[Karawang] Survei Membuktikan, Megawati dan PDIP Masih Favorit
akang
karawang@polarhome.com
Wed Jul 31 02:48:01 2002
Selasa, 30 Juli 2002, 13:20 WIB
Survei Membuktikan, Megawati dan PDIP Masih Favorit
Laporan : Heru Margianto
Jakarta, KCM
Meski dikritik, Megawati Soekarnoputri dan Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) masih favorit dan dipercaya masyarakat, menurut jajak
pendapat. Sementara, pasangan Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono
populer untuk calon presiden (capres) dan calon wakil presiden
(cawapres) 2004.
Seperti diungkapkan jajak pendapat yang dilakukan Centre for Political
Studies Soegeng Sarjadi Syndicated, kepercayaan masyarakat tak berkurang
pada partai dan sosok ketua umumnya itu. Bahkan, PDIP dalam hasil jajak
pendapat yang disampaikan di Jakarta, Selasa (30/7) itu terbanyak
mendapat dukungan responden yakni 29,4 persen. Responden menilai partai
berlambang banteng gemuk yang tengah berkuasa kini, dinilai paling layak
memimpin pemerintahan ketimbang Partai Amanat Nasional (19,8 persen),
Partai Persatuan Pembangunan (6,6 persen), Partai Golkar (5,3 persen),
Partai Kebangkitan Bangsa (4,1 persen), Partai Keadilan (4 persen) dan
Partai Bulan Bintang (2,3 persen).
Hal menarik, walau cuma beroleh 0,8 persen Partai Rakyat Demokratik
(PRD) juga mendapat tempat di mata responden. Partai ini diketahui
berisikan
orang-orang muda yang tak satu pun pernah menjadi bagian dalam
pemerintahan.
Sementara itu, pasangan Megawati-Bambang Yudhoyono memperoleh 15,5
persen suara untuk capres dan cawapres pemilihan umum 2004. Angka ini,
masih menurut survei, mengataskan pasangan Amien Rais-Yusril Ihza
Mahendra (11,5 persen), Megawati-Amien (10,6 persen) dan Mega-Hamzah Haz
(8 persen).
Otoriter
Kemudian, layak dicermati, dukungan responden terhadap Megawati muncul
di tengah-tengah derasnya kritikan terhadap gaya kepemimpinannya
akhir-akhir ini yang dinilai otoriter. Hal sama dialami Susilo Bambang
Yudhoyono saat arus kuat menggiring militer keluar dari kancah politik
nasional mengemuka.
"Ternyata, responden tidak begitu peduli dengan kecenderungan otoriter
atau demokratisnya seorang pemimpin. Sama halnya dengan dukungan
responden terhadap Bambang Yudhoyono yang adalah seorang militer,"
demikian disebut dalam lembar jajak pendapat tersebut.
Jajak pendapat sendiri dilakukan pada lima kota di wilayah Indonesia
yakni Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar dan Yogyakarta. Total
respondennya 4133 orang. Tingkat pendidikan responden 50 persen lulusan
sekolah menengah tingkat atas. Sisanya, lulusan universitas.
Selanjutnya, masih menurut para responden, tokoh muda pemimpin Indonesia
masa depan adalah Eep Syaifulloh Fatah. Ia menempati urutan pertama
dengan meraih suara 18,8 persen. Disusul Andi Mallarangeng (8,4 persen.
Budiman Sudjatmiko (6,4 persen). Khofifah Indar Parawansa (6,3 persen),
Ali Masykur Musa (3,9 persen) dan Pramono Anung (2,2 persen).
Masih tradisional
Menanggapi jajak pendapat tersebut, kemudian, pengamat politik Fachry
Ali yang tampil pada kesempatan itu mengemukakan jajak pendapat ini
menunjukkan realitas politik Indonesia masih tradisional. Tokoh
karismatik dan simbol agama masih memiliki peran dalam politik.
Pada bagian itu, Fachry mempertanyakan apakah pilihan responden kepada
PDIP didasari oleh PDIP sebagai institusi dengan segala kebijakannya
atau karena sosok Megawati. "Menurut saya pilihan rakyat kepada PDIP
karena sosok Megawati. Ini merupakan pilihan politik tradisional,"
tuturnya.
Sementara, pada kesempatan sama pula Rizal Mallarangeng mengkritisi
pilihan pasangan Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono. Meski jajak
pendapat menunjukkan dua pasangan ini paling populer, dirinya tidak
yakin jika duet pasangan ini disodorkan pada pemilihan umum 2004, akan
mampu diraih suara signifikan.
Menurutnya, lebih lanjut, bertolak dari realitas politik kuatnya PDIP di
Indonesia Barat sementara Golkar di Timur, perolehan suara akan lebih
signifikan kalau tokoh karismatik PDIP disandingkan dengan tokoh asal
Golkar. Rizal menyebut nama Jusuf Kalla sebagai pasangan Megawati.
"Jika Mega dipasangkan dengan Jusuf Kalla, saya yakin blok suara kedua
partai itu akan benar-benar terangkat. Prediksi saya, tidak ada pasangan
yang dapat mengalahkan dua tokoh itu," kata Rizal. (prim)