[Marinir] [Gatra] Su'eb: Farid Faqih Coba Suap Rp 1 Miliar
YapHongGie
ouwehoer at centrin.net.id
Wed Feb 2 05:26:18 CET 2005
URL: http://www.gatra.com/versi_cetak.php?id=52720
HUKUM & KRIMINALITAS [ GATRA Printed Edition ]
Su'eb: Farid Faqih Coba Suap Rp 1 Miliar
Banda Aceh, 1 Februari 2005 19:36
Kapten Su`eb, pada pemeriksaan Pomdam Iskandar Muda, mengaku akan disuap oleh tersangka Farid Faqih, Koordinator LSM Government Watch (Gowa), senilai Rp1 miliar, agar tidak melaporkan barang bantuan kemanusiaan yang telah dicurinya.
"Farid Faqih pernah minta tolong saya agar barang bantuan kemanusiaan yang ada di gudangnya tidak dilaporkan, dan saya akan diberi Rp 1 miliar," katanya, ketika memberikan keterangan kepada penyidik di Banda Aceh, Selasa.
Kapten Su`eb, anggota tim kesehatan Mabes TNI AD, diperiksa Lettu CPM Joni K atas kasus pemukulan Farid Faqih, yang diduga telah melakukan pencurian barang bantuan kemanusiaan untuk korban gempa bumi dan tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Kepada penyidik, Su`eb mengaku menolak tegas tawaran suap tersebut. Ia merasa dilecehkan, hingga terjadinya pemukulan terhadap Farid Faqih.
Ia menyebutkan, pada 26 Januari 2005, dirinya sedang menunggu barang bantuan yang diturunkan dari pesawat Australia di bandara Sultan Iskandar Muda.
Saat barang-barang itu dikumpulkan di landasan, dan sedang mencari truk untuk mengangkutnya, ternyata barang tersebut hilang. Setelah dicari, diketahui barang-barang itu telah sudah dimuat ke dalam dua truk yang dibawa Farid Faqih --yang mengaku-ngaku telah mendapat perintah dari pimpinan TNI.
Saat di bandara, Su`eb sempat bertemu Farid Faqih, yang mengaku dari Gowa dan dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat ditanyakan kenapa mengangkut barang tersebut, Farid mengancam agar Su`eb tidak macam-macam, bahkan menyatakan bisa menurunkan Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto serta Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Endang Suwarya dari jabatannya dalam waktu dua hari. "Gus Dur sendiri saya yang 'menurunkannya'," kata Farid, sebagaimana diungkapkan Kapten Su`eb .
Barang batuan tersebut tetap dibawa dua truk milik Front Pembela Islam (FPI) yang dipinjam Farid Faqih. Truk itu berlari kencang ke arah pintu keluar bandara. Lalu Su`eb minta bantuan provost TNI AU yang berjaga di gerbang Lanud, untuk segera menghentikan truk tersebut.
Setelah dilakukan pemeriksaan, Su`eb minta agar barang-barang bantuan milik TNI diturunkan. Tapi Farid Faqih tetap bersikukuh bahwa barang tersebut miliknya. "Bahkan Farid Faqih menyatakan 'apa urusanmu'," ujar Sueb.
Mendengar perkataan Farid, Su`eb mengaku emosi, lalu memukul Farid di bagian perut, muka dan diakhiri tendangan.
Su`eb mengatakan, sejak tanggal 24 Januari 2005, ia sudah curiga melihat kelompok Farid Faqih mengambil barang kemanusiaan yang dibawa ke gudang yang letaknya tak jauh dari bandara Sultan Iskandar Muda.
"Saya sudah mulai curiga barang bantuan kemanusiaan itu dicuri Farid sejak tanggal 24 Januari. Apabila kami tanyakan selalu dijawab bahwa hal ini demi pengamanan, dan ini perintah pimpinan TNI," ujarnya.
Mengetahui ada yang tidak beres, Su`eb kemudian melakukan pemeriksaan ke gudang milik Farid Faqih. Ternyata di dalamnya terdapat tumpukan barang-barang bantuan kemanusiaan, yang sebagian besar milik TNI.
Mengetahui hal tersebut, Farid Faqih langsung mengajak damai kepada Su`eb, agar apa yang telah dilihatnya tidak dilaporkan kepada pimpinan TNI, dan masalah barang di dua truk tersebut boleh diambil, dan persoalan dianggap selesai.
"Saat Farid Faqih mengajak damai, saya ditawari uang Rp 1 miliar agar masalah ini tidak dilaporkan. Tapi saya menolak. Justru tawaran tersebut yang membuat saya merasa dilecehkan, sehingga saya pukul sekali lagi," ujarnya.
Sementara itu, Danpomdam Iskandar Muda, Kol CPM Bakir P kepada wartawan menyatakan, pihaknya akan tetap memproses hukuman terhadap perbuatan Kapten Su`eb yang melakukan pemukulan atas Farid Faqih.
Disebutkan, selain Kapten Su`eb, pihak Pomdam Iskandar Muda hingga kini telah memeriksa empat orang saksi, masing-masing Kolonel Budi, Letkol Hasbi, Kapten Ngatmin dan Leo --seorang anggota Gowa.
Pangdam IM Mayjen TNI Endang Suwarya mempertanyakan, mengapa bantuan untuk dirinya tak kunjung sampai ke Banda Aceh.
Tujuh Miliar
Sebelumnya dilaporkan, nilai barang-barang kemanusiaan dan barang-barang milik TNI yang diduga telah diambil Farid Faqih tersebut, ditaksir mencapai Rp 7 miliar.
Informasi dari lingkungan Satuan Tugas TNI untuk Penanggulangan Bencana Aceh, Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM), Banda Aceh menyebutkan, besaran taksiran nilai harga pasar dari barang-barang yang terdapat di dua gudang yang sudah diakui Farid kepada polisi sebagai gudangnya.
Nilai harga pasar dari barang tersebut terdiri atas Rp 5,5 miliar yang ditumpuk di gudang Gapensi Blang Bintang, di Desa Krueng Raya, dan Rp 1,5 miliar yang disimpan di gudang Bulog, yang sebagian rusak akibat gempa 26 Desember 2004, di seberang kuburan massal Lambaro.
Berdasarkan pemantauan di gudang pertama, Kamis lalu, lebih sepertiga dari gudang yang besarnya seperti hanggar pesawat terbang di Krueng Raya tersebut berisi barang-barang kemanusiaan kiriman dari berbagai kota, terutama dari Jakarta (Lanud Halim Perdana Kusuma).
Izin Kapuspen
Sementara itu, Sekjen Gowa Andi W Saputra mengatakan, sebelum kejadian, Farid telah meminta izin kepada Kapuspen TNI Mayjen TNI Sjafrie Sjamsudin perihal pemindahan barang-barang bantuan yang diduga cepat rusak bila tidak segera disalurkan.
"Farid berniat untuk memindahkan bantuan tersebut ke gudang yang telah disewa Gowa, menggunakan kendaraan ALS," katanya menjelaskan.
Perihal gudang yang ditengarai pihak aparat sebagai tempat penimbunan bahan bantuan, ia menyebutkan bahwa gudang yang terletak di Krueng Lingga dan di kantor Dinas Sosial Aceh Besar itu adalah gudang yang disewa Gowa untuk menampung bantuan-bantuan dari WFP.
Farid, yang berada di Aceh atas nama LSM Gowa, Param (Pangan untuk Rakyat Miskin) dan ALS (Aceh Logistic Support), ditangkap Provost TNI AU Lanud SIM, Rabu (26/1) malam, setelah kedapatan berusaha membawa pergi barang-barang bantuan yang dikirim dengan pesawat-pesawat Hercules.
Barang-barang yang berada dalam kedua gudang tersebut berisi berbagai jenis, mulai dari air mineral, mie instan, obat-obatan, biskuit hingga kompor-kompor gas serta penanak nasi listrik (rice cooker) dalam jumlah cukup besar. Kompor-kompor gas (Kitchen-Mate) tersebut adalah barang kiriman untuk Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Endang Suwarya.
Barang-barang lain, termasuk pula tenda-tenda untuk pengungsi milik UNHCR (United Nations High Commission for Refugees, Badan PBB urusan Pengungsi). Tenda-tenda itu berkualitas tinggi dan bertulisan "UNHCR".
Dari catatan, TNI kehilangan barang-barang berupa 11 dos (330 kaleng) makanan tempur T-1 ABC (tanggal 14/1), dua koli AC (17/1), 23 koli (690 buah) water bag (kantong air) pada tanggal 18-19/1, 20 meja dan kursi lapangan, satu koli kain loreng TNI (100 meter) dan 70 koli (3.500 buah) kantong tidur (sleeping bag).
Nilai pasar barang-barang tersebut antara lain untuk water-bag berkisar 800 juta (nilai kontrak), sleeping bag Rp 900.000 per unit, kain loreng TNI Rp 150.000 per meter.
Petugas penerima barang Tim Departemen Kesehatan yang sedang bertugas di Banda Aceh, Benny, Jumat petang lalu, mendatangi gudang di Krueng Raya berusaha mencari empat ton dari total sembilan ton barang kiriman dari PT Amerta Indah Otsuka (Pocari Sweat) yang masih belum jelas keberadaannya.
Tim Depkes yang ditugasi Menteri Kesehatan Fadillah Supari itu menyatakan telah menemukan kotak-kotak kiriman obat dari Depkes Jakarta di gudang Farid Faqih lainnya di Lambaro. [TMA, Ant]
URL: http://www.gatra.com/versi_cetak.php?id=52720
-------------- next part --------------
An HTML attachment was scrubbed...
URL: http://www.polarhome.com/pipermail/marinir/attachments/20050202/b41c4a50/attachment-0001.html
More information about the Marinir
mailing list