat berjalan demokratis
apabila semua elite politik yang ada pada saat ini sudah tidak
berkuasa lagi.(ULF)
_________________________________________________________________
MSN Photos is the easiest way to share and print your photos:
http://photos.msn.com/support/worldwide.aspx