[Nusantara] Ke rumah tokoh muslim di kota Ambon

Ra Penak edipur@hotmail.com
Fri Aug 30 09:08:17 2002


"Ambon" <sea@swipnet.se>
Ke rumah tokoh muslim di kota Ambon
29 Aug 2002 21:25:16 +0200

KAMI BERDOA DI MEJA MAKAN BASUDARA SALAM

Dear All,

Pagi itu kurang lebih jam 11.00 kami meluncur ke jalan Pala, rumah
seorang
tokoh Muslim di kota Ambon. Rumah ini sudah sering kami kunjungi, dalam
rangka koordinasi upaya-upaya membangun perdamaian diantara kedua
komunitas
yang terpisah selama konflik 3 tahun. Karena itu tanpa sungkan mobil
kami
arahkan memasuki jalan belakang pasar, dan meluncur menuju jalan Pala
yang
terletak di daerah belakang kota. Supir mobil yang membawa kami
kelihatan
sedikit tegang, karena menurutnya selama konflik ia tak pernah memasuki
daerah basis Muslim seperti ini. Namun ketegangannya mencair setelah
kami
menceritakan bagaimana hubungan yang kami bangun selama ini dengan Pak
Haji
yang akan kami kunjungi. Ia bahkan mulai tertawa lebar mendengar
gurauan
Melissa, seorang sahabat Pak Haji yang kebetulan datang dari Paris, dan
bermaksud mengunjungi kediaman orang tua ini. Mobil yang kami tumpangi
membelok di kepadatan daerah pasar lama, dan kemudian berhenti di
samping
wartel milik Pak Haji, yang dibangun berdempetan dengan kantor dan
sekaligus
rumahnya. Berlima kami turun dan memasuki rumah yang pernah dihancurkan
pada
saat awal konflik tersebut. Melihat kami memasuki rumah itu, beberapa
karyawti wartel milik Pak Haji menyapa kami ramah dan meminta kami
menunggu
sebentar. Gadis berkerudung biru tersebut kemudian bergegas kedalam
untuk
memberitahukan Pak Haji tentang kedatangan kami. Tak lama kemudian
dengan
tawanya yang khas Pak Haji keluar menemui kami. Ia tak menyangka bahwa
kami
datang lebih awal dari waktu yang telah disepakati. Bersama Pak Haji,
isterinya keluar dan menyalami kami serta memperkenalkan diri kepada
Melissa. Dengan dialek Ambon didalam logat Jawanya yang kental ia
kemudian
mempersilahkan kami duduk diruang keluarganya. Ruang berukuran lebih
kurang
10m x 7m seketika dipenuhi dengan gelak tawa akibat gurauan khas Pak
Haji.
Suasana menjadi semakin cair ketika kami menceritakan kembali
pengalaman-pengalaman lucu saat Pak Haji berkunjung ke Paris, dan
menginap
di salah satu biara Katholik yang  cukup ternama. Belakangan ini Pak
Haji
banyak bepergian ke luar Maluku untuk mempromosikan upaya-upaya
perdamaian
yang melibatkan dirinya. Memang pada awal konflik Pak Haji termasuk
salah
satu tokoh garis keras, yang mengomandoi langsung pasukannya di
lapangan.
Namun belakangan ia berbalik dan bergerak pada track perdamaian. Suatu
pembalikan yang mengakibatkan rumahnya sempat dibom. dan jiwanya
terancam
oleh kelompok penikmat perang.
Lebih kurang 30 menit kami ngobrol diselingi panganan goreng pisang
dan
kopi tubruk yang disungguhi seorang gadis manis berkerudung merah,
sebelum
Melissa minta diri untuk menjemput adik dan seorang saudaranya untuk
bergabung bersama kami. Melissa memang seorang gadis Ambon yang telah
belasan tahun menetap di Paris dan membangun keluarganya disana.
Makanya
Melissa menjadi akrab dengan Pak Haji, ketika Pak Haji berkunjung ke
Paris
dalam rangka kampanye perdamaian bagi Maluku. Sepeninggal Melissa kami
mencoba mengisi waktu dengan bercengkerama bersama beberapa karyawan
Pak
Haji yang memang telah akrab kami kenal. Disaat yang bersamaan datang
pula
salah seorang raja Muslim dari jazirah Lei Hitu di pulau Ambon, yang
semakin
menambah akrab suasana. Rumah Pak Haji yang terletak berdekatan dengan
pangkalan speed boat, hampir selalu menjadi persinggahan bagi
saudara-saudara Muslim yang menyeberangi teluk Ambon dari Jazirah Lei
Hitu.
Apalagi Pak Haji dikenal sebagai salah satu tokoh masyarakat Lei Hitu.
Sementara ngobrol hidung kami mulai disengat dengan bau harum pindang
kuah
yang rupanya lagi dipersiapkan isterinya Pak Haji di dapur. Siang ini
memang
kami berencana untuk santap siang bersama di rumah Pak Haji.
Jam 1230 Melissa kembali bersama  bersama kedua saudaranya. Robert dan
Andre kedua saudara Melissa segera diperkenalkan kepada Pak Haji dan
Isterinya, dan kemudian bergabung bersama kami dalam obrolan hangat.
Rasa
canggung yang mulanya nampak diwajah keduanya segera sirna, ketika kami
kembali memulai untuk saling bercanda bersama Pak Haji. Kecanggungan
ini
bisa dimengerti, mengingat Andre dikenal sebagai  tokoh akar rumput
yang
cukup militan di salah satu wilayah Kristen selama konflik berlangsung.
Percakapan kami kemudian semakin semarak dengan datangnya dokter Maria
bersama tiga orang temannya. Dokter Maria adalah teman akrab Melissa,
yang
juga telah cukup dikenal Pak Haji sebelumnya. Ruang keluarga yang
lapang itu
tiba-tiba terasa semakin menyempit dan tak lagi sanggup menampung gelak
tawa
kami. Apalagi ketika Pak Haji dengan kemampuannya meramu cerita,
memandu
kami pada berbagai topik percakapan serta canda yang hangat dan akrab.
Sementara itu terlihat dua gadis manis berkerudung sedang membantu
isterinya
Pak Haji menyiapkan hidangan santap siang. Sesekali mereka melemparkan
senyum manisnya kepada kami, dan kemudian menghampiri kami untuk
menawarkan
tambahan kopi dan panganan kecil.
Lonceng dinding di ruang ngobrol itu tepat menunjukan jam 1300 ketika
isterinya Pak Haji mengajak kami menuju meja makan makan, yang menyatu
di
ruang itu. Mestinya meja itu terasa lapang untuk kebutuhan keluarga Pak
Haji. Namun karena kami ber-sebelas harus duduk bersama disitu,
ditambah
Raja salah satu negeri di Lei Hitu, maka meja itu terasa begitu sempit.
Berdesak-desakan kami duduk disitu, dihadapan hidangan pindang kuah,
papeda,
ayam panggang serta lalapan, dan beberapa jenis lainnya. Gadis
berkerudung
ponakan Pak Haji berdiri mendampingi kami disisi meja, dan siap
mengambil
papeda dari sempenya untuk diletakan di piring masing-masing kami. Dia
terlihat begitu sigap, cekatan, dan ramah untuk melayani kami siang
itu.
Dengan perut yang memang sudah keroncongan, segera kami menyambar
berbagai
jenis makanan yang dihidangkan di meja itu. Sebelumnya dengan khusuk
kami
menundukan kepala dan berdoa. Berdoa dengan bebas, tenang, dan damai.
Di
dalam doa kami sempat terucap lirih “Terima Kasih Tuhan Yesus, kami
boleh
berdoa kepadaMu di meja makan seorang Haji”
Masariku Network Ambon



_________________________________________________________________
Join the world’s largest e-mail service with MSN Hotmail. 
http://www.hotmail.com