[Nasional-m] Awas Perusuh Berkeliaran diPapua
munindo
nasional-m@polarhome.com
Fri, 15 Nov 2002 22:15:26 +0100
Polda Papua Terus Kejar Tiga Otak Kerusuhan Maluku
Sinar Harapan
2002-11-14
----------------------------------------------------------------------
Jayapura, Sinar Harapan
Kepolisian Daerah (Polda) Papua masih terus mengejar tiga orang
tersangka yang diduga otak pelaku kerusuhan Maluku yang terlibat
beberapa kasus peledakan bom di berbagai tempat di Ambon dalam tahun
2001 dan 2002.
Ketiga orang tersebut yaitu Berthy Loupattty alias Etok alias Boss,
dengan ciri-ciri jempol tangan kiri putus dan bertato di sekujur
badan, Hans Nanlohy dan Viktor Tohatta. Ketiganya bertempat tinggal
terakhir di Ambon di Gang Coker RT 005. RW 06 Kelurahan Kudamati.
Mereka masuk dalam DPO (Daftar Pencarian Orang) Polda Maluku, dan
telah melarikan diri ke luar Maluku dan masuk ke wilayah Provinsi
Papua.
Hal itu dikatakan Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Drs. Raziman Tarigan
kepada SH di ruang kerjanya Senin (11/11). Menurut Tarigan yang
didampingi Kadispen AKBP Drs. Daud Sihombing SH, foto-foto ketiga
buronan itu telah diperbanyak dan disebar ke Polres-Polres dan
Polsek-Polsek. Kapolda Papua Irjen Pol. Drs. Budi Utomo telah
memerintahkan kepada para Kapolres, masing-masing membentuk tim
melakukan pengejaran dan penangkapan tiga buronan itu. ”Informasi
terakhir, ketiga buronan tersebut bersembunyi di kawasan Tanah Hitam,
Kecamatan Abepura, Jayapura,” ujar Tarigan.
Manusia Bertopeng
Mengenai isu ”manusia bertopeng” yang akhir-akhiri ini merebak di
kalangan masyarakat, Wakapolda Tarigan mengatakan isunya sendiri
ternyata memang berkembang dari mulut ke mulut sehingga menimbulkan
keresahan di kalangan masyarakat, tetapi realitasnya belum pernah ada
yang tertangkap. ”Katanya ada yang dikejar-kejar warga masyarakat tapi
tidak tertangkap,” ujarnya.
Wakapolda mengatakan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan seperti masuknya buronan Ambon dan isu manusia bertopeng,
warga dari berbagai lapisan telah meningkatkan siskamling (sistem
keamanan lingkungan) di masing-masing RT/RW.
Namun diakuinya, warga masyarakat dalam siskamling tersebut masih
melakukan over protect seperti sweeping KTP yang terkadang menimbulkan
ketegangan, walaupun sampai saat ini tidak terjadi kesalahpahaman di
kalangan warga masyarakat.
Dari hasil sweeping, tujuh orang telah ditahan warga karena tidak
memiliki KTP, kemudian ketujuh orang tersebut diserahkan kepada
Polisi. Berdasarkan pengamatan SH di seputar kota Jayapura dan
sekitarnya pada malam hari terutama setelah pukul 22.00, terlihat di
pangkal-pangkal jalan masuk pemukiman penduduk, ada pemalangan jalan
dan warga berjaga-jaga melakukan Siskamling. Mereka bersenjatakan
panah, tombak, golok dan parang. Sesekali terlihat patroli gabungan
dari Polres dan Kodim Jayapura. (hen)
Copyright © Sinar Harapan 2002