[Nusantara] "Kapolri: Pengganggu Keamanan di Ambon Teridentifikasi
Reijkman Carrountel
reijkman@europe.com
Sat Sep 14 10:00:47 2002
Kapolri: Pengganggu Keamanan di Ambon Teridentifikasi
Laporan : Lily Bertha Kartika
Jakarta, KCM
Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol) Dai Bachtiar menjelaskan, Polri
telah
memperoleh identitas para preman yang menjadi bagian dari kelompok
pengganggu keamanan di Ambon, beberapa waktu belakangan ini. Saat ini
Polri
tinggal mencari fakta-fakta hukum agar dapat mengambil tindakan pada
para
preman tersebut.
Ditemui wartawan usai menunaikan ibadah shalat Jumat (13/9) di Markas
Besar
Polri, Jakarta, Dai menyatakan kelompok yang teridentifikasi ini bukan
kelompok baru. Kelompok ini terdiri dari campuran anggota komunitas di
Ambon, yang sejak awal tidak menginginkan perdamaian.
Tentang adanya sisa desertir TNI/Polri, Dai tidak menutup kemungkinan
itu
dan menyebut mereka dengan sebutan adventurir. "Dan mungkin di dalamnya
ada
juga preman dan juga sisa desertir TNI, yang walaupun kecil tapi bisa
saja
bercampur. Itulah makanya kami sedang menginventarisir dan melakukan
penyelidikan, sampai kami mendapatkan fakta hukum untuk bisa menindak
mereka," kata Dai.
Untuk jajaran Polri, hingga saat ini tercatat 19 orang desertir yang
juga
memiliki kemungkinan bergabung dengan kelompok pengacau keamanan
tersebut.
"Kalau dari Polri desertir yang kita tahu ada 19 orang, kalau mereka
tidak
semuanya kembali, bisa saja ada yang bergabung di kelompok itu," lanjut
Dai.
Kapolri menilai, beberapa kasus peledakan yang sudah terjadi di Ambon
membuktikan kelompok tadi sengaja melakukan aksi, semata-mata untuk
menimbulkan kekacauan keamanan. Namun diyakini, masyarakat pada dua
komunitas di Ambon tidak akan terpancing dengan aksi tersebut.
Dai menegaskan, dari hasil kunjungan terakhirnya kemarin (Kamis, 12/9)
kondisi Ambon secara umum telah mulai pulih, termasuk masyarakat yang
telah
saling bantu membersihkan sisa-sisa bekas kerusuhan.
"Di lingkungan Polri sendiri (di Ambon), asrama Tantui sudah sebagian
besar
terbangun dan sekarang sudah mulai ditempati. Selain itu Sekolah Polisi
Negara Paso yang dulu di sana digunakan sebagai tempat pengungsi Polri
dan
keluarganya, sekarang sudah kembali bersih dan sudah kita fungsikan
lagi
sebagai tempat pendidikan," paparnya.
Timika
Pada bagian lain, Dai juga menjelaskan tentang kelanjutan penanganan
kasus
penyerangan bersenjata oleh kelompok tak dikenal di Timika, Papua yang
menewaskan dua warga negara Amerika Serikat (AS) dan seorang warga
negera
Indonesia (WNI) beberapa waktu lalu.
Kapolri mengaku telah bertemu dengan salah satu pejabat Kedutaan Besar
AS
berkaitan dengan kasus kasus tersebut. Dai menyatakan Indoenesia
menghargai
jika ada tawaran dari AS untuk membantu penyelidikan Polri secara
profesional. "Tapi waktu itu saya katakan pada mereka, saat ini kita
belum
membutuhkan bantuan itu, sebab sekarang kita sedang memproses kasus
ini,"
ujar Dai.
Dai juga menyebutkan, Biro Penyelidik Federal (FBI) sempat menawarkan
bantuan penyelidikan gabungan bersama Polri, tetapi sampai saat ini
bantuan
tersebut lebih diposisikan sebagai bantuan asistensi. (glo
--
__________________________________________________________
Sign-up for your own FREE Personalized E-mail at Mail.com
http://www.mail.com/?sr=signup