[Nusantara] "sidikpamungkas" Omelan Seorang Pemimpi - Right or Wrong? Embuh ah

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Sun Sep 22 09:24:12 2002


"sidikpamungkas" Omelan Seorang Pemimpi - Right or
Wrong? Embuh ah 
         
Mendengar kata kata 'right or wrong (is) my country',
otakku jadi 
tergelitik untuk mencoba mengolah, apa kalimat yang
diucapkan doeloe 
oleh salah satu (mantan) PM Inggris ... sesuai atau
ndak dengan 
situasi ngIndonengsiah (plus pantas diucapkan oleh MW
binti S atau 
ndak). Banyak uraian .. banyak reaksi .. banyak
komentar yang sudah 
dilontarkan oleh mereka yang lebih pinter dari ku, ada
yang setuju .. 
ada yang ndak setuju .. bahkan ada yang ngeledek, nah
lho ... kok 
mirip2 dengan situasi politik dinegeri kita ... mirip2
dengan situasi 
politik international saat ini.  Semua persoalan
mengarah ke 
pertentangan plus hiruk pikuk kekisruhan, dan semua
pertentangan dan 
hiruk pikuk kekisruhan dipakai untuk menutup suatu
manuver, 
selanjutnya .. manuver dilaksanakan demi untuk suatu
kepentingan, dan 
akhirnya kepentingan tadi yang menjadi keuntungan buat
sementara 
pihak.

Lha coba kita kaji deh, kata mas Bagong yang pernah
ngoleh2i (memberi 
buah tangan) kaos 5 dollar dari ngOstrali padaku,
kenapa diera 
repotnasi ... eh reformasi sekarang kok pertikaian dan
pertentangan 
dielite negeri kita ndak pernah tuntas, suatu saat
kelompok A dan B 
berantem, disaat lain kelompok C dan D saling tuduh,
disaat lain 
lagi .. kelompok B dan C bersekutu, diwaktu lain
ternyata B dan C 
sudah saling sikut .. dst dst .. Kok sepertinya sudah
tidak ada lagi 
patokan kebenaran dinegeri ini, semua tergantung dari
kepentingan dan 
kemauan sekelompok orang disuatu saat saja. Sampai2
soal keamanan 
didalam negeri ... soal pertikaian2 lokal didaerah ..
soal penegakan 
hukum .. soal penanggulangan kejahatan dan (yang
paling utama) 
pembenahan ekonomi, tidak pernah tertangani secara
serius dan tuntas. 
Upaya yang diteriakan oleh para elite .. petinggi
negeri .. tokoh , 
hehehe  selalu kabur dan hilang ditelan issue2 baru
yang hehehe .... 
embuh seberapa tingkat urgensinya sama kondisi negeri
ini. Kita 
sangat ribut tentang ada tidaknya teroris
internasional dinegeri kita 
(bahkan wapres kita pernah bilang 'kalau ada yang
nuduh dan mau 
menangkap teroris dinegeri kita, tangkap dulu saya'),
soal 
Afganistan, soal ambruknya WTC, soal syariah (yang
dulu pernah ribut 
dibicarakan diawal kemerdekaan), soal pertentangan
agama, soal kapir 
mengkapir, soal bom2an, pokoknya semua elite hiruk
pikuk .. saling 
sodok saling ber lenso .. saling kilik massa masing2,
saling melempar 
kotoran secara diam2. Makanya  hehehe ... soal law
inforcement .. 
soal pembenahan ekonomi .. soal keamanan dalam negeri
dlsb dlsb ... 
ya tetep saja mawut ndak karuan. Yang ada cuma
tontonan tawuran elite 
yang lucunya lebih gila dari Srimulat, yang hasilnya
cuma pembagian 
rejeki diantara mereka (hehehe dianggap honor
ngelawak). Sabet 
menyabet duwit negara dengan topeng BPPN, proteksi
industri, crash 
program buat bencana (bencana alam ataupun bencana
babat-babatan 
klewang), dana2 non budgeter dlsb dlsb ... makin
banter dan makin 
menggila. Arah perjalanan negeri ini sudah kayak bis
kota yang 
larinya kenceng gila2an dan disopiri (plus di keneki)
orang2 mabok, 
tinggal nunggu kapan nyemplung kali atau nabrak beton,
kata mas 
Bledug.

Mestinya kita mesti ikut cara orang Thailand, lho ...
apa mesti 
ikutan menggalakkan tanaman? Kayak durian Bangkok ...
mangga 
Bangkok .. nangka Bangkok? Ah bukan begitu bah,
celethuk bang 
Soritua, namun lebih baik diam duduk tenang, tidak
ikut mengurus 
keributan2 tetangga atau rumah lain, dan secara
bersama membenahi 
kerusakan dirumah kita sendiri. Membenahi rumah
sendiri belum bisa .. 
eh kenapa kita mesti ikut ribut sibuk tawuran buat
urusan rumah 
tangga orang lain? Ah .. ah ... jangan2 memang ada
yang 
mengkondisikan seperti itu, maksudnya selalu membuat
gejolak dan 
kekisruhan didalam negeri ... hehehehe .. ciptakan
pertentangan 
hingga menimbulkan situasi hiruk pikuk, yang kemudian
dipakai buat 
menutup manuver yang dijalankan, lha manuvernya yang
ndak usah yang 
muluk2 .. paling urusan wudel kebawah (harta,
kemapanan posisi 
dan ... buat sementara elite ... nyari daun2 seger ...
biar tetep 
awet muda hingga bisa hidup seribu tahun lagi .. kata
Chairil anwar 
lho). Terus terang bicara, banyak politisi dan elite
yang dobolnya 
bukan main, mulutnya bicara soal kesucian dan
kejujuran, namun 
tangan .. kaki .. dan  ... anunya ..nyerampang terus
sampai semua 
yang ada habis dicomot.

Bicara soal TNI dan polisi, biar yang dikoarkan 
selalu 'reposisi' ... 'paradigma baru' .. 're-kondisi'
... tau jargon 
apapun, namun lebih baik  bicara jujur bahwa ada
kekecewaan atas 
hilangnya 'peran serta' seperti yang pernah direngkuh
pada era eyang 
kakung. Dan buat politisi2 dan aktivis2 gombal ..
jangan selalu 
menekan dan memojokkan TNI dan polisi sampai mereka
mesti ngeringkuk 
di WC, namun jebulnya kegiatan2 itu cuma buat topeng
(yang menutup 
taring2 mereka yang penuh air liur napsu). Soal Timtim
.. dimana 
banyak perwira dan bintara yang dituntut untuk
diadili, hehehe .. 
mas2 dan mbak2 .. coba pikir, dulu mereka dijadikan
ujung tombak adu 
bedil buat merebut Timtim, dan hanya karena ulah
segelintir elite 
(yang hehehe pusing karena dikasih minum jamu gandring
 ngAmrik 
ngOstrali dkk)  maka mesti rela cuma mbawa badan ...
pergi dari 
Timtim, yang merupakan salah satu nostalgia manis yang
mereka punya. 
Ini bicara soal TNI dan polisi yang dilapangan lho ...
bukan kelompok 
elite tinggi mereka. Lha kejengkelan mereka yang
menyebabkan para-
militer pro integrasi ndak terkontrol .. ngamuk. Yang
paling salah ya 
elite2 politik dan petinggi negara waktu itu, yang
konon mabok kenak 
jamu dari manca negara. Emangnya waktu eyang kakung
ngambil Timtim 
ndak ada bisik2 bikin kompromi sama ngOstrali? Coba
saja buka data2 
di CIA atau di intelejen kita atawa ngOstrali deh.
Jadi masuk dan 
lepasnya Timtim tidak terlepas dari 'bisik2' antara
pihak2 didalam 
negeri dengan pihak2 luar negeri, tulung jangan
diungkiri sambil 
misuh2 dulu ... berikanlah fakta yang bisa masuk akal.

Menurutku ya mestinya para elite kita ikhlas mengaku
kalau mereka 
ndak mampu memperbaiki negeri ini, atau mereka bersatu
kayak waktu 
BPPKI  mempersiapkan proklamasi 17 Augustus 1945,
walau ada yang 
disangka pernah ber kolaborasi dengan Belanda ..
dengan Jepang .. 
dengan embuh sapa lagi, namun mereka dengan itikad
baik secara ber 
sama2 satu hati untuk memerdekakan negeri ini. Semua
rakyat (termasuk 
elite2) mesti ikhlas .. ikhlas untuk membiarkan siapa
juga yang 
bersalah (pernah bersalah dimasa lalu) untuk .....
hehehehe 
mempertanggung jawabkannya secara hukum, putuskan
putih apabila 
benar2 putih .. dan putuskan hitam apabila ternyata
emang hitam, dan 
semua keputusan harus didasarkan pada hukum yang
berlaku (bukan pada 
kompromi atau negoisasi). Eh ..kok kayak prinsip eyang
kakung dulu 
ya ... mending dimatikan beberapa orang (yang punya
niat membakar) 
daripada seluruh kampung terbakar habis, dan memang
cara itu yang 
selalu dilakukan eyang kakung ... namun lama2 karena
dimakan usia 
maka intuisinya makin tumpul dan ngawur. Menurut
beberapa orang, kok 
cuma kejujuran yang muncul dari hati nurani masing2,
atau yang 
dipaksakan oleh kekuatan tertentu yang bisa
memperbaiki negeri ini, 
mengingat hampir seluruh sektor sudah amburadul
ambyar. moralitas 
elite dan banyak petinggi sudah sampai pada titik
terendah.

Nah .. nah ..  apabila itu dibiarkan berlarut, apa
ndak komplit chaos 
yang berkecamuk dinegeri kita? Dengan elite2 ..
petinggi2 ... tokoh2 
yang mayoritas punya moralitas 'wudel kebawah' ..
hehehe persis kata2 
mas Bledug 'kayak bis kota ngebut dan disopiri oleh
orang2 mabok'. 
Apalagi ditambah dengan kebisaan baru para elite kita,
ndableg ... 
tebel muka , walau kemaluannya sudah dibuka kewer2
kelihatan oleh 
publik, hehehe namun tetep mesem2 .. malah (kata kang
mBat lho) rugi 
lu .. mau melototi kemaluanku .. lha wong saya ndak
peduli kok, cuma 
kemaluan doang .. ah sepele. Memang sih kayaknya 
kata2 'right or 
wrong (is) my country' kok kayaknya kurang pas apabila
didengungkan 
saat ini. Modar .... modar pisan deh dengan situasi
yang ada sama 
kita saat ini, semua kata2 mutiara pasti ndak bakal
pas. Apa lebih 
baik diam membisu saja? Lha semua seminar .. semua
diskusi .. semua 
sidang .. semua rapat yang dibuat untuk memperbaiki
negeri ini, cuma 
sampai pada konklusi yang diorat oret dikertas, habis
itu ya ... 
difile ... ditumpuk dan buntutnya di loak-kan secara
kiloan .. 
mungkin lho ... Kasian kang nGleng .. kasian kang mBat
.. kasian cak 
Gigih .. kasian kang sTadz .. kasian dik nGaliq ..
kasian semua .. 
kasian aku.

SP
---
Cuma didunia cyber kita bisa tetap waras, dan 
tidak ikutan gila, karena disini kita bisa 
menikmati Jaguar ..  rumah mewah .. daun 
seger ... tanpa mesti memerlukan duwit 
ombyokan. Cukup dengan komputer dan 
jalur ISP.

=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
New DSL Internet Access from SBC & Yahoo!
http://sbc.yahoo.com