[Nusantara] "Darwin Bahar" <dbahar@in : Prof Dr H Dadang Hawari: KONDOM Tidak 100 Persen Ama

Ra Penak edipur@hotmail.com
Fri Sep 13 11:15:18 2002


"Darwin Bahar" <dbahar@in : Prof Dr H Dadang Hawari: KONDOM Tidak 100 Persen 
Aman


SuaraPublika,  Jumat, 13 September 2002

Di Indonesia masih saja ada kelompok masyarakat yang menyatakan bahwa
kondom 100 persen aman. Padahal, kenyataannya tidaklah demikian. Survei
di lapangan dan penelitian di laboratorium membuktikan bahwa penggunaan
kondom hanya dapat mereduksi risiko penularan, tetapi tidak dapat
menghilangkan sama sekali risiko penularan (transmisi) virus HIV/AIDS.

Beberapa data berikut ini kiranya dapat menyadarkan kita semua terhadap
kontroversi kondom yang selama ini diperdebatkan:

1. Direktur Jenderal WHO Hiroshi Nakajima (1993) menyatakan bahwa
efektivitas kondom diragukan.

2. Pernyataan J Mann (1995) dari Harvard AIDS Institute yang menyatakan
bahwa tingkat keamanan kondom hanya 70 persen.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Lytle (1992) dari Division of Life
Sciences, Rockville, Maryland, USA, membuktikan bahwa penetrasi kondom
oleh partikel sekecil virus HIV/AIDS dapat terdeteksi.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Carey (1992) dari Division of
Pshysical Sciences, Rockville, Maryland, USA, menemukan kenyataan bahwa
virus HIV dapat menembus kondom. Dari 89 kondom yang diperiksa (yang
beredar dipasaran) ternyata 29 dari padanya terdapat kebocoran, atau
dengan kata lain tingkat kebocoran kondom mencapai 30 persen. 5. Dalam
konferensi AIDS Asia Pacific di Chiang Mai, Thailand (1995) dilaporkan
bahwa penggunaan kondom aman tidaklah benar.

Disebutkan bahwa pada kondom (yang terbuat dari bahan latex) terdapat
pori-pori dengan diameter 1/60 mikron dalam keadaan tidak meregang,
sedangkan bila dalam keadaan meregang lebarnya pori-pori tersebut
mencapai 10 kali. Sementara kecilnya virus HIV berdiameter 1/250 mikron.
Dengan demikian jelas bahwa virus HIV dapat dengan leluasa menembus
kondom.

6. Laporan dari majalah Customer Reports (1995) menyatakan bahwa
pemeriksaan dengan menggunakan elektron mikroskop dapat dilihat
pori-pori kondom yang 10 kali lebih besar dari virus HIV.

7. M Potts (1995), Presiden Family Health International, salah seorang
pencipta kondom, mengakui, ''Kami tidak dapat memberitahukan kepada
khalayak ramai sejauh mana kondom dapat memberikan perlindungan pada
seseorang.

Sebab, menyuruh mereka yang telah masuk ke dalam kehidupan yang memiliki
risiko tinggi (seks bebas dan pelacuran) ini untuk memakai kondom sama
saja artinya dengan menyuruh orang yang mabuk memasang sabuk ke
lehernya.

8. V Cline (1995), profesor psikologi dan Universitas Utah, Amerika
Serikat, menegaskan bahwa memberi kepercayaan kepada remaja atas
keselamatan berhubungan seksual dengan menggunakan kondom adalah sangat
keliru. Jika para remaja percaya bahwa dengan kondom mereka aman dari
HIV/AIDS atau penyakit kelamin lainnya, berarti mereka telah
tersesatkan.

9. Pakar AIDS, R, Smith (1995), setelah bertahun-tahun mengikuti ancaman
AIDS dan penggunaan kondom, mengecam mereka yang telah menyebarkan safe
sex dengan cara menggunakan kondom sebagai ''sama saja dengan mengundang
kematian''. Selanjutnya beliau mengetengahkan pendapat agar risiko
penularan/penyebaran HIV/AIDS diberantas dengan cara menghindari
hubungan seksual di luar nikah (Rep. 12/11/95).

10. Di Indonesia pada tahun 1996 yang lalu kondom yang diimpor dari
Hongkong ditarik dari peredaran karena 50 persen bocor.

11. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof Dr Biran Affandi (2000)
menyatakan bahwa tingkat kegagalan kondom dalam Keluarga Berencana
mencapai 20 persen. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan dari Prof
Dr Haryono Suyono (1994) bahwa kondom dirancang untuk Keluarga Berencana
dan bukan untuk mencegah virus HIV/AIDS.

Dapat diumpamakan bahwa besarnya sperma seperti ukuran jeruk Garut,
sedangkan kecilnya virus HIV/AIDS seperti ukuran titik. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kegagalan kondom untuk program KB saja mencapai
20 persen, apalagi untuk program HIV/AIDS akan lebih besar lagi tingkat
kegagalannya.

Dari data-data tersebut di atas jelaslah bahwa kelompok yang menyatakan
kondom 100 persen aman merupakan pernyataan yang menyesatkan dan
kebohongan.

Sehubungan dengan hal ini Allah SWT telah memberikan peringatan
sebagaimana firman-Nya dalam surah An Nahl ayat 105 yang artinya,
''Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang
tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan itulah orang-orang pendusta.''

Di ayat lain Allah SWT berfirman dalam surah An Nuur ayat 11 yang
artinya, ''Dan siapa diantara mereka yang mengambil bahagian yang
terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, baginya azab yang besar.''

Prof Dr H Dadang Hawari Guru Besar Tetap FKUI


_________________________________________________________________
Join the world’s largest e-mail service with MSN Hotmail. 
http://www.hotmail.com