[Nasional-m] TL usir enam WTS asal Indonesia

Ambon nasional-m@polarhome.com
Sat Sep 28 02:48:06 2002


Suara Timor Lorosae
27/9/2002

TL usir enam WTS asal Indonesia

DILI --- Pihak Imigrasi Timor Leste (TL) terpaksa mengusir enam wanita asal
Indonesia karena mereka menyalagunakan ijin tinggal di negara baru Republica
Democratica Timor Leste (RDTL)dengan melakukan praktek-praktek prostitusi di
sejumlah hotel di Dili.
Supervisor Imigrasi TL, Maria do Ceu da Conceicao ketika ditemui wartawan di
Dili, Kamis (26/9) kemarin, menjelaskan, keenam wanita itu ditangkap di
sejumlah hotel di Dili saat aparat Imigrasi bersama aparat kepolisian
melakukan razia terhadap warga negara asing (WNA) di kota Dili.
Dikatakan, selain berpraktek di hotel-hotel mewah di Dili, praktek
prostitusi itu juga dilakukan di tempat-tempat lain, seperti salon, warung
dan tempat-tempat lain yang sulit diketahui aparat keamanan. Mereka menyewa
kamar hotel untuk menerima lelaki hidung belang.
Menurut Maria, seminggu lalu, pihak Imigrasi  telah mengusir 10 wanita asal
Indonesia dari TL karena diketahui melakukan praktek prostitusi di sejumlah
hotel di Dili. “Minggu lalu, kami usir 10 wanita asal Indonesia karena
mereka salahgunakan ijin kunjungannya di TL. Kemudian, operasi berikutnya,
kami tangkap lagi enam wanita yang juga melakukan aktivitas yang sama,” kata
Maria.
Dikatakan, WNA yang diusir dari TL tidak diperkenankan lagi untuk masuk ke
TL. Ia menegaskan, jika mereka masuk lagi ke TL, lalu melakukan kegiatan
prostitusi akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku di TL.
“Petugas Imigrasi akan mengantar mereka sampai di perbatasan jika mereka
kembali ke negara asalnya melalui jalan darat. Kalau mereka pulang  dengan
menggunakan pesawat, petugas Imigrasi akan mengantar mereka sampai di
Bandara Komoro Dili. Jadi, kita awasi mereka sampai mereka benar-benar
pulang ke negara asalnya,” ujar Maria.
Menurut dia, sebulan lalu, pihak Imigrasi telah memulangkan sejumlah wanita
asal Indonesia melalui jalan darat, ternyata sebulan kemudian, mereka masuk
lagi lewat jalan lain. Setelah berada di Dili, mereka kembali membuka
praktek prostitusi di hotel-hotel mewah di Dili.
Ia menyebutkan bahwa mereka yang melakukan praktek prostitusi di Dili bukan
hanya dari Indonesia, tetapi ada juga dari negara lain, seperti Thailand,
Filipina dan China. Mereka bekerja di perusahaan-perusahaan asing di kota
Dili. Ada juga yang bekerja sama dengan orang TL melakukan praktek
prostitusi secara sembunyi-sembunyi. “Ada yang berkedok sebagai tukang
pijat, ternyata profesi sebenarnya bukan pijat, tetapi membuka praktek
prostitusi,” ujarnya.
Untuk menghindari hal itu, kata Maria, pihaknya akan mengusulkan kepada
pemerintah untuk menyeleksi tenaga kerja asing yang bekerja di TL. “Tenaga
kerja asing yang bekerja di TL haruslah orang-orang yang benar-benar
memiliki keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh orang Timor Leste,” tandas
Maria.
Menurut Maria, razia terhadap warga asing yang dicurigai melakukan
perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum terus dilakukan sampai
negara ini bebas dari praktek-praktek amoral. “Kita sudah memulangkan
sedikitnya 300 warga asing ke negara asalnya,” kata Maria.
Berdasarkan pemantauan STL di Dili menujukkan bahwa di sejumlah hotel mewah
di Dili terdapat wanita-wanita berparas cantik membuka praktek prostitusi.
Di hotel itu, mereka menerima tamu-tamu yang umumnya orang bule dengan
pembayaran yang cukup tinggi. Untuk short time US$ 100 (Rp 1 juta) dan long
time US$ 200- US$ 300 (Rp 2 juta-Rp 3 juta). (god)