[Nusantara] QSAR: Bekisar ponzi --> Re: Omelan Seorang Pemimpi

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Mon Aug 26 11:16:22 2002


"babat" <bgongso@yahoo.com>
24 Aug 2002 13:13:03 -0700 (PDT) 
QSAR: Bekisar ponzi --> Re: Omelan Seorang Pemimpi 

Iya, kasus Alam raya bekisar ini adalah contoh lagi
dari Ponzi scheme -
penipuan keuangan dengan membayar nasabah lama memakai
dana dari
nasabah baru. Dengan 'kudung' agama (Islam - arabi)
dan penggunaan
nama tokoh / pejabat.

Tampaknya 'keberhasilan' dari QSAR ini dalam menggaruk
investor2 baru
bukannya dari kehebatan investasinya (agribisnis
sesungguhnya merupakan
lahan investasi yg bisa jadi bagus) tetapi dari
'kelihaian'nya
'menggali lobang baru menimbun lobang (hutang) lama'.
Dan dia menggali
lobang secara besar2an (=bombastis) sehingga tidak
bisa keluar lagi
dari lobang terakhirnya ... and hence it became
another Ponzi
scheme...

Mau dikudung 'niat baek' atau semangat agamawi atau
apapun tidak bisa,
karena ini adalah game finance. Dalam 'game' ini -
terlalu di-subya2
gampang menjadi Ponzi (kalaupun awalnya 'jujur' lama2
berat juga karena
dipaksa dogol2 untuk memuji diri sendiri dan menerima
duit mereka). 
Padahal, sebagaimana sepakbola World-cup atau olahraga
lain, 'game'
finance itu juga penuh dengan rules dan perlu skill
tinggi..

Sebuah game dimana 'niat baik' atau 'dijalan tuhan'
apalagi 'membela
negara' dlsb - hanyalah 'pep-talk' (=ucapan2 yg
memompa semangat,
seperti saat coach memanas2i olahragawan) - yg riil
adalah performance
nyata ..

Di Indonesia, yg masih sangat primitif pemahaman
kenyataannya - berkat
dorongan2 keliru baik dari kaum agamawan organized
religions maupun
'spiritual' dangkal2an (dukun2 dlsb) - banyak yg
mengatakan bahwa
pep-talk lebih penting dari kenyataan. Cheerleaders
(=cewek2 yg
nyurak2i pemain di lapangan) merasa yg membuat gol ...

Padahal, suatu 'game' pada suatu bidang - apakah itu
keuangan,
perbankan, perkreditan, politik, sosiologi, psikologi,
medis, atau
science apapun - haruslah berdasarkan pada kaidah
ilmunya.

Dalam hal QSAR ini, ilmu manajemen keuangan dan
investasi.

Dengan asumsi bahwa QSAR ini bukan maling sejak dari
awalnya (tampaknya
begitu pada awalnya). Usaha yg awalnya memang ada
benarnya - lama2 -
karena akibat dari 'ngomong doang hasilnya malah lebih
besar'
(sesungguhnya hanya 'hasil' dari orang memaksa ikut
investasi - bukan
benar2 'operating profits') --> si pengelola sangat
cepat terjebak
menjadi jualan gombal2an - menjamu tokoh dan mengeduk
kekayaan dari
gullibility of the masses ..
Apalagi ada banyak kata2 arab di-sebar2 menyatakan
dirinya sebagai
'muslim sukses - ridho aloh' yang dipakai secara
murahan dan diluar
konteks. Dua pihak saling menggunakan, politikus2
memakai dia sebagai
alat propaganda, dia memakai sang tokoh2 itu untuk
menipu massa.

Pelajaran ketiga : hati2 atas semua usaha yg memilah
'panitia' dan
'non-panitia' - menutup semua decision making di level
'panitia' -
padahal menyedot dana dari 'non-panitia'. Sayangnya,
hal2 yg menjadi
basis kecurangan dalam public administration ini -
adalah 'basis' dari
idea 'tokoh' ngindo yg kesasar itu .. semakin anda
mampu memanipulasi
orang lain, semakin 'hebat' lah anda ..
Untuk suatu usaha yg meminta investor mempercayakan
dananya, haruslah
ada suatu kontrak keterbukaan yg memadai tentang
penggunaannya.

Tiga pelajaran bisa ditarik dari bekisar nyasar ini :

1. hati2 akan ponzi scheme
2. hati2 akan gerakan yang diluar batas2 keilmuannya -
terutama yang
ditutup2i dengan slogan yg dibawa dari luar (agama,
politik atau apa
saja)
3. hati2 akan hal2 yg tidak bersifat terbuka 

Tentu saja, pelajaran keempat yg bersifat sangat umum
: kita harusnya
menerapkan hukum secara jelas, bahwa penipuan seperti
ponzi maupun
penipuan publik lainnya - harus mendapatkan hukuman yg
jelas. Karena
ketidak-seimbangan informasi (information asymetry)
yang inherent dalam
hubungan antara penguasa-rakyat, pengusaha
besar-investor kecil,
perusahaan besar - publik dst --> maka perlindungan
hukum adalah dasar
yg terpenting untuk keadilan..

Nah, jika kita mendengar komentar sang pehade-palsu
Haz, kurasa
'beliau' sama sekali tidak menangkap pelajaran2
diatas. Memang gampang
untuk 'dismissal' (=menganggap kecil) hal2 tertentu
jika masyarakat
masih primitif ttg pemahaman pengetahuan dan keadilan.
Sejauh daku
tidak rugi, ngapain ... (atau sejauh daku masih untung
..) Padahal
sumber dari semua kehancuran besar adalah
ketidak-adilan dan
kepincangan kecil yg bertumpuk.

Yah akhirnya .. sama kayak dikPang .... oh negeriku
nangsip nangsip
... :-)))

bb

PS. Kurasa kejadian2 di Zimbabwe sekarang patut
dipelajari : setelah
semuanya dicoba (secara ngawur) dan gagal --> cari
kambing hitam buat
dihajar! ini 'penyelesaian' buat masalah bagi 'tokoh
negara' (kalau
diijinkan rakyatnya !!)


=====
Milis bermoderasi, berthema 'Mencoba Bicara Konstruktif Soal Indonesia', rangkuman posting terpilih untuk ikut berpartisipasi membangun Indonesia Baru, Damai, dan Sejahtera. http://nusantara2000.freewebsitehosting.com/index.html
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Yahoo! Finance - Get real-time stock quotes
http://finance.yahoo.com