[Nusantara] Gigih Nusantara : Hamzah Haz Pasang Badan Soal Baasyir
Gigih Nusantara
gigihnusantaraid@yahoo.com
Mon Sep 23 06:24:01 2002
Gigih Nusantara : Hamzah Haz Pasang Badan Soal Baasyir
Terpampang besar-besar di koran Jawa pos pagi ini,
tulisan di atas, bahwa 'Hamzah Haz Pasang Badan Soal
Baasyir'. Gila, aku pikir. Ini Wapres culun amat, di
tengah isu tertangkap dengan resminya Al Faruq, yang
dinyatakan sendiri oleh Panglima TNI. Apa memang
negara ini mau bubar-bubaran?
Membaca judul besar di atas kontan nafsu untuk
membacanya (membeli dulu, dong) menggebu-gebu. Penjual
koran asongan di perempatan jalan, ketika angkot yang
aku naiki pergi ke tempat kerja berhenti, jadi
sasaran. Kembalian yang 300 perak aku abaikan. Koran,
pokoknya, terbeli. Ingin sekali aku membaca keculunan
Wapres kita ini.
Di bagian badan cerita disebutkan, bahwa ketika
melawat di Jawa Tengah, Wapres di depan audiensnya
bilang, kalau 'Saya sudah bilang terang-terangan sama
Baasyir, jika kamu benar, maka aku akan berada paling
depan membelamu, tapi jika ternyata salah, maka aku
yang pertama akan minta pihak keamanan untuk
menangkapmu'. Lho ? Mana tadi yang 'soal Baasyir, HH
akan pasang badan', yang kalau dipahami sekilas
artinya, bahwa 'right or wrong, Baasyir is right' itu?
Sialan. Lagi-lagi pers telah memprovokasiku, dan juga
mungkin puluhan atau ratusan orang lain. Atau pers
telah memprovokasi dirinya sendiri untuk percaya,
bahwa Baasyir pasti benar, dan AS lagi-lagi, salah.
Ya, sebagian pers memang sudah memilih melakukan
pemihakan seperti itu, seperti juga sebagian rakyat
bangsa ini.
Sudah berkali-kali pers melakukan kegiatan provokasi
seperti itu. Sejumlah penerbitan kecil malah
menjadikan judul di halaman pertamanya sebagai alat
provokasi menggaet pembeli. Masih untung jika dalam
beritanya tidak seperti itu, seperti kasus JP kali ini
soal pernyataan Wapres. Tapi tak kurang yang beritanya
memang benar begitu, atau dibegitu-begitukan, karena
pers tersebut sudah memihak.
Pers memang merupakan salah satu pilar demokrasi, yang
kalau kokoh pemberitaan dan visinya, akan membantu
tegaknya demokrasi. Namun jika tiang itu dipasang
seadanya, bahkan sengaja dibuat miring, maka demokrasi
jelas terancam. Pers telah mengambil perannya, dan
terserah kepada mereka bagaimana memanfaatkan perannya
tersebut.
Dulu kita masih bisa komplain, bila ada koran besar
yang memajang pemutarbalikan berita, fakta dan tulisan
serta judul seperti itu. tak soal, biasanya, kalau itu
dilakukan oleh pers kecil. Maklum, pers kecil, yang
biasa dipakai memasang pengumuman tender supaya tak
dibaca oleh suplier yang kompetitor dari suplier
tunjukan bagian pengadaan, memang siapa sih yang baca?
Gemanya tak ada. Mau bikin judul dan berita apa saja,
tetap terbatas. Lha koran besar?
Tetapi euforia reformasi sudah mengantarkan kita
suasana kehidupan yang lepas kendali, 'bablas
angine...' kaya iklan jamu masuk angin itu. Tak
terkecuali kalangan pers, dan konyolnya, juga pers
besar, sekaliber Jawa Pos. Penyakit untuk ingin
terdengar di riuh-rendahnya pasar, yang menjajakan
suara kaset dan corong tukang jamu, juga mempengaruhi
pers.
Maka, jangan terprovokasi oleh pers. Tetap tenang
ketika membaca headline mereka. Tunggu sampai faham
semua kondisi. Dalam kasusku, tahan sampai tiba di
kantor, lalu pinjam sama satpam yang kebetulan sedang
menahan koran langganan boss, sebentar, numpang baca.
Dan biasakan mencatat, mana-mana koran yang isinya
bisa jadi panutan, dan mana yang masuk kualifikasi
koran 'lucu'.
Hanya, kali ini benar-benar provokasi Jawa Pos lumayan
manjur. Dan Wapres, dengan pernyataannya yang dimuat
tersebut, belum culun. Anda terprovokasi juga dengan
judul tulisan saya ini ? Maaf. (gn)
=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com
__________________________________________________
Do you Yahoo!?
New DSL Internet Access from SBC & Yahoo!
http://sbc.yahoo.com