[Nusantara] Babat : Terorisme ngindo : Dua versi granat teluk-betung
gigihnusantaraid
gigihnusantaraid@yahoo.com
Thu Sep 26 10:12:44 2002
Dua versi granat teluk-betung.
Mentahnya aparat keamanan dan politik Indonesia
Keadaan politik Indonesia begitu rapuhnya. Pemerintah mega sangat
takut alienasi garis ngislam (yg dimotori oleh wapresnya sendiri -
seorang 'lame duck' ngislam! --> lucu memang politik! cuman akibatnya
buat rakyat yg blas gak lucu). Partai2 ngislam semua yg punya corong
- ditunggangi kaum yg gemborannya keras doang (ini jelas2 suatu
'political positioning' yg bagus buat PKB-GD --> kalo tahu what to do
that is!) ......
Mengapa dari dulu mereka2 ini ribut banget kalo ada coro satu
ditangkap
(agus di manila, basyir di singapore) ?? Seolah masalah agama yg
besar ? Sesederhana itukah bahwa seseorang yg memakai label tertentu
(beragama ngislam , pake udheng2 , jenggotan atau muka/ nama arab )
jadi tidak mungkin salah ? Pertanyaan ini memang tolol - tapi jika
benar2 ditanyakan jawabannya lebih tolol lagi : iya !!
Kasus granat teluk-betung ini - secara circumstantial jelas2 sangat
menjurus kearah tim anti-amerika, mbuh ngislam atau malah 'pseudo
ngislam'nya militer, atau malah pihak ketiga yg pura2 pseudo-ngislam
atau pura2 ngislam, atau blas al-qaeda stamboom ......
Walo ya bisa saja 'sekedar' debt collector ngancam tetangga mess
kedutaan AS .. he he ....
Sayangnya , pertanyaan2 faktual seperti ini jawab sesungguhnya adalah
dari fakta!
Dan kurasa, karena sang supir aziz itu (dan mayat si aziz) jelas
tergempuling didepan jidat dan idung polisi --> hal2 faktual ini
tidaklah sulit dibahas. Gak perlu model 'Law and Order'' segala -
potongan hansip juga dengan mudah mencari fakta faktual .... rumah
orang2 ini di gunungputri, grayak2 dan gedibal2 sang pelaku.
Dan, yang lebih penting lagi - siapapun si aziz itu - atau preman
tukang kompas debt-collector atau teroris anti-ngamrik (atau bisa juga
dua2nya ! preman tanahabang kayak hercules itu dulu juga ngerangkep
'bisnis' swasta maupun gupernemen !!) - sesungguhnya bukanlah yg
terpenting, jelas2 si aziz ini bangsat bajingan tulen, mau ambon mau
ngislam atau arab atau israel atau londo bodhong ......
Sesungguhnya, gemboran tidak bisa mengubah fakta. Si agus jundulah
itu - mau dia ngislam atau hindu sesungguhnya tidak sepenting fakta
bahwa dia terlibat pada pengeboman2 .... dan bangsat pengebom semacam
itu benar2 tidak berharga bagi kepentingan umum, mau kepalanya botak
atau jenggotan sunat atau tidak ... :-)
Heran, bahwa teriakan yg sangat nalar ttg "kejahatan adalah kejahatan"
di ngindo ini sangat sulit didengar. Kejahatan harus dilihat ,
sebagaimana ngislam pelakunya, korbannya, wartawan yg ngeliput, polisi
yg ngurus ..... semua perkara2 yg tujuannya cuman satu : menipu
rakyat!
Sama seperti ribut teroris ngislam di ngindo saat ini ... apa sih yg
penting ? Yang penting ya kejadian2 itu ! Secara nalar, karena
al-kedah ngebom ngamrik --> sangat nalar bahwa ada kaitannya .. tapi
inipun tidak penting2 amat - karena al-kedah ngosamah itu khan sudah
diurusin sama mbush. Yang sangat penting, kejadian2 teror di ngindo
ini apa ?????
Kalo bukan al-kedah sapa ? militer ? partai ngislam ? polisi ?
Kalau dikatakan semua nya bukan, maka yg jelas gombal adalah polisi --
>
karena mereka ini yg bertanggung jawab atas keamanan ... jadi sepakat
bahwa yg paling mbajing puol dalam terorisme ini adalah polisi ngindo
??
Lalu, yang sangat2 penting : apa tindakannya agar teror yg berulang2
terus itu tidak terjadi lagi ? agar tidak ada lagi aziz2 edian yang
secara super-goblog nyabut granat didalam mobil (karena kalo goblognya
dia turun dikiiit saja , granat itu pasti sudah mbledor kena orang
tidak bersalah di jalan teluk betung!).
Jika kita sepakat bahwa polri yg salah pol, berarti kapolri harus
dipanggil untuk disidang atas kejahatan pada kemanusiaan
ngindo ......
rasanya tidak fair ?
Kurasa ya tidak fair.
Tetapi jauh tidak fair lagi kalau kasus2 yg jelas2 sangat gawat
seperti
itu dibiarkan mengambang - hanya karena seorang embok2 (=ibu2)
ketakutan sama lelaki berjenggot, atau karena lelaki berjenggot (picek
maupun tidak) ngancam2 pakek pedang dan ayat , atau karena tentara2
gendut (lama tidak ikut latihan lagi) pada ngerembug sama habib2
ngedan
bagaimana enaknya nakutin embok2 dengan murah meriah (=nyewa grayak
kere nyebar granat)......
Semua pelaku2 tadi, embok2 lemu penakut, jenggot2 bau samin, serta
tentara2 pangsiunan dan preman2 grayak kere (gak ngerti bedanya gembok
sama granat!) tidak ada artinya bagi rakyat banyak.
Tetapi demi ke-pura2an - semua orang kudu takut - takut sama bayangan
tentara pangsiunan maupun bayangan jenggot kambing ...... dan semua
'sepakat' untuk tidak membicarakannya terbuka.
Sama seperti dulu, kasus2 cendana membuat semua orang 'malu dihati'
dan
malu dikantong !!
percis seperti saat ini, dengan bandar2 lama plus bandar baru
kiemas !!
Dari sebuah kasus yg dibaca bertentangan oleh media, daku jadi misoh2
sama pisohee (=terpisoh, dari bahasa wong-jowo balik londo : don't
follow mix ya!! :).
Memang itu - tanpa membuka persoalan dengan jelas - tanpa memahami
secara jelas persoalan bangsa (ditutupi oleh 'basa basi ketimuran' yg
menguntungkan penguasa itu) maka step pertama dari perbaikan sudah
gagal total.
Kalau kita tetap saja melihat bahwa masalah2 LJ, FPI dan kisdi dllsb
itu adalah hanya masalah agama -- bukan masalah kekuasaan dan kekayaan
pribadi , maka seterusnya kita melihat kejahatan murni (pengeboman ,
pembantaian dan perusakan) secara salah.
Kesalahan pada step pertama ini sudah lebih dari cukup untuk
membatalkan semua keberhasilan di step2 berikutnya (yg tambah sulit
lagi). Saat ini, sama seperti kasus granat ini , kita masih berkutat
pada level pertama --> membicarakan step berikutnya adalah sekedar
academic curiosity! secara kenyataan adalah sia2 .....
Dan persis inilah 'target operasi' dari mereka2 yg dirugikan jika
step2
perbaikan bangsa ini berjalan .. secara 'surgical strike' memang cukup
menyerang di satu titik lemah ini saja untuk men-derail proses
perbaikan ... dan secara lebih baik lagi jika operasi ini dikerjakan
'at arms length' atau tidak langsung. Dan operator yg paling ideal
untuk pekerjaan-tidak-langsung semacam ini adalah mereka2 yg mempunya
i
(atau dapat dibuat mempunyai) alasan2 independen untuk tindakan2 ini
..... dan mempunyai fanatisme yg tinggi... lebih baik lagi jika
alasan independen itu bisa dibuat menjadi emosional dan mengaburkan
lagi batasan2 'pemain' dan 'penonton' ...
dari analisa terakhir ini .... kurasa kita jadi tahu mengapa ngislam
fanatis yg sesungguhnya sama sekali tidak didukung oleh masyarakat
luas
ini , bisa menjadi demikian vokal dan kuat.
Pemerintah AS mempunyai kepentingan mereka sendiri untuk mem'buktikan'
kepada rakyat AS betapa semangatnya mereka kerja anti teroris al-
kedah,
itu urusan mereka. Urusan kita (kita = bangsa ngindo) adalah mencari
jalan untuk lolos dari kemelut negeri ini, menghancurkan mereka2 yg
anti gerakan reformasi dan kemajuan bangsa ....... dan terbaik adalah
menggunakan environment yg ada - opportunities yg ada ... agar tidak
perlu memulai dari nol dan membangun semuanya dari awal ..
Dalam pengertian ini - berpikir demi kepentingan negara adalah sesuatu
yg tidak sederhana dan tidak mudah. Last bad news : tidak ada
jalannya megawati bakal ngerti hal2 rumit begini !!!
(sampai sini, ngelantur tenan aku - soal granat jadi meluas! :)
bb
2 berita ttg hal yg sama , detik dan suarapembaruan
=======================
Motif Ledakan di Jl. Teluk Betung Diduga Soal Hutang
Reporter : Dian Intannia
detikcom - Jakarta, Polisi terus menyelidiki kasus peledakan di Jl.
Teluk Betung. Hasilnya, kasus mulai menemui titik terang. Peristiwa
tersebut diduga berkaitan dengan profesi almarhum Aziz yakni sebagai
seorang debt collector.
Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Metro Jaya kepada wartawan di Mapolda
Metro Jaya, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (25/9/2002). Meski
demikian Makbul mengatakan, data yang berhasil dikumpulkan polda Metro
belum lengkap.
Ledakan granat itu berkaitan dengan pekerjaan Abdul Azis sebagai debt
collector (penagih hutang, red). Tapi, data mengenai kasus ini belum
lengkap. Jadi kami minta 1 atau 2 hari untuk menyelesaikan kasus ini,
tegas Makbul.
-- cut --
(dipotong, aslinya di
http://www.suarapembaruan.com/News/2002/09/24/index.html )
SUARA PEMBARUAN DAILY
----------------------------------------------------------------------
----------
Pelaku Peledakan dari Kelompok Garis Keras
JAKARTA - Pelaku peledakan granat di dekat mes Kedubes AS di Jalan
Teluk Betung, Menteng, Jakarta adalah anggota kelompok garis keras.
Kelompok ini diduga sebagai pelaku peledakan di pelataran parkir Graha
Cijantung, ungkap sumber Pembaruan di Polda Metro Jaya, Selasa (24/9).
Dua orang pelaku lainnya yang melarikan diri dalam peristiwa Senin
dinari di Menteng itu, Al dan At, saat ini tengah diburu polisi.
Keduanya disinyalir masih mempunyai kemampuan untuk melaksanakan
aksinya.
Sementara Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri memastikan , granat
yang meledak itu merupakan granat "manggis'' buatan Korea, Model K 75.
Granat yang dipegang oleh Abdul Azis (28), pria kelahiran Ambon,
meledak antara dua sampai empat detik setelah cincin pengaman (Pin)
dicabut. Diduga, Aziz berasal dari kelompok garis keras.
Warga Gunung Putri (Bogor) itu tidak langsung tewas di dalam minibus
Toyota Kijang B 8602 SD berwarna biru metalik yang dikemudikan
rekannya
M Jusuf.
Pengemudi mobil itu, Jusuf yang lari ke arah Jalan Sumenep, berhasil
dibekuk warga di sana. Sedangkan dua pria lainnya yang ada di mobil
itu, sempat melarikan diri dan hingga kini masih diburu polisi. Aziz
ditemukan sudah tidak bernyawa di atas tumpukan pasir yang ada di
depan
bangunan yang sedang direnovasi itu.
Ahli forensik Fakultas Kedokteran UI meyakini korban tewas di lokasi
kejadian karena kondisi tubuhnya yang penuh luka kena ledakan."Korban
dipastikan meninggal dunia akibat kehabisan darah karena luka parah di
sekujur tubuhnya,'' jelas sumber itu mengutip keterangan dokter
forensik.
Terungkap dari penyelidikan, granat tersebut dibuka cincin pengamannya
oleh korban ketika mobil berada di depan rumah No 7 di Jalan Teluk
Betung.
Semula granat ingin dilemparkan ke arah rumah No 8 yang hanya dijaga
oleh seorang petugas satpam. Karena korban cepat membuka cincin
pengaman, granat meledak di dalam mobil sehingga kendaraam itu oleng
ke
pinggir rumah sasaran yang berjarak sekitar 10 meter dari rumah No 7.
Cincin pengaman granat dibuka di depan rumah No 7 karena serpihannya
paling banyak ditemukan di lokasi tersebut. Bahkan beberapa kaca di
rumah tersebut hancur. Jika granat tersebut meledak di depan rumah No
8, maka kaca di rumah kaca di ruma No 7 tidak akan hancur dan serpihan
granat tidak berceceran di depannya.
"Korban hanya mempunyai keberanian, tapi tidak memiliki keahlian
melemparkan granat tersebut,'' tegas sumber itu.
Diperoleh keterangan granat jenis itu dilarang diperjualbelikan dan
merupakan perlengkapan militer.
--- cut ---