[Nusantara] Preseden Buruk bagi Partai Islam
Ra Penak
edipur@hotmail.com
Tue Nov 12 03:24:02 2002
Preseden Buruk bagi Partai Islam
Oleh Richard Suganda *
Perang terbuka masyarakat internasional melawan gerakan terorisme yang
dipimpin AS -dan menyeret Indonesia terlibat di dalamnya- dalam banyak hal
dapat dipandang sebagai preseden buruk bagi kelangsungan hidup partai-partai
Islam.
Mengapa? Sebab, perang melawan terorisme itu ternyata meminta sasaran yang
secara objektif merupakan basis konstituen partai-partai Islam, seperti
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Mungkin hal itu kebetulan saja. Tetapi, kenyataannya, berapa tokoh Islam
yang dengan gencar dituding AS -dan karena itu harus segera ditangkap-
terlibat dalam jaringan terorisme internasional secara ideologis dan politik
relatif dekat ke PPP dan PBB.
Paling tidak, tokoh-tokoh Islam formalis -seperti Abu Bakar Ba’asyir atau
mantan Panglima Laskar Jihad Ja’far Umar Thalib- selama ini relatif intim
dengan ketua umum PPP yang juga Wapres Hamzah Haz. Ba’asyir bahkan saling
berkunjung dengan Hamzah. Pada awal-awal AS dan Singapura menuduh Ba’asyir
terlibat jaringan terorisme internasional, Hamzah menyatakan pasang badan
alias membela amat keras Ba’asyir.
Ketika Umar Thalib awal masuk tahanan Polri, Hamzah pun menjenguknya. Meski
banyak pihak mengecam karena dinilai melakukan intervensi hukum, Hamzah
bergeming dengan dalih kunjungannya ke sel Umar Thalib merupakan ungkapan
simpati sesama muslim.
Dengan begitu, dapatlah digambarkan bahwa wilayah politik tempat Ba’asyir
dan Umar Thalib memperjuangkan aspirasi Islamnya pastilah bukan konsituen
PKB. Juga bukan PDIP atau Golkar.
Sebelum kedua tokoh Islam itu "bermasalah" dengan pemerintah -Ba’asyir saat
ini ditahan dengan tuduhan terlibat pengeboman dan rencana pembunuhan
terhadap Presiden Megawati, sedangkan Umar Thalib tengah diadili dengan
tuduhan melakukan provokasi di Ambon-, aspirasi mereka pastilah sejalan
dengan PPP atau PBB yang memperjuangkan masuknya Piagam Jakarta ke dalam UUD
1945.
Ketika dulu menjelang SU MPR 1999, PPP dan PBB menolak calon presiden
perempuan, dalam hal ini Megawati. Boleh jadi, Ba’asyir dan Umar Thalib
berada di wilayah perjuangan politik yang dimainkan PPP, PBB, dan
partai-partai Islam lain.
Kena Getah
Tak pelak, kampanye perang melawan terorisme yang sarat dengan label stigma
dan prasangka terhadap gerakan Islam akan menjadi preseden buruk bagi
kelangsungan partai Islam. Propaganda masyarakat internasional yang dipimpin
AS untuk memerangi terorisme -dan di Indonesia menemukan sasaran terhadap
tokoh-tokoh Islam yang selama ini dinilai dekat dengan ketua umum PPP- akan
dapat mengurangi citra dan popularitas PPP.
Memang, Islam bukan agama yang mengajari tindak kekerasan. Kalaupun,
misalnya, kelak Ba’asyir dan Umar Thalib divonis pengadilan bersalah, bukan
berarti kesalahan mereka merupakan representasi Islam.
Namun, bagi publik yang awam politik, hal itu akan menurunkan simpati
terhadap PPP dan PBB. Bahkan, degradasi simpati dapat pula berakibat pada
sebagian kalangan -yang dalam Pemilu 1999 memberikan suaranya pada PPP dan
PBB- untuk mengalihkan suaranya ke partai lain pada Pemilu 2004.
Barangkali Hamzah Haz benar ketika menentang rencana penangkapan Ba’ syir
-sebelum kemudian benar-benar ditangkap karena memang tidak cukup bukti.
"Langkahi mayat saya jika mau menangkap Ba’asyir," kata Hamzah saat membela
pimpinan Pondok Pesantren Al-Mukmin itu.
Tetapi, ketika penangkapan itu benar-benar terjadi -sebagai konsekuensi
keterlibatan Indonesia dalam perang melawan terorisme internasional-, sulit
dielakkan dalam benak banyak kalangan, akan terbentuk persepsi berupa image
buruk terhadap PPP. Yakni, image bahwa PPP adalah partai yang menakutkan.
PPP bukan partai yang menyejukkan.
Ba’asyir memang belum cukup bukti terlibat dalam jaringan terorisme
internasional, seperti yang dituduhkan AS. Masalahnya ialah tudingan
terorisme itu adalah propaganda yang dapat membentuk opini publik tanpa
harus ada bukti.
Ketika opini publik dapat membentuk image buruk dalam persepsi publik,
persepsi itu akan mempengaruhi perilaku memilih dalam Pemilu 2004. Dengan
kata lain, karena PPP dipersepsikan sebagai partai yang dekat pelaku tindak
kekerasan yang menakutkan, boleh jadi akan terjadi eksodus pemilih PPP dalam
Pemilu 2004.
Dilematis
PPP -dan juga PBB- sebagai calon korban propaganda terorisme yang digalang
AS bakal pula mengalami dilema. Di satu pihak, melalui propaganda terorisme
itu, mereka akan dipersepsikan sebagai partai yang dekat dengan pelaku
kekerasan.
Dalam pikiran publik, partai-partai Islam adalah partai yang menakutkan,
terutama menurut pemilih yang secara ideologis tidak cukup dekat dengan
ideologi partai Islam. Karena itu, peluang untuk menarik pemilih dari lintas
konsituen menjadi semakin sulit.
Namun, di pihak lain -ini yang dapat memukul partai-partai Islam dalam
Pemilu 2004- ialah munculnya disorientasi persepsi di internal konsituen
partai-partai Islam. Kegagalan melakukan kontra terhadap tudingan terorisme
dan provokasi yang mengakibatkan tokoh-tokoh Islam ditangkap akan
memunculkan persepsi bahwa PPP, PBB, dan partai-partai Islam lainnya gagal
melindungi tokoh-tokoh Islam. Bahkan, akan dianggap pula gagal
memperjuangkan aspirasi perjuangan Islam.
Munculnya persepsi demikian merupakan konsekuensi dari PPP dan PBB yang
sejak awal menyatakan diri sebagai partai yang memperjuangkan formulasi
ideologi Islam dalam politik dan sistem pemerintahan. Karena itu, tudingan
terorisme dan provokasi -diikuti dengan menangkap dan mengadili sejumlah
aktivis Islam- yang gagal dihadang itu akan dapat melahirkan frustrasi.
Lalu, sebagai kompensasinya, pemilih di internal konsituen partai-partai
Islam akan putus asa. Mereka menjadi apatis terhadap partai yang selama ini
mereka dukung. Lebih jauh dari itu, boleh jadi, para pemilih di internal
konstituen partai Islam akan mengambil keputusan begini: tak menggunakan hak
pilihnya untuk memilih.
* Richard Suganda, pernah menjadi pengajar tamu di Universitas Nasional
Singapura
_________________________________________________________________
Add photos to your e-mail with MSN 8. Get 2 months FREE*.
http://join.msn.com/?page=features/featuredemail