[Nasional-m] Penangkapan Buruh Berlanjut

Ambon nasional-m@polarhome.com
Wed Aug 28 00:00:14 2002


Jawa Pos
Rabu, 28 Agt 2002

Penangkapan Buruh Berlanjut

BANDUNG - Dua buruh ditangkap Kepolisian Resort Bandung saat berunjuk rasa
kemarin. Mereka adalah Oman S. dan Sayuti dari DPC Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia (SPSI) Cimahi. Keduanya dituduh memprovokasi massa buruh pabrik di
kawasan Cibaligo untuk berunjuk rasa ke gedung DPRD.

Sekitar pukul 08.00 kemarin, sepasukan polisi bersenjata laras panjang
dengan menaiki lima mobil Kijang membubarkan rombongan buruh yang berjumlah
sekitar 200 orang. Mereka kemudian menangkap Oman. Tak lama kemudian, mereka
menangkap Sayutin di Leuwigajah, Cimahi.

Ketua Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (FNPBI) Jabar Ety Rostiawati
mengungkapkan, dengan penangkapan itu, sudah 34 buruh yang ditahan di sel
Polres Bandung sejak unjuk rasa buruh Senin pekan lalu. Sebagian sebagai
tersangka yang memprovokasi massa ketika terjadi bentrok dengan polisi di
Bandung beberapa waktu lalu.

Para buruh dari berbagai kawasan industri Cimahi, Kopo, Padalarang,
Majalaya, dan Bandung, berunjuk rasa menentang dua RUU ketenagakerjaan. Dua
RUU itu adalah Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) serta
Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan (PPK).

Kasatserse Polres Bandung AKP A. Rusman, membantah polisi telah menangkap
dua buruh. "Kami hanya menahan seorang di antara mereka karena kedapatan
membawa 1.000 selebaran berisi ajakan unjuk rasa. Tapi, saya lupa namanya,"
ujarnya.

FNPBI dan Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang memimpin unjuk rasa itu
menilai penangkapan buruh adalah upaya politis pemerintah untuk ’membungkam’
aksi-aksi unjuk rasa menentang dua RUU itu. "Ketika diperiksa polisi, 32
kawan kami ternyata tak satu pun yang mengaku telah menggedor-gedor pabrik
mengajak unjuk rasa. Ini benar-benar tak beralasan dan sangat mengada-ada,"
ujar Ketua PRD Jabar Lucky Sugihantoro.

Lucky mengungkapkan, mental buruh di Bandung yang tergabung dalam Kesatuan
Aksi Solidaritas Buruh (KASB) saat ini sangat jatuh. Mereka diintimidasi
aparat ketika membicarakan rencana aksi-aksi buruh. "Banyak juga pabrik yang
dijaga intel polisi sehingga sangat sulit bagi kami untuk konsolidasi dan
merumuskan langkah bersama," ujarnya. (wda)