[Nusantara] MLM dan Skema Ponzi --> PROPEST---PORBEST----korban mencari korban
Ra Penak
edipur@hotmail.com
Fri Aug 30 09:27:52 2002
babat" <bgongso@yahoo.com>
29 Aug 2002 18:17:26 -0700 (PDT)
MLM dan Skema Ponzi --> PROPEST---PORBEST----korban mencari korban
KDP bener2 aktip minggu ini :) aku prei sebentar, liat tulisan2 seger
ttg pembongkaran skema2 bajingan ngindo (yg jannya biasa2 saja - tapi
karena dikudung cem-macem, agama kek, kekuasaan kek, klenik kek -->
jadi berhasil nyolong besar2an kayak mbah Ponzi dulu )... baru mau
nanggapi QSAR yg lagi meledak, malah KDP udah nyambung lagi mbongkar
probest ini..
Wah, lumayan juga, sebentar lagi ekonomi Ngindo yg kembang-kempis ini
makin 'kemempis' dengan ledakan2 - kayata 'gegeran etika bisnis enron'
di ngamrik dulu , skala kecil2an (he he he - gmn kang ERHP , para
akuntan ngindo ngadepin 'pembukuan ngindo' model QSAR ? he he )
Daku setuju - dan salut sama pembabaran njlimet KDP ini - bahwa MLM
(multi level marketing) itu sak-jannya adalah suatu metode distribusi
basis bonus yg bisa fair dan legit (=legitimated , artinya sah) -
halal!
Ciri2nya malah sudah dibabar dibawah ini secara tok-pleng sama KDP.
MLM sesungguhnya adalah perluasan dari sistem bonus salesman yg tadinya
hanya internal (misalnya dalam organisasi sales seperti kosmetik Avon
atau peralatan plastik Tupperware) dan kemudian diriset dan
dikembangkan untuk menjadi external form of salesmanship.
Dan, sebagaimana temuan2 modern organisatoris lainnya, MLM adalah suatu
penemuan 'saintifik' yg bisa dipakai untuk memperkuat ekonomi -
terutama diarea sub-formal. Varian lain dari MLM ini adalah
network-marketer / purchaser. Prinsip dasarnya ada dan jelas,
memperoleh keuntungan dari economy of scale (pembelian/ penjualan skala
grosir) dan membagikan keuntungan itu dalam basis bonus system, suatu
bentuk organisasi yg semi-formal (dimana karyawan bukan karyawan penuh,
tapi 'casual' saja - tanpa ada kebutuhan overhead untuk organisasi
formal). Dan wages (=gaji) hampir seluruhnya berupa bonus.
Di banyak negara berkembang, formulasi ini bisa menjadi sangat penting
(misalnya, Filipina secara khusus mendorong organisasi2 spt ini).
Nah, kunci nya disini, hampir sama seperti temuan2 modern lainnya,
skema ini bisa disalahgunakan secara habis2an (sama seperti konsep
'commercial paper' di perbankan ngindo dulu, atau 'margin trading' atau
apa saja, termasuk pestol dan internet :). Pihak yg tahu / pintar tapi
jahat (he he .. banyak juga klas gini ya ?) lalu menggunakan keunggulan
(dan kelemahan) skema ini di masyarakat luas.
Sesungguhnya, semua temuan baru harus ada kontrol, jika tidak dengan
regulasi pemerintah - ya dengan suatu 'bar association' atau organisasi
dari usaha yg sama membentuk pengawasan etis (organisasi franchise
misalnya - juga sama - perlu ada proteksi --> gmn kabarnya asosiasi
franchise? sudah mati suri ? :) - supaya tidak semua nya 'mak-brug' ke
haribaan presiden (nan kerjanya part time itu, iya kang ? :) ..
Nah, MLM yg tidak diawasi - sangat mudah jatuh menjadi skema Ponzi -
yaitu suatu skema dimana 'korban mencari korban' spt diuwar banyak
sekarang.
Menilainya sebenarnya sangat sederhana : tidak ada hasil tanpa kerja
(ya deh, kecuali deposito bank --> tapi jelas angka2 nya -prosentase
profitnya ya interest rate yg diumumkan bebas itu ).
Jadi, jika ada suatu skema menjanjikan prosentasi yg diatas bunga
deposito (terutama jika Jauh diatasnya), walau dikudung pake ayat2
apapun juga ---> pasti itu suatu penipuan.
Repotnya - dalam masyarakat yg tipis etika nya spt ngindo (ucapan ini
sendiri bisa jadi polemik terpisah :) - dimana memperoleh keuntungan
itu terpenting , tidak peduli apakah keuntungan itu diperoleh dari
kerugian tidak-fair (= kalo 'kerugian fair' masih boleh 'kali ? :) dari
orang lain --> biasanya malah dianggap 'pintar' karena bakalan cepet
sugih!
Jadi, pengikut skema Ponzi - sperti yg kuyakin Forbest ini - itu
ber-harap2 cemas jadi kaya sebelum semuanya hancur ---> dalam konteks
spt orang nunggu lotre. Demikian juga kurasa para 'investor' dana2
ajaib kaya amaliah dan gubras-gubres lainnya :)
whatever shits says, tidak ada yg free - hasil memadai tanpa kerja
memadai - didunia ini. Bisa dikatakan bahwa Allah tidak menghendaki
hal itu secara mendasar sehingga dipasang menjadi hukum dasar, jangan
malah secara terbalik mengatakan "segalanya mungkin bagi Allah" -
(termasuk 'daku jadi kaya tanpa sangkan paran' :)
Di masyarakat yg tidak sakit - skema2 Ponzi ini lebih sulit berkembang
, harus sangat canggih - spt enron dg kudung2 'financial wizardy' yg
mbingungin even propesor botak :) , atau mempunyai allure (daya tarik
yg luarbiasa).
Di masyarakat yg sakit dan pemimpi - skema Ponzi sangat mudah melebar.
Dan hasilnya juga sangat lumayan - sepanjang masa.
Seorang teman pernah mendiskusikan secara 'serius' (artinya dipikir
tenanan - walo jelas tidak akan dikerjakan :) ttg skema2 Ponzi yg bisa
laku di Jakarta dan membuatnya kaya ... bisa banyak sekali.
Dan hambatan terbesar bagi dia (celakanya!) bukanlah masalah etika (!)
- tetapi masalah 'security en koneksi' yaitu garansi bahwa duit yg
terkumpul tidak malah membuatnya dijadikan rayahan preman ....
Jadi, to be fair ...
Skema2 ini - penipuan yg berbasis pada harapan kosong dan impian2 -
akan selalu ada. Yang perlu sebenarnya adalah pembatasan - agar tidak
keterlaluan (skema2 dobol begini pernah mengguncangkan negara2 eropa
timur yg kere2 - albania sampai pemerintahan jungkel (kalo nggak salah)
gara2 rakyat ngamuk sangat banyak karena skema ambrol) juga di Rusia.
Seperti pelacuran.
Yang terpenting adalah bahwa anda sendiri tidak ikut didalamnya, atau
ikut memperluasnya - atau in any way mendapat keuntungan dari nya (yg
terakhir ini sangat sulit kalo anda mbeken - karena logikanya "lho wong
orang secara sadar ngikut, kok bolehnya daku nentang rejeki " - kayak
haz itu - dan ribuan 'tokoh' ngindo lainnya )
Jadi?
Kurasa terbongkarnya garong2an gini ini tidak berarti kiamat ekonomi -
dan setiap 'njungkel'nya ngindo ini (presumably!) bisa dipakai buat
pelajaran nantinya :-P
"everything that do not kill you --> make you stronger" he he he ...
Kuncinya tetap saja : yg membuatku jadi suka ngotot kalo ngomong
saintifik2an --> modern life require modern understanding.
Pada suatu masa dulu - gegemboran bisa sederhana dan 'benar' - di jaman
modern ini banyak hal2 yg harus diteliti dengan seksama - dan
ketelitian mempelajari membutuhkan suatu disiplin, disiplin ilmu, etika
dan self-respect untuk tidak menipu orang bodoh .... ('steal candy from
a baby').
Dan semuanya itu tentu saja berat - berat material bagi yg ndak
kebagian (he he) - dan berat moral bagi yg di-oyok2 kudu nerima (ho ho
ho --> mulakno itu jadi pemimpin di ngindo itu biar idiot kaya Haz ,
asal ndak moralis ya jelas jadi kaya!! :). Dan pemikiran tradisional
/ kuno sama sekali tidak mendukung hal ini!
Karena selalu menang dulu, alasan belakangan.
Di jaman purba - bisa mengajari seseorang untuk mandi teratur saja
sudah sangat positif bagi dia - di jaman modern ini, jauh lebih banyak
yg harus diperhatikan untuk menjadi anggota masyarakat yg benar. Tidak
berarti nasehat2 lama itu salah, tetapi tidak lagi memadai - dan jika
karena fanatisme terjadi 'crowding out' maka nasehat2 kuna itu benar2
jadi penghambat, ini adalah kesalahan berpikir tradisional (=karena
kemampuan otak manusia terbatas setiap kali ada idea2 dipaksakan,
berarti ada idea2 yg harus 'out' hanya karena tidak ada tempat lagi -->
crowding out).
Detail2 pemahaman seperti mengenali MLM yg baik atau skema Ponzi ini
termasuk hal2 yg 'crowded out' dari para pemikir tradisional yg
cenderung segera balik ke 'kersaning ngalah'.
Tulisan2 sosial commentary kaya kang Sidik atawa KDP ini - adalah
sumbangan jelas bagi kehidupan bernegara / berbangsa. Patriot2 sejati
...
Suatu bangsa menjadi besar jika anggota2nya manusia2 yg terhormat -
dignity - untuk tidak mengambil keuntungan secara unfair (betapapun
puenginnya !! :)
horas bah!
salam berbangsa yg benar!
(bangsa kere sih masih lama - tapi start yg benar!)
bb
_________________________________________________________________
MSN Photos is the easiest way to share and print your photos:
http://photos.msn.com/support/worldwide.aspx