[Nasional-m] 80% Penduduk Usia di Atas 40 Tahun Menderita Rematik

Ambon nasional-m@polarhome.com
Mon Sep 23 23:01:04 2002


Media Indonesia
Selasa, 24 September 2002

80% Penduduk Usia di Atas 40 Tahun Menderita Rematik


JAKARTA (Media): Hampir 80% penduduk Indonesia berusia di atas 40 tahun
menderita muskuloskeletal (nyeri dan kaku pada otot dan tulang). Sayangnya,
obat penawar rasa sakit yang dijual bebas di pasaran itu memunyai efek
samping yang tidak bisa diremehkan.
Pernyataan tersebut disampaikan medical consultant Forever Living Products
dr Gede Sariputra, pada seminar Mengatasi Problem Persendian dengan 'Forever
Freedom', di Jakarta, Jumat (20/9).
"Bila pasien mengeluh sakit pegal linu pada sendi dan otot, umumnya dokter
langsung meresepkan obat rematik. Sudah bukan rahasia umum kalau obat
rematik sering kali menimbulkan efek samping," jelas Gede.
Dampak negatif yang sering muncul akibat mengonsumsi obat itu, lanjutnya,
antara lain iritasi lambung, menekan fungsi ginjal dan lever, memicu asma,
dan merusak fungsi sumsum tulang belakang yang bisa mengurangi daya imunitas
tubuh.
Gede mengatakan, ada tiga golongan gangguan sendi yang sering dikeluhkan
masyarakat. Pertama, osteoartritis (OA), merupakan bentuk umum radang sendi.
Biasanya pada penderita terjadi keausan lapisan sendi, contohnya pada lutut.
Orang-orang usia pertengahan 45 tahun ke atas sering kali merasakannya.
Kedua, reumatoid artritis (RA), merupakan bentuk peradangan yang
menghancurkan lapisan rawan sendi dan menyerang berbagai usia. Biasanya
menyerang secara simetris, sehingga penderita benar-benar nyeri di
persendian kanan dan kirinya secara bersamaan. Ketiga adalah pos-trauma
artritis, yaitu akibat trauma pada sendi yang dapat menimbulkan nyeri.
"Gejala yang sering timbul dari ketiganya adalah rasa nyeri, kaku sendi dan
ada kalanya terjadi pembengkakan sehingga timbul gangguan gerak. Biasanya
diagnosis dilakukan dengan memeriksa darah dan foto rontgen," katanya di
sela-sela peluncuran suplemen makanan yang mengandung aloe vera (lidah
buaya).
Menurut dia, aloe vera yang dikombinasikan dengan glucosamine sulfat,
chondroitin sulfat, methyl sulfonyl methane (MSM), dan vitamin C sebagai
antioksidan mampu mengatasi rasa nyeri pada penderita muskuloskeletal.
Menurutnya, sekarang telah banyak digunakan kombinasi glucosamine sulfat dan
chondroitin sulfat untuk mengatasi masalah persendian. Kedua zat utama ini
terbukti sangat efektif menghilangkan nyeri pada OA dan RA.
"Glucosamine adalah bentuk polisakarida terbuat dari kulit kerang yang
merupakan bahan dasar pembentuk tulang rawan sendi. Cara kerjanya
menstimulasi fungsi dan kerja sendi sehingga dapat terjadi regenerasi sel
rawan sendi secara berkesinambungan," tambah Gede.
Zat tersebut, lanjutnya, disisipkan melalui pergesekan sendi ke dalam rawan
sendi untuk membentuk sel-sel rawan.
"Chondroitin sulfat terbuat dari tulang rawan ikan hiu dan paus. Khasiatnya
adalah antiinflamasi (peradangan) dan penghilang rasa sakit. Zat itu juga
bisa menetralisasi perusakan enzim dan meningkatkan kualitas cairan sendi,"
jelasnya. (CR-26/V-4)