[Nusantara] Riza Sihbudi : Indonesia Bisa Jadi Pakistan Kedua

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Mon Sep 23 11:24:02 2002


Riza Sihbudi : Indonesia Bisa Jadi Pakistan Kedua

Dokumen CIA (Dinas Intelijen AS) itu adalah rekaan
yang tidak masuk 
akal.
Saya tidak melihat alasan kuat Al-Qaidah membunuh
Presiden Megawati
Soekarnoputri. Nilai Megawati tidak cukup tinggi dalam
konteks 
internasional
sehingga Al-Qaidah perlu membunuhnya.

Lebih tidak masuk akal lagi, Megawati naik menjadi
presiden itu karena
dukungan partai-partai Islam. Kalau memang Al-Qaidah
mau bertindak 
seperti
itu, seharusnya yang dibunuh adalah tokoh-tokoh yang
menindas Islam di
Indonesia, seperti Soeharto atau tokoh-tokoh
anti-Islam lainnya.
Lagi pula, secara teknis, ada keganjilan. Pengebom
yang akan membunuh 
Mega
itu katanya nyasar di Atrium Senen. Rumah Megawati
'kan jelas, di 
Pejaten
dan Jl Teuku Umar.

Dokumen CIA itu adalah sebuah rekayasa dan
disinformasi yang dibuat 
klop.
Ini mirip dengan peristiwa pengeboman Libya pada 1986.
Kalau Al-Qaidah dituding melakukan pengeboman
Istiqlal, malam Natal, 
dan
Atrium, itu juga tidak masuk akal. Al-Qaidah bukan
tipikal gerakan yang
menyerang fasilitas keagamaan dan umum, seperti mal,
masjid, dan 
gereja.
Kalau penyerangan Kedubes AS di Kenya dan Tanzania,
atau penyerangan 
kapal
induk AS di Yaman, saya bisa mempercayainya.

Jadi, kalau memang Al-Qaidah beroperasi di Indonesia,
maka yang akan
diserang adalah Kedubes AS dan kepentingan bisnis AS
di Indonesia. 
Tetapi,
kita lihat selama ini hal itu aman-aman saja.

Saya lihat tindakan AS ini sudah dimulai sejak
penutupan Kedubes dan 
Konjen
AS dan munculnya dokumen CIA. Ini arahnya adalah untuk
menegaskan 
keberadaan
terorisme di Indonesia. Kedua, ini merupakan tekanan
kepada pemerintah
Indonesia untuk mendukung serangan AS ke Irak.

Dokumen CIA itu hanya didasarkan atas pengakuan Umar
Al-Faruq. Padahal
pengakuan itu tidak bisa jadi bukti. Saya pun bisa
membayar orang untuk 
bisa
mengaku. Dahulu juga dibilang ada kamp pelatihan
Al-Qaidah di Poso, 
lalu
kemudian dibantah. Jadi, kita tidak bisa percaya CIA
begitu saja.
Sebagai bangsa yang baru masuk era demokrasi, kita
harus waspada. Kalau 
kita
bongkar file-file jatuhnya Soekarno dan bahkan
Soeharto, itu juga atas 
peran
CIA. Saya khawatir dokumen kali ini menjadi
justifikasi untuk 
menggulingkan
pemerintah, kemudian AS menaikkan militer sebagai
penguasa.

Jangan lupa, kekuatan politik yang riil di Indonesia
sejak masa Orde 
Baru
adalah Islam dan militer. Kalau Amerika ingin
menghantam salah satu, 
dia
harus memegang salah satu. Bukan tidak mungkin
skenario yang diterapkan 
AS
di Pakistan, kembali diterapkan di Indonesia, saat
Amerika menaikkan 
figur
militer sebagai penguasa.

Menjelang Pemilu 2004, yang terlihat riil akan
bertarung adalah Amien 
Rais
dan Megawati. Megawati memang seorang nasionalis
sekuler, tetapi jangan
lupa, dia anak Soekarno yang berkata ''Amerika kita
setrika dan Inggris 
kita
linggis.'' Jadi, siapa orang ketiga yang mungkin
didukung, bisa jadi 
Susilo
Bambang Yudhoyono.

Jadi, saya minta pemerintah proaktif melakukan gerakan
diplomasi untuk
menyikapi soal dokumen CIA itu. Megawati harus bicara
kepada AS dan 
dunia
untuk meyakinkan bahwa di Indonesia tidak ada teroris.
Di dalam negeri,
Megawati juga harus bertemu dengan tokoh-tokoh Islam
yang dianggap 
Amerika
sebagai fundamentalis, seperti Abubakar Ba'asyir.


=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
New DSL Internet Access from SBC & Yahoo!
http://sbc.yahoo.com