[Marinir] [KCM] Tak Mudah Jadi Warga Kehormatan Korps Marinir
Yap Hong Gie
ouwehoer at centrin.net.id
Fri May 27 01:47:21 CEST 2005
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0505/26/Jendela/1774177.htm
Jendela
Kamis, 26 Mei 2005
Tak Mudah Jadi Warga Kehormatan Korps Marinir
KOR Marinir adalah salah satu antara pasukan elit yang dihormati. Ini adalah
kerana pasukan ini mempunyai anggota yang terlatih, berkemahiran dan daya
tahan yang sangat membanggakan. Beta rasa berbangga kerana menjadi ahli
kepada pasukan ini.
Walau pun begitu, kita harus sentiasa beringat bahawa keupayaan, kecergasan
dan ketahanan jasmani mesti didampingi dengan sifat-sifat rohaniah untuk
meletakkan satu pasukan itu pada tahap yang tertinggi. Sifat-sifat seperti
keikhlasan, ketulusan dan kejujuran adalah juga menjadi satu kemestian untuk
melahirkan satu pasukan yang beretika dan bersusila. Inilah yang membezakan
antara yang terbaik dan yang cuma baik.
BEGITU pesan yang ditulis Sultan Haji Hassanal Bolkiah dari Istana Nurul
Iman, Brunei Darussalam, menjelang Hari Ulang Tahun Ke-57 Korps Marinir,
tahun 2003.
PESAN khusus yang disampaikan Junjungan Agung Negara Brunei Darussalam itu
tentu bukan semata karena simpati sang Raja terhadap Korps Baret Ungu itu.
Tetapi juga karena Sultan Haji Hassanal Bolkiah memang merupakan satu dari
16 orang yang mendapat kepercayaan menjadi Warga Kehormatan Korps Marinir.
Tentu sesuai tata tertib yang ada, maka setiap acara pelantikan Warga
Kehormatan Korps Marinir yang baru akan dilaksanakan dalam upacara parade
dan defile setingkat upacara HUT Marinir.
Nah, dalam suasana upacara seperti itulah Sultan Haji Hassanal Bolkiah
dilantik
sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir pada 10 April 2003.
Bersama Sultan Haji Hassanal Bolkiah masih ada seorang lagi warga negara
asing yang mendapat kehormatan sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir.
Warga Kehormatan itu yakni Jenderal Charles C Krulak, mantan Komandan Korps
Marinir Amerika Serikat (USMC) yang pengangkatannya dilakukan pada tanggal
22 Oktober 1997.
MEMANG tidak mudah untuk terpilih menjadi Warga Kehormatan Korps Baret Ungu.
Sebab, menjadi Panglima Tentara Nasional Indonesia (dulu Panglima Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia) atau menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut
pun bukan jaminan akan memperoleh penghargaan sebagai Warga Kehormatan Korps
Marinir.
Dari 12 Panglima TNI yang ada sejak Abdul Haris Nasution hingga Endriartono
Sutarto, hanya lima orang yang memperoleh gelar tersebut. Masing-masing
almarhum Jenderal Besar AH Nasution, almarhum Jenderal LB Moerdani, Jenderal
(Purn) Try Sutrisno, Jenderal (Purn) Feisal Tanjung, dan Jenderal
Endriartono
Sutarto.
Soeharto sendiri yang kemudian menjadi Presiden, tidak memperoleh
penghormatan dari Korps Baret Ungu ini.
Pemberian penghormatan untuk menjadi Warga Kehormatan Korps Marinir sudah
diberikan sejak tahun 1965, yang ditandai dengan diberikannya penghormatan
tersebut kepada almarhum Jenderal AH Nasution pada saat upacara HUT Korps
Marinir.
"Untuk mengangkat sebagai warga kehormatan itu ada tim penilainya," ungkap
Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal (Mar) Safzen Noerdin.
Laksamana (Purn) Widodo AS (kini Menteri koordinator Politik Hukum dan
Keamanan) yang menjadi Panglima TNI sejak November 1999 hingga Mei 2002
memperoleh penghormatan tersebut ketika ia menjabat sebagai Kepala Staf TNI
Angkatan Laut (Juni 1998 hingga Juli 1999).
Hal serupa berlaku untuk para Kepala Staf TNI Angkatan Laut lainnya. Tetapi,
bukan berarti bahwa sekalipun Korps Marinir itu merupakan salah satu dari
Komando Utama di lingkungan TNI Angkatan Laut, kemudian semua kepala stafnya
otomatis memperoleh penghormatan tersebut.
Hal ini dapat terlihat dari 18 Kepala Staf TNI Angkatan Laut, hanya sembilan
orang atau separuhnya saja yang dipercaya untuk mendapatkan penghormatan
sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir.
Masing-masing adalah Laksamana (Purn) Waluyo Soegito, Laksamana (Purn)
Muhammad Arifin, Laksamana (Purn) Tanto Koeswanto, Laksamana (Purn) Arief
Koesharyadi, Laksamana (Purn) Widodo AS, Laksamana (Purn) Achmad Sutjipto,
Laksamana (Purn) Indroko Sastrowiryono, dan Laksamana Bernard Kent Sondakh.
Terakhir, warga Kehormatan Korps Marinir diberikan kepada Laksamana Slamet
Soebijanto yang baru sekitar empat bulan menjadi Kepala Staf TNI Angkatan
Laut, menggantikan Laksamana Bernard Kent Sondakh.
Kepada Slamet Soebijanto bukan hanya diberikan penghormatan sebagai Warga
Kehormatan, tetapi juga disematkan dua brevet tertinggi yang ada di dalam
Korps Marinir. Masing-masing Brevet Tri Media yang dimiliki setiap anggota
Intai Amfibi (Taifib) serta Brevet Anti Teror Aspek Laut yang dimiliki inti
dari pasukan Korps Marinir yang disebut Detasemen Jala Mangkara.
BAGI mereka yang sudah mendapat kepercayaan menjadi Warga Kehormatan Korps
Marinir, tutur Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal (Mar) Safzen Noerdin,
mereka sudah terikat secara lahir maupun batin dengan budaya dan tradisi
Korps Marinir. Wajar kalau mereka pun memiliki hak untuk menjadi teladan dan
ikut mengembangkan Korps Marinir.
"Penghormatan tersebut juga bisa dicopot apabila penerimanya melakukan
perbuatan yang memecah persatuan dan kesatuan bangsa serta mengeluarkan
pernyataan yang menyudutkan atau bahkan menjelek-jelekkan Korps Marinir."
Hanya memang sejauh ini hal tersebut belum pernah terjadi. Tentu saja karena
memperolehnya pun tidak cukup hanya bermodal pangkat jenderal atau dengan
menawarkan setumpuk permata.
(Korano Nicolash LMS)
More information about the Marinir
mailing list