[pdiperjuangan] [Nasional] PDI-Perjuangan "Siaga I", Kader Dilarang Keluar DKI]

pdiperjuangan@polarhome.com pdiperjuangan@polarhome.com
Sun Jan 26 18:12:01 2003


-------- Original Message --------
Betreff: [Karawang] [Nasional] PDI-Perjuangan "Siaga I", Kader Dilarang Keluar
DKI
Datum: Sun, 26 Jan 2003 16:36:14 +0100
Von: bhineka@brd.de
Rückantwort: karawang@polarhome.com
An: "karawang@polarhome.com" <karawang@polarhome.com>

-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------
BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH
-----------------------------------------------------------------------

Sriwijaya Post, Sabtu,  25 Januari 2003

PDI-Perjuangan "Siaga I"
Kader Dilarang Keluar DKI

JAKARTA, SRIPO - Bendahara Fraksi PDI-P (FPDI-P) DPR, Irmadi Lubis tidak
membantah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri telah memerintahkan semua
fungsionaris partai berada di DKI Jakarta dan dilarang keluar kota. Ia juga
tidak menolak bila PDI-P memberlakukan status "Siaga I".
Dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (24/1) petang, ia membenarkan ketua umum
telah memanggil Soetardjo Soerjogoeritno (wakil ketua DPR) dan Sabam Sirait
(anggota FPDI-P) yang tengah berada di luar negeri untuk segera kembali ke
Tanah Air. "Memang, dalam kondisi tidak normal seperti sekarang ini, seluruh
fungsionaris PDI-P harus berada di Jakarta untuk berkonsolidasi," ujarnya.
Maraknya aksi unjuk rasa yang menentang Presiden Megawati-Wapres Hamzah Haz,
konon telah membuat gerah ketua umum PDI-P. Akibatnya, keluar instruksi:
PDI-P "Siaga I".
Beberapa fungsionaris partai yang berada di luar Jakarta, diperintahkan
segera kembali ke Jakarta untuk melakukan konsolidasi. Bahkan, Soetardjo
Soerjogoeritno dan Ketua BKSAP (Badan Kerja Sama Antar Parlemen) Sabam
Sirait yang tengah menghadiri Konferensi Parlemen Internasional menyambut 50
tahun Parlemen di India, Jumat kemarin mendadak dipanggil pulang ke
Indonesia oleh Mega. Padahal, acara konferensi itu baru selesai Sabtu (25/1)
sore. Alasanya, konsentrasi massa anti-Mega makin serius dan memanas.
Tapi, Ketua DPP PDI-P Roy BB Janis membantah Mega telah mengeluarkan
intruksi memangil pulang Soetardjo dan Sabam. Dia juga mengaku tidak ada
"Siaga I" di PDI-P.
"Tidak ada instruksi langsung dari ketua umum, buktinya sekarang saya sedang
di Yogya," ungkap ketua FPDI-P ini saat dihubungi melalui telepon
selulernya, Jumat (24/1) petang.
Dia membenarkan, sejauh ini, kader-kader PDI-P memang telah diminta ketua
umum untuk tidak terjebak, dan terpancing dengan isu-isu yang akan
menggoyang kepemimpinan Presiden Mega. "Isu-isu yang menyerang partai dan
ketua umum memang sengaja dihembuskan oleh anasir-anasir Orde Baru yang
berada di belakang aksi-aksi massa selama ini. Buktinya, demontrans ditemui
oleh tokoh-tokoh Orde Baru di rumah sakit," tegasnya.

Melawan
Tampaknya partai berlambang banteng gemuk ini tidak ingin kecolongan, ada
sejumlah aksi massa anti-Mega melakukan gerakan yang menjurus ke anarkis.
Misalnya, kejadian-kejadian di daerah yang menyerang kantor PDI-P. Bahkan
ada juga yang sudah membakar bendera partai yang kini berkuasa tersebut.
Karena tindakan masa anti-Mega itulah, menurut sumber di DPP PDI-P yang
mengungkapkan kepada Sripo, para simpatisan partai di seluruh Indonesia
sudah berkonsolidasi untuk melawannya. Masih menurut sumber itu, massa
pendukung Mega sudah disiapkan untuk menghalau gerakan-gerakan yang akan
menghancurkan partai.
Misalnya, massa PDI-P di Solo, Jateng, yang sudah bersiap-siap. Bahkan,
lanjut sumber itu, beberapa tokoh PDI-P di daerah sudah diberi perintah oleh
Mega untuk "Siaga I". Dan Irmadi Lubis membenarkan soal ini.
"Pokoknya kita sudah "Siaga I". Kalau ada yang jual, maka akan kita beli.
Sebab, ini sudah menyangkut harga diri partai," tegas Irmadi dengan nada
tinggi.
Intruksi Mega "Siaga I" di PDI-P ini, menimbulkan kecurigaan di masyarakat
bahwa Mega sudah panik dan hilang kesabaran. Padahal banyak cara untuk
mencegahnya. Dikhawatirkan, dengan intruksi "Siaga I" justru akan merugikan
PDI-P sendiri.
Apa tidak ada cara lain? Menurut Irmadi, memang tidak ada cara lain, selain
melawan. "Jika mahasiswa mendemo pemerintah, silakan saja. Karena itu hak
setiap warga negara. Tapi, kalau sudah mendemo partai dan melakukan
pengrusakan kantor hingga pembakaran bendera partai, itu sudah keterlaluan.
Kalau itu terjadi, maka akan kita lawan. Sebab, ini sudah menginjak-injak
harga diri partai," seru Irmadi.

Kumpulkan Massa
Sumber Sripo lainnya juga menyebutkan, PDI-P akan mengumpulkan massanya di
Gelora Bung Karno, Senin (26/1) mendatang. Disebut-sebut, Theo Syafei, salah
satu tokoh PDI-P yang mengagendakan rencana itu. Jika terjadi keributan,
maka militer akan turun tangan mengamankan situasi sekaligus posisi Mega
hingga 2004.
Ketika dikonfirmasi masalah ini, Irmadi membenarkan kalau ada rencana PDI-P
akan mengumpulkan massa di Gelora Bung Karno Senin mendatang. Pengumpulan
massa ini dimaksudkan untuk memperingati HUT PDI-P dan bukan untuk unjuk
kekuatan.
Tapi, karena khawatir terjadi chaos antara pendukung Mega dengan massa
anti-Mega, maka acara tersebut diundurkan menjadi 14 Februari 2003
mendatang. Tempatnya tetap, di Gelora Bung Karno, Senayan. Pengunduran
jadwal itu, telah disepakati dalam rapat DPP PDI-P, Selasa (21/1) lalu.
Dia membantah kalau pengumpulan massa di Gelora Bung Karno bertujuan untuk
menciptakan chaos, kemudian Mega akan mengeluarkan Dekrit. Justru, kata
Irmadi, pembatalan itu untuk mengantisipasi jangan sampai terjadi chaos. Dan
dia menolak kalau Mega akan mengeluarkan Dekrit. "Tentu Ibu Mega akan
belajar dari kesalahan Gus Dur di masa lalu," tegasnya.
Mengenai Theo Syafei-yang disebut-sebut punya agenda sendiri-Irmadi
mengatakan tidak terlalu yakin kalau pensiunan TNI yang berpangkat Mayjen
ini berlaku seperti itu. Kenapa? Sebab, kalau bergerak sendiri, maka Theo
tidak ada massa.
"Kalau benar Theo punya agenda seperti itu, maka dia akan kita lawan
rame-rame," sambung Irmadi.
Roy Janis menambahkan, DPI-P jauh-jauh hari telah berkonsolidasi, baik
secara kultural maupun struktural partai, sehingga warga, kader, dan
simpatisan tidak akan terpancing suasana politik. "Tapi, kalau terus
ditindas, tidak mustahil kantong-kantong massa PDI-P, basis-basis PDI-P akan
melakukan reaksi balik sebagaimana yang dilakukan di Solo, " katanya.
Baginya, PDI-P sudah biasa ditindas dengan beragam isu, mulai dari
memecah-belah sampai yang memperburuk citra partai. "Padahal, isu-isu selama
ini yang menyerang partai untuk menutupi atau mengalihkan perhatian publik
dari isu terorisme," katanya.
Tentang akan munculnya aksi massa menyusul serangan AS ke Irak, Roy
menyatakan, sejak awal FPDI-P telah meminta pemerintah untuk meminta AS
membatalkan serangannya ke Irak. "FPDI-P telah menyampaikan sikapnya kepada
pemerintah. Karena tidak relevan, jika kelompok yang kontra serangan AS ke
Irak, membelokkan aksinya dengan menyerang pemerintah," tegasnya.

BIN-KNBMI
Sementara itu, pertemuan tertutup antara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN)
AM Hendropriyono bersama sejumlah fungsionaris Komite Nasional Banteng Muda
Indonesia (KNBMI)-- salah satu organisasi masyarakat yang mendukung PDI-P di
Ruang Sumba, Hotel Borobudur, Jumat (24/1), mengundang beragam spekulasi
politik. Tapi, Wakil Ketua BMI, Erwin Moeslimin Singjuru membantah adanya
setting politik untuk meng-counter aksi mahasiswa anti-Mega
Pertemuan yang berakhir pukul 01.00 dini hari, tidak mengundang pers. Kepala
BIN AM Hendropriyono pun yang didesak wartawan tetap saja diam, tak menjawab
sepatah-katapun pertanyaan pers.
Erwin yang juga anggota MPR RI ini mengakui, pertemuan itu bisa saja
dilatarbelakangi adanya informasi atau sinyalemen politik di mana PDI-P akan
di "Golkar-kan". Caranya membenturkan PDI-P atau organ-organ (underbouw
PDI-P) dengan mahasiswa.
"Ada sinyalemen akan ada bentrok yang telah di-setting lawan-lawan politik
Mega. Nah, kalau bentrok sudah terjadi, itu nanti organ-organ PDI-P atau
simpatisan PDI-P yang akan dituding. Karena itu, mungkin teman-teman di BMI
perlu menemui Pak Hendro. Tapi, bagi saya tidak masuk akal jika kader,
simpatisan PDI-P akan melakukan aksi tandingan menentang mahasiswa. Ini sama
sekali tidak masuk akal. Karena, dalam pesan-pesan politik harian Ibu Mega,
PDI-P anti-kekerasan," katanya saat ditemui di Jakarta, Jumat (24/1) petang.
(jbp/bon/ars/ery)



-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Anggota Nasional: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-m: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/
Nasional-a:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-a/
Nasional-e:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-e/
------------------Mailing List Nasional------------------
_______________________________________________
Karawang mailing list
Karawang@polarhome.com
http://www.polarhome.com/mailman/listinfo/karawang