[Nasional-m] Dibukukan, 97,05 % Mahasiswi Tak Perawan

Ambon nasional-m@polarhome.com
Wed, 20 Nov 2002 22:36:58 +0100


Jawa Pos
Kamis, 21 Nov 2002

Dibukukan, 97,05 % Mahasiswi Tak Perawan

Jogja - Hasil penelitian tentang seks pranikah mahasiswi di Jogja -yang
menimbulkan kontroversi- kini dibukukan. Isinya hal-hal yang ada di balik
penelitian dan yang tak tertangkap media selama ini. Misalnya, hasil
wawancara dengan mahasiswi responden.

Iip Wijayanto, peneliti, yang menghasilkan kesimpulan bahwa 97,05 persen
mahasiswi di Jogja tidak perawan, bekerja sama dengan Radar Jogja
menerbitkan buku setebal 106 halaman itu.

Dalam buku yang dicetak terbatas tersebut, Iip mengungkapkan dasar-dasar
pemikiran dan tujuan pemilihan penelitian keperawanan. Salah satunya, dalam
rangka kampanye antiseks pranikah, dia membutuhkan data tentang perilaku
remaja soal seks pranikah.

Bahwa kemudian dia menemukan 97,05 persen di antara 1.600 mahasiswi di 16
kampus yang kos di wilayah Jogja Utara mengakui pernah berhubungan seks
sebelum menikah (tak perawan), itu sungguh di luar dugaan dan tujuan semula.

Keraguan timbul. Apakah hasil temuan dan penelitiannya itu akan
dipublikasikan? "Berbulan-bulan saya istikharah. Dipublikasikan atau tidak.
Dipublikasikan atau tidak?" aku Iip.

Akhirnya, dengan tekad memberikan peringatan bagi para orang tua dan
pemerintah setempat tentang fenomena sosial dan perilaku moral di Jogja yang
sudah banyak bergeser, Iip menyebarluaskan hasil penelitiannya tersebut.

Awalnya hanya melalui media cetak. Di luar dugaannya pula, dia mendapat
reaksi keras dari beberapa tokoh Jogja. Bahkan, seorang peneliti senior dari
sebuah universitas besar di Jogja menyatakan bahwa penelitian Iip tidak
valid.

Sebuah LSM perempuan dengan sengit mengatakan penelitian Iip telah dengan
sengaja menjatuhkan citra perempuan dan berdampak bias gender. Bukan hanya
itu. Puncaknya, Iip pun dilaporkan ke Polda DIJ karena dinilai telah
mencemarkan nama Jogja.

"Suatu saat, jika anak bapak atau ibu hamil di luar nikah. Atau menghamili
anak gadis orang di luar nikah, jangan katakan bahwa saya tidak pernah
mengingatkan," tulis Iip dalam kata pengantarnya.

Iip mengaku tak habis pikir dan tertekan dengan sikap sebagian besar
masyarakat dan tokoh Jogja, walau tak sedikit yang mendukung hasil
penelitiannya.

Melalui buku yang diterbitkan Radar Jogja ini, Iip mencoba menjelaskan bahwa
dia tidak dengan sengaja men-setting atau mendesain penelitiannya tersebut.
Kalau kemudian diketahui 97,05 persen mahasiswi di Jogja tak perawan, itu di
luar dugaannya.

Dalam buku ini, Iip juga mengutip hasil wawancara dengan salah satu
responden yang mengaku sudah kehilangan keperawanan.

Di situ Iip mencoba menjelaskan bahwa responden tersebut sebetulnya tak mau
menerima kenyataan bahwa dirinya sudah tak perawan lagi. Keaadaanlah yang
memaksanya. Sikap pacarnyalah yang membuatnya terjerumus dalam seks
pranikah. (ris)