[Marinir] [KCM] AS Ingin Mulai Kerja Sama Militer dengan RI
Yap Hong Gie
ouwehoer at centrin.net.id
Sun May 8 05:14:58 CEST 2005
Hhmmmmm .... setelah memaksakan Demokratisasi ala sono dan prinsip HAM
(dual band), menekan dengan embargo militer, giliran RI sudah mulai bepaling
pada negara Rusia, Korea dan China, kini AS tergopoh-gopoh ngajak
rekonsiliasi, takut kehilangan pasar dan dagangannya tidak laku .....
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0505/07/ln/1734082.htm
International
Sabtu, 07 Mei 2005
AS Ingin Mulai Kerja Sama Militer dengan RI
Jakarta, Kompas - Amerika Serikat bertekad memulai kembali hubungan kerja
sama militer dengan Indonesia. Demikian dinyatakan Panglima Kawasan Pasifik
Amerika Serikat (AS) Laksamana William J Fallon kepada para wartawan di
Jakarta, Jumat (6/5).
"Kenyataan bahwa saya berada di sini. Hal itu sudah dengan jelas
mencerminkan bahwa proses pembangunan kembali kerja sama militer dan
keamanan antara AS dan Indonesia sudah dimulai lagi," jelasnya.
Dia menambahkan, Indonesia dan AS kini sedang terus berusaha meningkatkan
kerja sama dan menyingkirkan berbagai kendala yang masih ada.
Fallon berharap kunjungannya ke Indonesia akan membawa perkembangan lebih
lanjut yang positif dalam hubungan Indonesia-AS.
"Sepulang dari sini saya akan melaporkan bahwa banyak perkembangan telah
terjadi di Indonesia," kata Fallon yang pada pagi harinya bertemu dengan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Hubungan baik antara Indonesia dan AS selama ini sering terhalang oleh
berbagai penilaian yang negatif tentang Indonesia, seperti Pemerintah
Indonesia sering melanggar hak-hak asasi manusia (HAM). Namun, menurut
Fallon, dalam dua hari kunjungannya ke Indonesia, ia memperoleh kesan bahwa
Indonesia bertekad memperbaiki catatan-catatan soal HAM.
Kemungkinan dipulihkannya secara resmi kerja sama militer Indonesia-AS juga
telah dibicarakan Fallon dalam pertemuannya dengan Panglima TNI Jenderal
Endriarto Sutarto, Kamis (5/5). Kesempatan itu ia gunakan juga untuk
membicarakan penanganan bencana di Aceh dan Nias, di mana pasukan AS
juga ikut terlibat.
Pada Februari lalu, Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice telah
mengizinkan para anggota TNI untuk mengikuti kembali Program Pelatihan dan
Pendidikan Militer Internasional (International Military Education and
Training Program). Pemulihan program pelatihan dan pendidikan seharga
sekitar 600.000 dollar AS per tahun itu dapat dilihat sebagai langkah awal
menuju normalisasi hubungan militer Indonesia-AS.
Sebelumnya, Washington juga telah mengendurkan larangan (embargo) untuk
memasok peralatan militer buatan AS ke Indonesia. Langkah ini ditempuh dalam
rangka meningkatkan bantuan kemanusiaan di Provinsi Aceh yang akhir tahun
lalu diluluhlantakkan bencana gempa dan tsunami.
Program pendidikan dan pelatihan militer di AS untuk anggota TNI dibekukan
setelah Kongres AS memutuskan membatalkan persetujuannya pada 16 Juli 2003.
Pembekuan ini terjadi setelah penghentian kerja sama militer menyusul
pelaksanaan referendum kemerdekaan Timor Timur (Timtim) pada 1999, di mana
Indonesia dituduh melakukan aksi pembumihangusan negara baru itu.
(muk/inu/har)
More information about the Marinir
mailing list