[Nusantara] Annan: AS Masih Ingin Pertimbangkan Jalan Damai

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Tue Feb 11 09:00:58 2003


Annan: AS Masih Ingin Pertimbangkan Jalan Damai
RI Dukung Perpanjangan Masa Tugas Tim PBB Di Irak 

JAKARTA (Suara Karya): Sekjen PBB Kofi Annan kemarin
mengatakan bahwa belum terlalu terlambat untuk
menghindari perang melawan Irak. Namun dia mendesak
Baghdad agar memperhatikan permintaan Dewan Keamanan
(DK) PBB untuk bekerjasama lebih tulus dan
sungguh-sungguh dengan para pemeriksa senjata PBB. 

"Saya masih yakin bahwa perang tidak mungkin tidak
dapat dihindarkan," ujar Annan seusai presentasi
Amerika Serikat (AS) di depan DK PBB yang membeberkan
pelanggaran Irak terhadap tuntutan perlucutan senjata
PBB. 

Menurut Annan, AS masih ingin mempertimbangkan suatu
penyelesaian damai atas krisis Irak. "Para pejabat AS
sejak semula telah menyatakan bahwa mereka tidak
yakin, perang tidak mungkin tidak dapat dihindarkan,
asalkan Irak mematuhi semua tuntutan DK PBB," katanya.


Sebelumnya, Menlu AS Colin Powell mengungkapkan dalam
sidang DK PBB bahwa informasi intelijen yang diambil
dari daftar rahasia menunjukkan bahwa Irak melakukan
pelanggaran lebih lanjut atas permintaan perlucutan
senjata PBB. 

Annan menolak mengomentari langsung isi presentasi
Powell. Dia hanya mengatakan bahwa Menlu AS itu
sungguh-sungguh dan menghabiskan banyak waktu untuk
menyiapkan presentasinya. 

Annan juga mengaku tidak bermaksud melakukan
perjalanan ke Baghdad untuk menyampaikan pesan secara
pribadi. Dia menyatakan bahwa Ketua Tim Pemeriksa
Senjata PBB Hans Blix dan Ketua Badan Tenaga Atom
Internasional (IAEA) Mohamed AlBaradei akan bertolak
ke Irak, akhir pekan ini. 

"Saya kira pesan hari ini sudah jelas. Setiap orang
ingin Irak bersikap proaktif dalam bekerjasama dengan
para pemeriksa PBB dan memenuhi semua tuntutan
masyarakat internasional. Jika mereka dapat
melakukannya, kita dapat menghindari perang," ujar
Annan. 

Di tempat terpisah, PM Selandia Baru Helen Clark
mengatakan bahwa presentasi Menlu Colin Powell
merupakan keterangan yang sangat bagus dan membuat
prospek perang jadi jauh lebih besar. "Akan ada perang
dengan Irak awal bulan depan, kecuali terjadi
perubahan radikal pada sikap pemerintah Irak,"
katanya. 

Menurut Clark, AS telah menghasilkan apa yang
kelihatannya seperti penjelasan sangat bagus mengenai
pola penipuan untuk menjamin para pemeriksa senjata
PBB tidak dapat menemukan sesuatu di Irak. "Itu
merupakan konsekuensi yang oleh DK PBB akan
diperdebatkan," katanya menambahkan. 

Sementara itu, Menlu Cina, Rusia, dan Prancis
menyatakan menginginkan agar serbuan terhadap Irak
dihindari dan pemeriksaan senjata Irak dilanjutkan,
meski AS telah menunjukkan apa yang disebut sebagai
bukti-bukti di Irak. 

Menlu Cina Tang Jiaxuan mengatakan, Cina menginginkan
pemeriksa senjata PBB melanjutkan pekerjaan mereka di
Irak. Tang menambahkan, Cina ingin masalah Irak
diselesaikan tanpa perang. 

Sementara Menlu Rusia Igor Ivanov menyatakan,
bukti-bukti yang diperlihatkan AS menunjukkan bahwa
pekerjaan pemeriksaan memang harus dilanjutkan.
"Informasi ini harus segera diserahkan untuk diproses
oleh Unmovic dan IAEA melalui verifikasi lapangan
selama inspeksi di Irak," katanya. 

Di lain pihak, Menlu Prancis Dominique de Villepin
menyatakan DK PBB harus mempertimbangkan perang
terhadap Irak bila inspeksi senjata PBB di negara itu
gagal. "Jika jalan ini gagal dan membawa kita ke jalan
buntu, kita tak akan menyampingkan pilihan apa pun,
termasuk - sebagai cara terakhir - penggunaan
kekerasan, seperti yang kita katakan selama ini,"
ujarnya. 

Menlu Inggris Jack Straw menegaskan bahwa Inggris
mendukung penuh AS. Dia juga menyatakan, Irak telah
melecehkan resolusi-resolusi DK PBB. "Inggris tak
menginginkan perang. Kami ingin sistem PBB ditegakkan.
Tapi logika Resolusi 1441 tak terhindari: waktunya
sangat pendek," kata Straw. 

Di Jakarta, Menlu Hassan Wirajuda menilai informasi
yang diungkap Menlu Powell lebih bersipat indikatif.
Karena itu, katanya, Indonesia mendukung perpanjangan
masa tugas misi PBB guna melakukan verifikasi terhadap
informasi dan paparan bukti yang disampaikan AS. 

"Singkatnya, informasi intelijen yang bagi AS sudah
cukup (memperlihatkan) Irak tidak menunjukkan
kerjasama dan melanggar Resolusi 1441 sudah dapat
dijadikan alasan untuk melakukan aksi militer terhadap
Irak. Tapi bagi Indonesia, informasi yang disampaikan
AS lebih bersifat indikatif dan membutuhkan pembuktian
atau verifikasi lebih lanjut oleh Tim Inspeksi PBB,"
kata Wirajuda. 

Sementara Kapolri Jenderal Da`i Bachtiar mengatakan,
kepolisian akan mengamankan aset-aset vital milik
asing, termasuk AS, bila AS jadi melakukan serangan
militer terhadap Irak. Da`i mengatakan bahwa
pengamanan terhadap aset-aset vital milik asing ini
merupakan bagian kewajiban kepolisian dengan melakukan
penjagaan. Meski demikian, dia yakin bahwa masyarakat
tidak akan melakukan tindakan yang merugikan diri
sendiri. (Ant/M-1) 





=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com
YANG BARU : http://nusantara.b3.nu/ situs kliping berita dan posting pilihan demi tegaknya NKRI. Mampirlah !

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Shopping - Send Flowers for Valentine's Day
http://shopping.yahoo.com