[Nasional-m] Diperlukan Aksi Nyata

Ambon nasional-m@polarhome.com
Tue Sep 17 00:36:17 2002


Banjermasin Post

Diperlukan Aksi Nyata

Dalam lima tahun terakhir ini tercatat 500 kali seminar, lokakarya maupun
diskusi tentang pembangunan di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Kegiatan
semacam itu yang ke 501 adalah "Pertemuan Dialogis antara Pemerintah -
Perbankan - Pelaku Usaha" di Makassar awal pekan tadi. Pembahasan soal KTI
yang ke-501 yang diikuti sekitar 560 peserta dihadiri lima menteri, 14
gubernur dan 101bupati/walikota se-KTI.
Abdul Azis Karin di buletin Antara menyatakan, sejak 25 tahun lalu KTI
terabaikan akibat adanya kebijakan sentralistik. Laju pertumbuhan ekonomi di
kawasan ini tidak berkembang seperti Kawasan Barat Indonesia (KBI).
Pertemuan dialogis antara Pemerintah - Perbankan dan Pelaku Usaha"
diharapkan akan mendorong Pemerintah untuk berpihak pada KTI. Bahkan Menko
Kesra HM Yusuf Kalla pada pertemuan dialogis itu menggantungkan harapan,
angka lima kosong satu dianggap sebagai pertemuan final dari pembahasan
masalah KTI sekaligus menelorkan kebijakan-kebijakan yang berpihak ke KTI.
Kesenjangan pertumbuhan yaang cenderung merugikan masyarakat di KTI itu
muncul saat adanya pengaturan dalam tata niaga beberapa jenis komoditas
seperti cengkih dan hasil pertanian dan perkebunan lain, yang sebagian besar
diproduksi di kawasan timur. Akibatnya, KTI terpuruk karena hanya dijadikan
objek dalam mendukung kelangsungan industri besar seperti rokok, rotan dan
industri makanan di pulau Jawa.
Sementara itu Menko Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti menyatakan,
daerah KTI kekurangan sarana pendukung seperti pelabuhan dan bandara, dan
untuk itu perlu diberikan insentif khusus untuk memacu pembangunannya.
Manajemen pelabuhan di KTI harus dibenahi agar kegiatan bongkar muat kapal
dapat dilaksanakan dalam waktu yang cepat. Keterlambatan pelayanan bongkar
muat dapat mengakibatkan biaya tinggi.
Oleh sebab itu Dorodjatun mengatakan, sampai saat ini masih banyak pihak
yang pesimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Itu terjadi karena
mereka melihat penurunan produktivitas sektor perindustrian dan pertanian
secara sepihak, padahal secara nasional volume ekspor sejumlah mata dagangan
andalan tetap berjalan.
Pertemuan yang berlangsung dua hari di hotel Sahid Makassar itu menghasilkan
kesepakatan seluruh pemodal untuk memacu pertumbuhan ekonomi di KTI dan akan
dievaluasi secara berkala setiap tiga bulan oleh Menko Perekonomian,
Gubernur Bank Indonesia, Meneg PPKTI, Kadin dan Kadinda se-KTI. Ini bukan
wacana lagi sebab sudah ada hasil dari pertemuan kata Menteri Negara
Percepatan Pembangunan KTI, Manuel Kaisiepo kepada wartawan seusai pertemuan
tersebut.
Apa yang dicapai dalam dua hari ini belum final tetapi beberapa kebijakan
dasar sudah dicapai. Karena itu, dukungan dan kerjasama semua komponen
terkait di KTI diharapkan dapat memacu pembangunan kawasan ini pada semua
sektor pembangunan. Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri dalam memajukan
KTI tetapi bersama-sama mendukung agar keberpihakan Pemerintah lebih
diarahkan ke KTI. Sebagaimana diungkapkan Menko Kesra HM Yusuf Kalla, yang
dibutuhkan kawasan ini adalah sebuah aksi nyata berupa keberpihakan
Pemerintah Pusat untuk membangun KTI.



 updated: Senin, September 16, 2002 12:55:34