[Nasional-m] [Karawang] [Nasional] SELIDIKI "PENGAGUM" TALIBAN,YANG PERNAH MEMPEROLEH LATIHAN MILITER DIAFGHANISTAN

nasional-m@polarhome.com nasional-m@polarhome.com
Wed, 06 Nov 2002 22:56:30 +0100


-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------
BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH
-----------------------------------------------------------------------
+ ... tim investigasi kasus bom Bali sedang menyelidiki kelompok-kelompok
yang pernah berlatih militer termasuk memperoleh latihan di Afghanistan.

-  Jangan biarkan para "pengagum" Taliban tersebut merajalela untuk
melampiaskan kekerasan kebiadaban mereka di Indonesia!

-------------

Seorang Tersangka Bom Bali Ditangkap, Berasal dari Malang
Jakarta (Sinar Indonesia Baru, Selasa, 5 November 2002)

Salah satu sketsa tersangka kasus bom Bali Mohammad Fawadji yang berasal
dari Malang Jatim ternyata telah ditangkap polisi 3 hari setelah kejadian,
alasannya KTP Fawadji tertinggal di lokasi kejadian.

Keluarga Fawadji sampai kini masih mencari informasi tempat tahanan Fawadji.
Menurut mereka polisi salah tangkap karena Fawadji bekerja sebagai pemandu
wisata yang mengantar turis ke Sari Club saat tragedi itu.
Sementara itu, tim investigasi kasus bom Bali sedang menyelidiki
kelompok-kelompok yang pernah berlatih militer termasuk memperoleh latihan
di Afghanistan.

KAPOLRI : BERASAL DARI MALANG
Kapolri Jenderal Pol Dai Bachtiar membenarkan pihaknya saat ini telah
mengerahkan aparatnya ke Jawa Timur untuk mengejar pria yang sketsa wajahnya
telah disebar Polri ke seluruh Indonesia. Pria tersebut diduga pelaku
pengeboman di Bali.

Dugaan bahwa tersangka pelaku pengeboman di Bali berasal dari Malang Jawa
Timur diungkapkan Kapolri Jenderal Pol Dai Bachtiar Jumat siang (1/11).
Kapolri mengungkapkan, sejumlah saksi membenarkan salah seorang tersangka
dari tiga sketsa wajah yang telah disebarkan polisi adalah tersangka pelaku
yang mengemudikan kendaraan mini bus L-300 yang ikut diledakkan. Mini bus
tersebut diduga disewa tersangka.

Sedangkan mengenai saksi Chusnul yang diduga melihat pelaku peledakan dan
kini tengah berada di Australia karena menderita luka bakar, Kapolri
menyatakan masih dalam perlindungan Polri disana dan belum bisa dibawa ke
Jakarta karena kondisinya belum pulih.

KAPOLWIL MALANG : POLISI TELAH PERIKSA KELUARGA FAWAZI
Polisi masih terus menyelidiki nama Muhammad Fawazi yang KTP-nya ditemukan
di lokasi peledakan bom di Bali. Bahkan keluarga Fawazi yang berada di
Malang Jawa Timur sudah dimintai keterangan.

Setelah tiga sketsa wajah yang diduga sebagai pelaku peledakan bom di Bali
yang dikeluarkan Mabes Polri, Polda Jawa Timur mengembangkan penyelidikan,
termasuk penyelidikan keberadaan Muhammad Fawazi, lelaki asal Lombok Timur
yang tinggal di kawasan Merjosari Lowok Waru Malang Jawa Timur. Dasar
penyelidikan polisi ini yakni dengan ditemukannya KTP atas nama Muhammad
Fawazi di lokasi peledakan bom di Sari Club Kuta Bali.

Kapolda Jatim Brigjen Pol Heru Susanto mengakui temuan-temuan petugas di
lapangan tetap menjadi bahan masukan, termasuk adanya nama Muhammad Fawazi.
Namun polisi tetap berpegang pada azas praduga tak bersalah. Sementara itu
Kapolwil Malang Kombes Pol Mudji Waluyo mengakui telah memeriksa keluarga
dan kerabat Muhammad Fawazi yang ada di Malang.
Namun Kapolwil Malang menolak menjelaskan isi keterangan yang disampaikan
keluarga Fawazi, termasuk keberadaan Muhammad Fawazi.

KELUARGA FAWAZI MASIH MENCARI KEBERADAAN TAHANAN FAWAZI
Salah satu sketsa wajah tersangka kasus bom Bali Muhammad Fawazi yang
berasal dari Malang Jawa Timur, ternyata sudah ditangkap polisi 3 hari
setelah kejadian peledakan. Alasannya, KTP Fawazi tertinggal di lokasi
kejadian. Keluarga Fawazi sampai kini masih mencari informasi tempat tahanan
Fawazi. Menurut mereka polisi salah tangkap karena Fawazi bekerja sebagai
pemandu wisata yang mengantar turis ke Sari Club saat tragedi itu.

KELUARGA FAWAZI TOLAK BERI KETERANGAN
Keluarga Suwaidy, saudara sepupu Muhammad Fawazi yang KTP-nya ditemukan di
lokasi peledakan Sari Club Kuta Bali, menolak memberikan keterangan seputar
keberadaan Fawazi. Sementara dari kantor Kelurahan Merjosari Kecamatan
Indroyo, dilaporkan bahwa Muhammad Fawazi telah meninggalkan Malang sejak 28
September 2002 lalu.

Sejak dimintai keterangan oleh polisi seputar keberadaan Muhammad Fawazi,
kini keluarga Suwaidy menutup diri untuk memberikan keterangan kepada
wartawan. Rumah yang berada di kompleks perumahan dosen Universitas Gajayana
Malang itu tampak sepi tanpa penghuni. Suwaidy yang sempat bertemu dengan
salah seorang reporter tidak mau dimintai keterangan dan langsung keluar
rumah. Sedang kakak ipar Fawazi Umi Mawanah yang dihubungi lewat telepon
tidak mau berkomentar banyak tentang Muhammad Fawazi karena khawatir
tersudutkan dengan pemberitaan media. Sementara Abdullah, Lurah Merjosari
Kecamatan Indroyo Malang menjelaskan jika Fawazi baru tercatat sebagai
warganya sejak 28 September 2002. Alasan pindah ke Malang selain mengikuti
keluarga sepupunya, rencananya Fawazi akan melanjutkan kuliah.

Nama Muhammad Fawazi menjadi buah bibir setelah polisi menemukan KTP-nya di
kawasan Sari Club Kuta Bali 12 Oktober lalu. Dalam surat keterangan pindah
dijelaskan bahwa Muhammad Fawazi berasal dari Karang Anyer Timur Desa Lambet
Laur Lombok Timur. Namun setelah mendapatkan KTP, Fawazi meninggalkan Malang
menuju Bali dan kabarnya bekerja sebagai pemandu wisata dan sejak itu tidak
ada hubungan lagi dengan Fawazi.

SAKSI MEMBENARKAN
Identitas salah satu tersangka kasus peledakan bom Bali kini sudah di tangan
polisi. Tim Investigasi Bom Bali Mabes Polri telah memperlihatkan sebuah
foto dari satu tersangka yang dibuat sketsanya kepada saksi Chusnul
Chatimah. Dan saksi yang sedang dirawat di Australia itu membenarkannya.

Kapolri Jenderal Polisi Da'i Bactiar menjelaskan, bahwa salah satu dari tiga
sketsa itu 90 persen sama dengan aslinya. Yakni setelah dicocokkan dengan
foto yang ditemukan dari sebuah tempat yang dicurigai polisi dan kemudian
ditunjukkan pada saksi Chusnul.
"Waktu kita buat sketsa itu salah satunya mirip dengan seseorang. Setelah
kita cari yang mirip, kemudian kita tahu identitasnya, kita datang satu
tempat atau orangnya. Kemudian di situ kita dapat foto. Waktu foto kita
sampaikan pada saksi tadi, dia menyatakan 'O, ini orangnya'. Berarti 90
persen sketsa dan orang itu sama," ujar Kapolri.

Orang yang dimaksud adalah yang di dalam sketsa terlihat berbadan gemuk,
berpipi pipi temben dan bibir agak tebal. Sementara matanya sayu seperti
mengantuk dengan rambut lurus dibelah. Si tersangka diidentifikasi sebagai
laki-laki dari Jawa Timur berumur 30 tahun dengan tinggi 160-165 centi
meter.

Bila melihat sketsa yang disebarkan polisi, ini adalah sketsa yang kedua.
Namun, bukankan sketsa yang ketiga juga berambut terbelah? "Bukan, bukan
yang gondrong," tegas Kapolri kepada wartawan usai sholat Jumat di Masjid Al
Ikhlas, Mabes Polri, Jumat (1/11).

Walau sudah makin terbuka soal tersangka yang sudah diidentifikasi tapi
Kapolri tetap tidak mau menyebut nama. "Memang terpaksa kita harus bersabar.
Karena kalau kita ingin menangkap orang itu, dan disebutkan namanya, nanti
tentu lari. Kan gambarnya sudah jelas. Satu dari tiga sketsa itu, yang
berambut belah," katanya.

Ditambahkannya pihaknya semula berniat mendatangi saksi Chusnul untuk
dimintai keterangannya. Tadi kemudian diputuskan menunggu dia sembuh dan
kembali ke Indonesia. "Sehingga keterangannya tidak berubah-ubah," jelasnya.
Untuk diketahui Chusnul adalah saksi yang mengetahui seseorang yang
meletakkan bungkusan di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

Dimana foto itu ditemukan Kapolri memang tidak menjelaskan. Tapi ia
membenarkan secara tidak langsung ketika ditanya apakah yang berasal dari
Jawa Timur. "Ya, sedang kita cari ke sana. Tapi bisa saja nggak di tempat
itu lagi sekarang."

Dan atas pertanyaan apakah benar keluarganya di Malang, dijawab, "Ya memang
sempat didatangi keluarganya atau tempat lain, apakah dia pernah singgah?"
Kapolri juga belum mau menjelaskan dari kelompok mana si tersangka yang
sudah diketahui identitasnya itu. Ketika ditanya apakah dari kelompok yang
terlibat bom natal, Kapolri menyatakan hasil penyelidikan belum sampai ke
sana.
"Kita belum sampai ke sana. Yang ada sejak awal, sejak pengeboman-pengeboman
yang terjadi ada dua kelompok besar, yaitu Hambali dan kelompok GAM.
Kelompok mana masih dalam penyidikan."

Kapolri juga menjelaskan bahwa sketsa itu dibuat berdasarkan keterangan
pemilik kijang yang ditemukan ada serbuk bom di TKP. "Tiga sketsa itu adalah
orang yang dikenali oleh saksi menyewa mobil kijang kemudian membeli motor,"
jelasnya.

POLISI TELAH KANTONGI SEPULUH NAMA TERSANGKA BOM BALI
Tim investigasi gabungan Polri dan kepolisian mancanegara, kini telah
berhasil mengantongi sedikitnya sepuluh nama yang diduga terlibat dalam aksi
pengeboman di Legian, Kuta, 12 Oktober lalu.
"Sepuluh nama yang telah kita kantongi itu, diperoleh dari warga masyarakat
yang melapor dan mengaku mengenal identitas atas tiga sketsa wajah tersangka
yang telah kita publikasikan," kata Irjen Pol Drs Made Mangku Pastika,
kepala tim investigasi gabungan, kepada wartawan di Kuta, Jumat.
Ia mengungkapkan, setelah pihaknya menyebar dan mempublikasikan sketsa atas
tiga wajah tersangka pelaku pengeboman di Legian, kini mulai muncul
laporan-laporan dan informasi dari masyarakat luas.

Informasi dan laporan yang disampaikan warga masyarakat dari sejumlah daerah
di Indonesia itu, umumnya menunjuk identitas orang yang ada dalam sketsa.
"Dari sejumlah laporan itu, hingga kini terinventarisir ada sepuluh nama,"
kata Pastika, seraya menambahkan, bisa saja satu sketsa punya dua atau tiga
nama, tergantung orang yang melaporkannya.

Melihat itu, nama-nama yang masuk kini dalam proses klarifikasi tim yang
ditunjuk. "Ini dilakukan dengan menelusuri identitas orang dimaksud,
kemudian mencocokannya," ucapnya.

Pencocokan, yang antara lain tentang alibi orang yang dimaksud, sangat
penting dapat dilakukan, guna menghindari terjadinya salah tangkap, ujar
Pastika.
Namun demikian, lanjut dia, petugas hingga kini belum berhasil menangkap dan
menahan tersangka pelaku dari aksi yang telah merenggut sedikitnya 185
korban tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

187 kasus bom
Mengenai jenis bom ada kemiripannya dengan yang meledak di tempat lain,
Pastika belum dapat memastikan, karena masih harus dilakukan penelitian yang
lebih intensif.
"Kita masih teliti itu, dan bila nantinya ditemukan ada kemiripan, tentunya
pula akan dijadikan referensi untuk penyelidikan bagi pelakunya," ujar
mantan Kapolda Irian Jaya itu.

Ia mengungkapkan, sejak awal tahun 1999, di sejumlah daerah di Indonesia,
telah meletus sebanyak 187 bom. Tetapi, dari kasus sebanyak itu, hanya
beberapa bagian saja yang ada kemiripan tentang jenis atau bahan kimia yang
dipakai.

Rincian kasusnya sebagai berikut, kata Pastika. Tahun 1999 tercatat tujuh
bom yang diledakkan, yang tiga di antaranya, berhasil diselesaikan dengan
menangkap beberapa pelakunya.

Tahun 2000, terhitung 75 kasus peledakan, 42 kasus terselesaikan, sedang
rekor terjadi pada tahun 2001 sebanyak 81 peledakan, yang 59 diantaranya
terselesaikan.

Untuk tahun 2002, hingga yang terakhir di Menado, Kuta dan Bandung, tercatat
24 kejadian, namun baru 16 di antaranya yang telah berhasil diungkap,
demikian Pastika, jenderal polisi berbintang dua kelahiran Buleleng, Bali.
(T/Ken/dtc/Ant/c)

-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Nasional Subscribers: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-m: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/
Nasional-a:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-a/
Nasional-e:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-e/
------------------Mailing List Nasional------------------
_______________________________________________
Karawang mailing list
Karawang@polarhome.com
http://www.polarhome.com/mailman/listinfo/karawang