[Karawang] [Nasional] Teroris Pernah 2X Berusaha Bunuh Mega

karawang@polarhome.com karawang@polarhome.com
Thu Sep 19 17:24:02 2002


-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------
STOP Exodus TKI !!  STOP Exodus bangsa kita  !!   STOP Exodus TKI !!
-----------------------------------------------------------------------
Presiden Bahas Info CIA 2,5 Jam
Teroris Pernah 2X Berusaha Bunuh Mega

Jakarta (SIB, Kamis, 19 September 2002)
Sekitar pukul 16.30 WIB, Rabu (18/9) kemaren, lima menteri dan pejabat
setingkat menteri datang ke rumah dinas Presiden Megawati di Jl. Teuku Umar,
Jakarta Pusat. Mereka diundang Mega untuk membahas agenda penting, membahas
info CIA. Rapat berlangsung 2,5 jam.

Rapat yang dipimpin Presiden Mega itu baru selesai sekitar pukul 19.10 WIB.
Kelima anggota kabinet Gotong Royong yang diajak Mega itu Menko Polkam
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Menkeh dan HAM Yusril Ihza Mahendra, Kapolri
Jenderal Pol Da'I Bachtiar, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, dan
Kepala BIN AM Hendropriyono.

Seusai rapat berakhir, SBY mengatakan, rapat membahas tentang
langkah-langkah pemerintah RI dalam melakukan upaya melawan teroris.
Sebagaimana yang tersiar, kata SBY, ada sebuah intelijen (CIA) yang
menyatakan bahwa di Indonesia ada sel-sel Al Qaeda dan ada orang-orang
apakah orang Indonesia maupun asing yang diduga terlibat dalam aksi-aksi
terorisme.

Menurut SBY, temuan intelijen AS itu akan diklarifikasi, dikonfirmasi, dan
dijustifikasi menurut hukum yang berlaku di Indonesia. "Langkah-langkah
itulah yang sekarang sedang diupayakan," jelasnya.
"Andaikata Indonesia dapat berbuat secara kongkret untuk melakukan
penahanan, penangkapan, apabila ada suatu indikasi yang kurang baik dari
laporan intelijen maupun dari laporan intelijen kepolisian sendiri, untuk
segera ditindaklanjuti secara terpadu," tambahnya.

MAU BUNUH MEGAWATI
Sehari sebelumnya, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono membenarkan Al
Faruq dari jaringan Al Qaeda ditangkap di Cijeruk Bogor, 5 Juni mengatakan
akan membunuh Megawati dua kali.

Saat ini, jelas Menko Polkam seusai memberikan ceramah di Jakarta, Selasa
siang, pemerintah sudah merespon positif masalah ini. Bahkan semua instansi
terkait dilibatkan mengungkap jaringan lainnya yang mungkin masih ada di
Indonesia.

Diakui Yudhoyono, setelah Faruq anggota jaringan teroris itu ditangkap lalu
dibawa ke Bahran, Afghanistan untuk diperiksa. Baru pada 9 September lalu
dia berterus terang.

Faruq mengaku akan mengebom Megawati pada pertemuan pengurus PDI Perjuangan
tahun 1999. Sayangnya pelaku pengeboman sudah kehilangan kaki karena bomnya
meledak di Mal Atrium Senen. Setelah itu dia bermukim dekat rumah Agus
Dwikarma di Makassar. Kemudian tinggal di Cijeruk Bogor bersama istri dan
putrinya sampai tertangkap 5 Juni lalu.

Lebih dari itu, Faruq juga berencana akan bunuh diri bersama truk berisi bom
saat menabrakan mobilnya di Kedutaan Besar AS di Jakarta. Rencana lainnya
dia akan membom usaha milik Amerika Serikat di wilayah ASEAN. Dia juga sudah
mendapat tugas sebagai pimpinan jaringan Al Qaeda wilayah Asia Tenggara.
DPP PDI-P meminta kepada pihak terkait untuk meningkat ekstra keamanan
kepada presiden maupun wakil presiden terkait dari jaringan Al-Qaeda yang
akan mengancam nyawa pejabat negara.
"Bahkan kalau ancaman itu benar maka bukan tidak mungkin DPP PDI-P jadi
sasaran," papar Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Pramono Anung Wibowo.
TERKAIT INFO CIA, Polri Periksa Intensif Pria Jerman Keturunan Arab
Keterangan Kapolri Jenderal Pol Da'i Bachtiar sedikit membuka rahasia.
Kapolri mengatakan,Polri tengah memeriksa intensif seseorang terkait info
CIA, pria warga negara Jerman keturunan Arab.

Kapolri mengatakan hal ini kepada wartawan seusai mengikuti rapat dengan
Presiden Megawati di kediaman dinas presiden, di Jl. Teuku Umar, Jakarta
Pusat, Rabu (18/9)
"Jajaran kepolisian bekerja sama dengan intelijen saat ini melakukan
pemeriksaan intensif kepada seseorang. Yakni menurut paspornya, warga negara
Jerman keturunan Arab dan akan terus didalami dan dikembangkan dengan barang
bukti untuk lebih lanjut," kata Kapolri.

Kapolri juga membeberkan bahwa pria Jerman keturunan Arab ini ditangkap di
Jakarta. Kapan penangkapan dilakukan, Kapolri masih bungkam. Apalagi nama
pria itu, Kapolri masih menyimpannya dengan rapat-rapat.
Hanya saja, Kapolri menjelaskan, pria itu mempunyai nama alias yang banyak.
"Saat ditangkap, siang hari itu dia mengaku nama ini. Ternyata banyak
aliasnya," jelasnya. Karena banyak nama alias itulah, selama ini Polri tidak
menjadikannya sebagai DPO.

Sampai sekarang, aparat kepolisian telah menjeratnya dengan pelanggaran
keimigrasian dan pemalsuan dokumen. "Kemungkinan kita kembangkan adakah yang
bersangkutan terkait teroris internasional dan adakah hubungannya dengan
berbagai kerusuhan Indonesia. Karena dari dokumen yang ditemukan, ada
indikasi yang bersangkutan mengetahui tentang kerusuhan di Indonesia.
ADA DI INDONESIA

Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto menegaskan, dari hasil laporan
sementara intelijen sekarang ini, diperoleh indikasi jaringan Al-Qaeda ada
di Indonesia, termasuk rencananya untuk membunuh Presiden Megawati
Soekarnoputri. Untuk itu, kewajiban Mabes TNI, Badan Intelijen Negara dan
Polri untuk menindaklanjutinya.
"Kami mencoba membantu aparat yang ada untuk membuktikan apakah betul
indikasi itu mempunyai fakta atau tidak. Sampai hari ini, kami masih terus
membuktikan tentang masukan dari pihak Amerika itu," kata Panglima menjawab
wartawan di Jakarta, Rabu (18/9) pagi.

Ketika ditanya seberapa serius ancaman untuk membunuh Presiden dan
antisipasinya, Panglima TNI mengatakan, ada atau tidak ada ancaman seperti
itu, Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden) akan melakukan pengamanan
terhadap kepala negara secara maksimal.

Endriartono menjelaskan informasi tentang adanya jaringan Al-Qaeda merupakan
hasil pemeriksaan terhadap Umar al Farouq yang semula tertangkap di
Indonesia dan sudah diserahkan kepada otoritas Amerika Serikat. "Memang dari
informasi tersebut ada kegiatan Al-Qaeda di Indonesia," tegasnya.
Mengutip pengakuan Al Farouq, Panglima TNI mengungkapkan Al-Qaeda sudah
mempunyai sejumlah jaringan kegiatan yang telah dilaksanakan maupun misinya
yang masih rencana.

Di antara yang terlaksana yakni pengeboman di Atrium Senen dan Mesjid
Istiqlal. Namun TNI akan melihat dan menelusuri kembali, apakah betul
berbagai peristiwa yang meresahkan itu hasil kerja Al-Qaeda.

DUBES KUWAIT BANTAH OMAR FARUQ WARGA KUWAIT
Dubes Kuwait untuk Indonesia Jamal Mubaraq membantah berita-berita dari
Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa Omar al-Faruq (31) yang dituduh
sebagai salah seorang dalam kegiatan teror di Indonesia dan Asia Tenggara
adalah warga negara Kuwait.
"Faruq bukanlah warga negara Kuwait. Hal itu dibesar-besarkan Pers Amerika,"
kata Jamal Mubaraq kepada pers di Istana Negara Rabu, usai mengantar
beberapa anggota parlemen Kuwait menemui Presiden Megawati Soekarnoputri.
Pers Barat baru-baru ini menyebutkan sebuah laporan badan intelijen Amerika
Serikat (CIA) bahwa Omar al-Faruq terlibat dalam kegiatan teror di Indonesia
dan pernah dua kali (1999 dan 2001) mencoba membunuh Presiden Megawati.

Sementara itu, di tempat yang sama Kapolri Jenderal (Pol) Dai Bachtiar
mengungkapkan bahwa aparatnya sedang memeriksa seseorang yang diduga
terlibat dalam jaringan teror.
"Sekarang ada seseorang yang tinggal di Indonesia yang sedang diperiksa,"
katanya kepada wartawan sebelum menghadiri rapat khusus yang dipimpin
Presiden Megawati tentang penanganan tenaga kerja Indonesia (TKI) secara
keseluruhan.

Apakah orang yang diperiksa itu warga negara Indonesia, tanya wartawan yang
kemudian dijawab Kapolri, "Pokoknya ia tinggal di Indonesia".
Di tempat yang sama Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto mengatakan
saat ini memang sedang dilakukan operasi intelijen untuk membahas
kemungkinan adanya jaringan teror internasional di Indonesia.
"Operasi intelijen melibatkan semua institusi," katanya menegaskan.
Namun kemudian Panglima TNI mengatakan, "Tidak boleh adanya jaringan teror
di sini. Jika ternyata tidak ada jaringan teror internasional di tanah air,
maka TNI masih akan menentukan langkah-langkah berikutnya."

PERNAH DUA KALI BERUSAHA MEMBUNUH PRES. MEGAWATI
Pimpinan Polri dan TNI akan menggelar operasi intelijen untuk
menindaklanjuti temuan intelijen Amerika Serikat CIA tentang adanya jaringan
terorisme di Indonesia yang pernah dua kali berusaha membunuh Presiden
Megawati Soekarnoputri.
Ditemui usai mengikuti rapat koordinasi terbatas kabinet di Istana Negara
Rabu siang (18/9) Kapolri Jenderal Pol Dai Bachtiar menyatakan, kepolisian
telah mendalami dan membahas temuan agen CIA tentang pengakuan salah seorang
tersangka serangan 11 September yang tertangkap di Bogor Juni lalu Omar Al'
Faruk kepada CIA yang dikutip majalah Time bahwa dirinya terlibat dalam
perencanaan teror di Asia Tenggara, termasuk rencana pembunuhan terhadap
Presiden Megawati Soekarnoputri yang gagal. Saat ini Polri telah memeriksa
satu orang yang berdomisili di Indonesia, namun kemungkinan adalah warga
negara Jerman yang diduga memiliki keterlibatan dalam berbagai aksi teroris
internasinal.

Sementara itu Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto mengatakan, TNI
telah menerima laporan CIA tentang pengakuan Faruq. Namun benar tidaknya isu
pengakuan tersebut masih dipertanyakan. TNI akan menindaklanjuti laporan
tersebut dan bila memang benar terdapat jaringan terorisme di Indonesia,
tidak akan dibiarkan.

Polri dan TNI Akan Tindaklanjuti Keberadaan Jaringan Al'Qaeda
Keberadaan jaringan Al'Qaeda di Indonesia menurut Panglima TNI diketahui
berdasarkan laporan dari pihak intelijen AS. Salah satu sumber laporan itu
adalah pengakuan Omar Al'Faruq, tersangka teroris yang tertangkap di
Indonesia yang kemudian diekstradisi ke sebuah pangkalan militer AS di
Baghram Afghanistan untuk menjalani pemeriksaan.
Menurut Panglima TNI, gerakan teroris jaringan Al'Qaeda di Indonesia antara
lain pengeboman atrium Senen dan Mesjid Istiqlal di Jakarta. Panglima TNI
sendiri mengakui belum memiliki bukti konkrit keterlibatan jaringan Al'Qaeda
ini. Namun ia mengatakan laporan intelijen AS itu patut ditindaklanjuti baik
oleh Badan Intelijen Negara maupun Polri.

Sementara Kapolri sebelum mengikuti rapat kabinet Rabu pagi mengungkapkan,
pihaknya saat ini tengah memeriksa seorang tersangka yang terkait dengan
keberadaan Al'Faruq. Ihwal tertangkapnya Omar Al'Faruq dilansir pertama kali
oleh majalah Time edisi internet 15 September lalu. Menurut majalah itu Al'
Faruq mengungkapkan adanya gerakan jaringan Al'Qaeda di Asia Tenggara,
termasuk Indonesia. (T/Ken/Dtc/Ant/SP/PK/g)

-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Nasional Subscribers: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-m: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/
Nasional-a: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-a/
Nasional-f:http://www.polarhome.com/mailman/listinfo/nasional-f
------------------Mailing List Nasional----------------------